Rupiah Hari Ini 27 April 2023 Kembali Menguat ke 14.831 per Dolar AS

Pada Kamis (27/4/2023), nilai tukar rupiah naik lima poin atau 0,04 persen ke posisi 14.831 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.836 per dolar AS.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Apr 2023, 11:45 WIB
Pada Kamis (27/4/2023), nilai tukar rupiah naik lima poin atau 0,04 persen ke posisi 14.831 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.836 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali menguat pada awal perdagangan Kamis. Penguatan kurs rupiah terjadi tengah potensi perlambatan ekonomi Amerika Serikat (AS). Penguatan ini masih didukung oleh langkah investor yang memborong aset-aset keuangan di Indonesia

Pada Kamis (27/4/2023), nilai tukar rupiah naik lima poin atau 0,04 persen ke posisi 14.831 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.836 per dolar AS.

Dalam Market Update Mandiri Sekuritas pada 27 April 2023, rupiah ditutup menguat pada perdagangan Rabu kemarin dan secara year to date masih menguat kurang lebih 4 persen.

Hal ini bisa terjadi karena dolar AS melemah karena adanya kekhawatiran resesi di Amerika Serikat (AS). Namun di dalam negeri pertumbuhan ekonomi masih diproyeksikan tinggi di tahun ini

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,1 persen pada triwulan II 2023 dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), setelah perkiraan 5 persen (yoy) pada kuartal I tahun 2023.

Dengan perkiraan itu, secara keseluruhan tahun 2023 perekonomian domestik kemungkinan akan tumbuh bias ke atas pada proyeksi BI dalam rentang 4,5 persen (yoy) sampai 5,3 persen (yoy) atau tepatnya kemungkinan sekitar 5,1 persen (yoy).

Perkiraan keseluruhan tahun tersebut seiring dengan perekonomian Indonesia yang semakin menggeliat lebih baik berkat konsumsi swasta yang lebih kuat, kinerja ekspor lebih kuat, dan investasi khususnya non bangunan yang bagus.


Rupiah Menguat 1,38 Persen hingga 17 April 2023

Pegawai memperlihatkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 0,22 persen atau 34 poin ke Rp15.616,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS 0,16 persen ke 104,41. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat sebesar 1,38 persen hingga 17 April 2023 jika dibandingkan dengan level akhir Maret 2023. Penguatan nilai tukar rupiah ini terjadi karena kuatnya aliran modal asing yang menyerbu ke Indonesia.

"Penguatan ini didorong kuatnya aliran masuk modal asing di investasi portfolio," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dikutip dari Antara, Selasa (18/4/2023). 

Aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio pada kuartal I 2023 yang mencatat net inflows sebesar USD 4,7 miliar. Aliran masuk modal asing ke investasi portfolio terus berlanjut pada April 2023 yang hingga 14 April 2023 mencatat net inflows senilai USD 1,2 miliar.

Perkembangan positif di aliran masuk modal asing sejalan dengan dampak meredanya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah kondisi ekonomi domestik yang terus membaik seperti pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan yang menarik.

Dibanding level akhir Desember 2022, nilai tukar rupiah pada 17 April 2023 menguat 5,26 persen (year-to-date/ytd), lebih tinggi dibandingkan dengan apresiasi rupee India sebesar 0,93 persen (ytd), baht Thailand sebesar 0,71 persen (ytd), dan depresiasi peso Filipina sebesar 0,22 persen.


Rupiah Diharap Terus Menguat

Pegawai menata mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.616 per dolar AS pada Kamis (5/1) sore ini. Mata uang Garuda melemah 34 poin atau minus 0,22 persen dari perdagangan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ke depan, Perry memperkirakan kurs Garuda terus menguat sejalan dengan surplus transaksi berjalan dan berlanjutnya aliran masuk modal asing dipengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang tinggi, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.

Bank Sentral akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) dan memitigasi risiko rambatan ketidakpastian pasar keuangan global terhadap kurs rupiah.

"Kebijakan tersebut diperkuat dengan pengelolaan devisa hasil ekspor melalui implementasi term deposit valas devisa hasil ekspor sesuai dengan mekanisme pasar," ucap dia.  

Infografis Nilai Tukar Rupiah (Liputan6.com/Trie Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya