Binance Cabut Pembatasan Pengguna Rusia Sejak Invasi ke Ukraina

Menurut laporan media lokal Rusia, Binance telah mencabut pembatasan untuk pengguna Rusia

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 29 Apr 2023, 12:03 WIB
Binance. Photo: Kanchanara/unsplash

Liputan6.com, Jakarta Pertukaran kripto terbesar di dunia, Binance, telah mencabut batasan tertentu pada pengguna Rusia. Menurut beberapa laporan, orang Rusia kembali dapat menggunakan kartu bank mereka untuk melakukan penyetoran ke Binance.

Dilansir dari Bitcoin.com, Jumat (28/4/2023), pada Maret 2022, Binance menghentikan transaksi dengan kartu yang diterbitkan Rusia, segera setelah Moskow melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada akhir Februari. 

Pembatasan diterapkan setelah Visa dan Mastercard menangguhkan operasi di Rusia sebagai bagian dari sanksi Barat atas perang.

Mengutip dukungan teknis Binance, media kripto Rusia melaporkan minggu lalu pertukaran juga telah menghapus batas USD 11.000 atau setara Rp 161,6 juta (asumsi kurs Rp 14.593 per dolar AS) pada akun Rusia. Itu diberlakukan sesuai dengan paket sanksi kelima UE pada April 2022.

Pada Oktober 2022, Uni Eropa melangkah lebih jauh, memperkenalkan larangan penuh atas penyediaan semua dompet, akun, atau layanan penyimpanan untuk aset kripto kepada orang dan penduduk Rusia sebagai bagian dari paket penalti kedelapan yang diperkenalkan oleh Brussels.

Tidak ada pengumuman resmi yang dibuat tentang penghapusan batas tersebut yang dilaporkan. 

Menurut Andrey Tugarin, seorang ahli hukum yang dikutip oleh outlet berita kripto terkemuka Rusia Bits.media, Binance mungkin telah mentransfer pengguna Rusia ke entitas di yurisdiksi yang berbeda karena pembatasan UE hanya akan berlaku untuk Uni Eropa.


Terkuak, Rusia Jadi Negara dengan Penambang Terbesar Kedua di Dunia

Ilustrasi penambangan kripto alias cryptojacking (Foto: Kaspersky)

Rusia sekarang menjadi penambang Bitcoin terbesar kedua setelah AS. Data terbaru ini muncul menurut laporan dari media Rusia Kommersant. 

Peringkat baru Rusia muncul di tengah langkah AS untuk mengenakan pajak dan mengatur penambangan kripto di tingkat negara bagian dan federal, yang menghasilkan lingkungan yang kurang ramah bagi industri di AS.

Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (25/4/2023), Rusia mengantongi posisi kedua secara global dalam hal kapasitas penambangannya antara Januari dan Maret 2023, sebesar 1 gigawatt (GW), laporan media mengutip BitRiver, penyedia solusi untuk penambangan cryptocurrency.

AS memimpin dengan kapasitas penambangan sebesar 3-4 GW. Lainnya di 10 teratas termasuk Teluk Persia dengan 700 MW, Kanada dengan 400 MW, dan Malaysia dengan 300 MW, kata laporan itu.

Rusia berada di posisi ketiga pada akhir 2021, di atas AS dan Kazakhstan dalam hal kapasitas penambangan bitcoin, mengutip data dari The Cambridge Center for Alternative Finance.

 


Kegiatan Ilegal Penambangan Kripto di Rusia

Ilustrasi bendera Rusia (pixabay)

 

Dengan meningkatnya penambangan kripto di Rusia, hal ini tak luput dari kejahatan yang dilakukan pihak tak bertanggung jawab dalam melakukan kegiatan penambangan. 

Belum lama ini, polisi dan pemasok listrik Rusia telah melakukan penutupan dan membongkar instalasi penambangan kripto ilegal di Siberia dan Rusia Selatan. Dalam salah satu kasus, penyelenggara perusahaan pertambangan dituduh mencuri listrik dalam jumlah besar.

Perusahaan listrik di kawasan itu mengumumkan pada Jumat, 17 Maret 2023, bersama dengan penegak hukum, mereka menyita 66 alat penambang. 

Seorang penduduk desa Nadezhda, yang menempatkan peralatan penambangan kripto di rumahnya dan menghubungkannya ke jaringan listrik, sekarang dapat menghadapi tuntutan pidana karena menjalankan fasilitas bawah tanah tersebut. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya