Clubhouse PHK Lebih dari 50 Persen Karyawan

Pengumuman PHK karyawan hingga 50 persen disampaikan secara langsung oleh dua pendiri Clubhouse melalui memo kepada para pekerjanya

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 28 Apr 2023, 10:30 WIB
Clubhouse (sumber: Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Platform streaming audio Clubhouse, mengumumkan pemangkasan jumlah karyawan hingga lebih dari 50 persen. Pengumuman ini disampaikan oleh pendirinya Paul Davison dan Rohan Seth, dalam memo kepada para pekerjanya.

"Hari ini kami mengumumkan bahwa kami mengurangi organisasi hingga lebih dari 50 persen dan mengucapkan selamat tinggal kepada banyak rekan tim yang berbakat dan berdedikasi dalam prosesnya," tulis keduanya.

"Kami sangat menyesal melakukan ini, dan kami tidak akan membuat perubahan ini jika kami tidak merasa itu benar-benar diperlukan," kata mereka, seperti dikutip dari blog resmi Clubhouse, Jumat (28/4/2023).

Menurut Davison dan Seth, mereka yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), akan menerima undangan dalam kalendernya untuk pertemuan dengan manajer di departemennya.

Lebih lanjut, keduanya mengatakan bahwa Clubhouse membutuhkan perubahan di dunia pasca-Covid.

"Karena dunia telah terbuka pasca-Covid, semakin sulit bagi banyak orang untuk menemukan teman mereka di Clubhouse dan memasukkan percakapan panjang ke dalam kehidupan sehari-hari mereka," tulis mereka.

Davison dan Seth mengatakan bahwa mereka kesulitan untuk membuat upaya mereka bekerja, dengan jumlah karyawan Clubhouse yang ada sekarang.

Mereka mencatat adanya kesulitan untuk "mengkomunikasikan strategi ke tim lintas fungsi" dan "membuat perubahan cepat ketika tiap permukaan dimiliki oleh tim produk yang berbeda."

Menurutnya, tim yang lebih kecil dan berfokus pada produk, seharusnya membantu memperbaiki masalah yang dihadapi platform streaming audio itu.

 


Clubhouse Jadi Tren di Tengah Pandemi

Logo baru Clubhouse. (Foto: Clubhouse)

Pekerja yang terkena PHK pun akan mendapatkan gaji untuk sisa bulan April, ditambah empat bulan pesangon tambahan, atau berarti gaji penuh hingga 31 Agustus 2023.

Perusahaan juga akan tetap membayar jaminan kesehatan sampai 31 Agustus 2023 bagi karyawan yang terdampak, serta membiarkan mereka yang terkena PHK untuk membawa laptop dari kantor.

Mengutip The Verge, Clubhouse pertama kali muncul sebagai aplikasi khusus undangan di tengah berbagai pembatasan akibat pandemi Covid-19, pada tahun 2020.

Popularitas mereka meningkat karenya banyaknya orang yang mencari cara untuk berkomunikasi dengan teman secara jarak jauh.

Bahkan, banyak platform lain yang ikut memanfaatkan tren Clubhouse, di antaranya Twitter Spaces, Facebook Live Audio Rooms, hingga Spotify Live yang juga sudah tutup.

Namun, Clubhouse kesulitan menghadapi persaingan, dengan Twitter Spaces masih jadi pemain yang cukup besar dalam tren ruang khusus audio.

 


Kata Clubhouse Soal Ramainya Persaingan Konten Audio

Konferensi pers satu tahun Clubhouse (Dok. Clubhouse)

Kepada Tekno Liputan6.com dalam konferensi pers via Clubhouse beberapa waktu lalu, Davison yang juga CEO Clubhouse mengatakan bahwa mereka tidak terkejut dengan terjunnya perusahaan media sosial lain ke konten-konten audio.

Davison mengatakan, audio adalah sebuah medium yang bisa bertahan lama. Menurutnya sejak awal adanya peradaban, orang sudah saling mendengarkan orang lain berbicara. Ini berkembang dengan kemajuan teknologi.

"Jadi kami tidak terkejut ketika perusahaan-perusahaan lain memasukkan audio ke dalam platform media sosial mereka," kata Davison dalam kegiatan yang diadakan melalui Clubhouse itu, Selasa (16/11/2021).

Davison menilai hal itu adalah sesuatu yang baik bagi keseluruhan ekosistem audio itu sendiri. Menurutnya, hal ini akan membuat semakin banyak orang yang menggunakan audio untuk berkomunitas dan bersosialisasi.

Saat itu Davison mengatakan, fokus adalah hal yang penting bagi sebuah perusahaan aplikasi.

"Yang biasa Anda temukan, perusahaan yang mendefinisikan sebuah kategori, yang benar-benar fokus pada sebuah kategori, menjadi yang terdepan," kata Davison menambahkan.

 


Ingin Ciptakan Pengalaman Terbaik

Clubhouse (sumber: Unsplash)

Davison pun mencontohkan, di kategori teks sudah ada Twitter, sementara Instagram diakui memimpin untuk kategori konten gambar dan foto. Selain itu, untuk video sudah ada YouTube dan TikTok.

Menurutnya, ketika seseorang membuka sebuah aplikasi, maka konteksnya sangat terhubung dengan medium dan aplikasi tersebut.

Di sini, Davison mengatakan, ketika orang membuka aplikasi foto, maka belum tentu dia sudah menyiapkan earphone dan siap untuk terlibat dalam sebuah konten di platform tersebut.

"Saat Anda membuka aplikasi visual, Anda mungkin cuma punya waktu sebentar, tidak terhubung AirPod. Anda tidak mencari keterlibatan," kata Davison.

Maka dari itu, inilah yang membuat Clubhouse ingin menciptakan pengalaman yang terbaik bagi pengguna mereka di dunia melalui mediumnya.

(Dio/Isk)

Infografis Ancaman Gelombang PHK Massal Akibat Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya