Liputan6.com, Jakarta - Meski memainkan peran sentral, sosok Ezra Miller tak kelihatan batang hidungnya saat film The Flash diputar pertama kali di CinemaCon pada Selasa malam, 25 April 2023. Dikutip dari Variety, Kamis (27/4/2023), hanya kakak beradik Andy Muschietti dan Barbara Muschietti yang bertindak sebagai sutradara dan produser film tersebut yang hadir memperkenalkan film yang disebut membutuhkan 'proses empat tahun.'
Keduanya menekankan bahwa film The Flash yang diputarkan itu belum benar-benar selesai, 'tetapi cukup keren,' menurut Barbara. Tidak ada kredit penutup sehingga masih terbuka kemungkinan dimasukkan elemen kejutan tambahan bagi para calon penonton saat film itu mulai ditayangkan di bioskop pada 16 Juni 2023.
Advertisement
Dalam film The Flash, Ezra Miller, yang memerankan tokoh Barry Allen, berkelana ke masa lalu untuk mencegah kasus pembunuhan ibunya. Keputusannya itu membawa konsekuensi yang tidak diinginkan dan membuka multiverse DC. Dengan plot tersebut, yang memasukkan penampilan dua Batman, akting para pemeran dianggap cemerlang dan memicu tepuk tangan meriah dari penonton.
Secara umum, The Flash mendapat kredit positif dari para kritikus film. Pujian 'mengesankan' dan 'luar biasa' terdengar lumrah dari mereka yang sudah menonton.
Melansir AP, Brian Welk dari Indiewire menuliskan bahwa 'itu dimainkan dengan baik', merujuk pada ada lebih dari teriakan dan napas tercekat terdengar dari penonton yang memadati tempat itu. Sementara, kritikus film Jordan Hoffman mencuit bahwa film itu, 'jauh lebih gila dari yang saya harapkan.' "Benar-benar memahami seperti apa membaca buku komik crossover empat edisi. Banyak Ezra Miller yang lucu dan hal-hal paradoks waktu. Para kutu buku akan kehilangan akal pada akhirnya," sebutnya.
Pujian untuk Akting Ezra Miller
Pujian juga disampaikan Greg Ellwood dari The Playlist dengan menulis bahwa itu 'sangat bagus' dan bahwa Miller 'hebat.' Sedangkan, Scott Mantz melangkah lebih jauh dengan menyatakan bahwa itu 'salah satu film DC terbaik, perpaduan sempurna antara aksi, hati, dan humor.'
Erik Davis dari Fandango mencuit di Twitter bahwa itu 'luar biasa' dan 'tidak diragukan lagi di antara film superhero terbaik yang pernah dibuat.' "Mendongeng yang inventif, urutan aksi FANTASTIS, pemain hebat. BEGITU BANYAK detail kutu buku," katanya.
Jason Guerrasio dari Business Insider memiliki reaksi yang lebih keras, menulis, "Itu bukan film superhero terbaik yang pernah dibuat ... tapi ini adalah film DC yang mengesankan dengan banyak emosi dan kejutan."
Film ini diharapkan bisa jadi blockbuster saat mulai ditayangkan di bioskop untuk mengobati kekecewaan Warner Bross atas penayangan Shazam! Fury of the Gods awal tahun ini. Banyak suka duka dalam proses pembuatan, terutama disebabkan polah Ezra Miller sebagai pemeran utama yang kerap berurusan dengan hukum.
Advertisement
Rentetan Masalah Hukum yang Jerat Ezra Miller
Miller ditahan dua kali di Hawaii pada tahun lalu. Satu terkait perilaku tidak tertib dan pelecehan di bar karaoke dan berikutnya atas tuduhan penyerangan tingkat dua. Polygon juga melaporkan bahwa Miller masih menghadapi dakwaan di beberapa negara bagian.
Belum lagi soal pelecehan. Orangtua dari Tokata Iron Eyes yang berusia 18 tahun, seorang aktivis penduduk asli Amerika, tahun lalu mengajukan perintah perlindungan dari Miller dan menuduh aktor tersebut memanipulasi anak mereka dan perilaku tidak pantas lain dengannya sebagai anak di bawah umur sejak usia 12 tahun. Namun, Tokata Iron Mata membantahnya.
Belakangan, Miller yang mengaku sebagai nonbiner dan menyebut diri dengan kata ganti 'mereka' akhirnya meminta maaf atas perilakunya di masa lalu. "Setelah baru-baru ini melewati masa krisis yang intens, saya sekarang mengerti bahwa saya menderita masalah kesehatan mental yang kompleks dan telah memulai perawatan berkelanjutan," kata Miller dalam sebuah pernyataan musim panas lalu, menurut Variety.
"Saya ingin meminta maaf kepada semua orang bahwa saya telah khawatir dan kesal dengan perilaku saya di masa lalu. Saya berkomitmen untuk melakukan pekerjaan yang diperlukan untuk kembali ke tahap yang sehat, aman, dan produktif dalam hidup saya."
Profil Singkat Ezra Miller
Melansir IMDb, aktor bernama lengkap Ezra Matthew Miller ini lahir di Wyckoff, New Jersey dari pasangan orangtua Marta yang berprofesi sebagai penari modern dan Robert S.Miller yang bekerja di perusahaan penerbitan buku. Ezra yang memiliki dua kakak itu menggambarkan dirinya sebagai Yahudi dan 'spiritual'.
Saat masih anak-anak, Miller pernah tampil bernyanyi di Metropolitan Opera dan bersekolah di Rockland Country Day School dan The Hudson School. Debutnya sebagai aktor film adalah saat tampil di film indie berjudul Afterschool pada 2002. Sebelumnya, ia juga tampil di sejumlah program televisi, yakni Law & Order: Special Victims Unit (1999) dan Californication (2007).
Miller mendapat pujian kritis saat memerankan Kevin Khatchadourian, putra pembunuh dari karakter Tilda Swinton, dalam film thriller dramatis We Need to Talk About Kevin (2011). Miller kemudian memerankan Patrick dalam drama remaja yang diterima dengan baik The Perks of Being a Wallflower (2012), berakting dengan Logan Lerman dan Emma Watson.
Ezra juga tampil di Madame Bovary (2014), film komedi Judd Apatow berjudul Trainwreck (2015), dan film thriller psikologis The Stanford Prison Experiment (2015). Ia juga tampil di film sekuel Fantastic Beasts yang berperan sebagai Credence.
Advertisement