Liputan6.com, Jakarta - Gelombang panas menerpa sejumlah negara di dunia. Salah satunya, India. Di negara tersebut, suhu bahkan mencapai 44 derajat Celsius.
Di Indonesia, Berbagai daerah melaporkan suhu naik signifikan. Suhu panas, meski masih ditingkahi hujan.
Semula, banyak yang mengira suhu panas ini terkait dengan gelombang panas yang terjadi di dunia. Belakangan, BMKG membantah dan mengklarifikasi bahwa suhu panas disebabkan gerak semu matahari.
Baca Juga
Advertisement
Pada Akhir April 2023, sejumlah daerah sudah memasuki pancaroba dan kemarau. Kawasan terdampak kemarau makin meluas hingga puncaknya diperkirakan pada Agustus-September, dengan jumlah 32 provinsi terdampak.
Diprediksi kemarau tahun ini juga normal dan bahkan ada yang di atas normal, alias kemarau panjang. Sebab, kini sedang muncul fenomena alam berupa El Nino, yang menyebabkan tipisnya awan hujan.
Umat Islam dianjurkan memperbanyak doa dalam kondisi apapun. Terlebih, jika kondisi kemarau yang sampai menyebabkan kesulitan.
Mengutip laman nu.or.id, kita sangat dianjurkan untuk perbanyak memohon ampunan dan menurunkan anugerah-Nya berupa air. Perintah permohonan ampun ini dapat ditemukan pada firman Allah SWT sebagai berikut:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
Artinya: Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,–sungguh Dia adalah Maha Pengampun–niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, membanyakkan harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. (Surat Nuh ayat 10-12).
Berikut ini adalah doa musim kemarau yang dibaca Rasulullah SAW.
Simak Video Pilihan Ini:
Doa Rasulullah Saat Musim Kemarau
Adapun berikut ini adalah sejumlah doa yang pernah dibaca oleh Rasulullah SAW ketika mengalami musim kemarau panjang sehingga membuat kekurangan pasokan air untuk kebutuhan segenap makhluk hidup di bumi.
1. Doa Rasulullah Saat Pembukaan Khutbah Sholat Istisqa
Berikut ini adalah doa yang dikutip dari pembukaan khutbah Shalat Istisqa Rasulullah saw.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ, اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ, مَالِكِ يَوْمِ اَلدِّينِ, لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ, اَللَّهُمَّ أَنْتَ اَللَّهُ, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, أَنْتَ اَلْغَنِيُّ وَنَحْنُ اَلْفُقَرَاءُ, أَنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ, وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ عَلَيْنَا قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِينٍ
Alhamdulillāhi rabbil ālamīn. Arrahmānir rahīm. Māliki yaumid dīn. Lā ilāha illallāhu yaf‘alu mā yurīd. Allahumma antallāhu. Lā ilāha illā anta. Antal ghaniyyu wa nahnul fuqara`. Anzil ‘alainal ghaitsa waj‘al mā anzalta ‘alainā quwwatan wa balaghan ilā hīn.
Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Yang menguasai hari Pembalasan. Tidak ada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Dia melakukan apa saja yang dikehendaki. Ya Allah, Kau adalah Allah. Tidak ada tuhan yang layak disembah kecuali Engkau. Kau Maha Kaya. Sementara kami membutuhkan-Mu. Maka turunkanlah hujan kepada kami. Jadikanlah apa yang telah Kauturunkan sebagai kekuatan dan bekal bagi kami sampai hari yang ditetapkan. (HR Abu Dawud)
2. Doa Rasulullah SAW ketika Khutbah Jumat
berikut ini doa yang dibaca Rasulullah saw saat sedang khutbah Jumat. Seorang sahabat datang ke dalam masjid menceritakan bencana kekeringan dan meminta Rasulullah yang sedang khutbah Jumat untuk berdoa kepada Allah.
اَللَّهُمَّ أَغِثْنَا, اَللَّهُمَّ أَغِثْنَا
Allāhumma agitsnā, allāhumma agitsnā.
Artinya: Ya Allah, tolonglah kami. Ya Allah, tolonglah kami. (HR Muttafaq Alaih)
Advertisement
3. Doa Istisqa Rasulullah SAW
Berikut ini adalah lafal doa istisqa yang pernah dibaca oleh Rasulullah menurut riwayat Abu Awanah dari Sahabat Sa‘ad ra.
اَللَّهُمَّ جَلِّلْنَا سَحَابًا, كَثِيفًا, قَصِيفًا, دَلُوقًا, ضَحُوكًا, تُمْطِرُنَا مِنْهُ رَذَاذًا, قِطْقِطًا, سَجْلًا, يَا ذَا اَلْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Allāhumma jallilnā saḥāban, katsīfan, qashīfan, dalūqan, dhaḥūqan, thumthirunā minhu radzādzan, qith-qithan, sajlan, yā dzal jalāli wal ikrām.
Artinya: Ya Allah ratakanlah hujan di bumi kami, tebalkanlah gumpalan awannya, yang petirnya menggelegar, dahsyat, dan mengkilat; sebuah awan darinya Kauhujani kami dengan tetesan deras hujan yang kecil, rintik-rintik, yang menyirami bumi secara merata, wahai Dzat yang Maha Agung lagi Maha Mulia. (HR Abu Awanah)
4. Doa Seekor Semut di Zaman Nabi Sulaiman AS
adapun berikut ini adalah doa istisqa seekor semut di zaman Nabi Sulaiman As sesuai dengan cerita Rasulullah saw dalam riwayat Imam Ahmad.
اَللَّهُمَّ إِنَّا خَلْقٌ مِنْ خَلْقِكَ, لَيْسَ بِنَا غِنًى عَنْ سُقْيَاكَ
Allāhumma innā khalqun min khalqika, laysa binā ghinan ‘an suqyāka.
Artinya: Ya Allah, kami adalah salah satu makhluk-Mu. Kami tidak dapat berlepas ketergantungan dari anugerah air-Mu. (HR Ahmad)
Meski hanya doa seekor semut, Nabi Sulaiman As bersama rakyatnya membatalkan rencana istisqa karena Nabi Sulaiman As merasakan keistimewaan doa tersebut. Riwayat ini secara lengkap dapat dibaca pada hadits berikut:
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: (خرج سليمان عليه السلام يستقي، فرأى نملةً مستلقيَةً على ظهرها، رافعةً قوائمَها إلى السماء، تقول: اللهم، إنا خَلْقٌ مِن خلقِك، ليس بنا غنًى عن سُقيَاك، فقال لهم سليمان: ارجعوا؛ فقد سُقيتُم بدعوة غيركم)؛ رواه أحمد، وصحَّحه الحاكم
Artinya: Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bercerita, ‘Nabi Sulaiman As pernah melakukan ibadah istisqa, tetapi ia melihat seekor semut berposisi telentang dan mengangkat tangan dan kakinya sambil berdoa, ‘Ya Allah, kami adalah salah satu makhluk-Mu. Kami tidak dapat berlepas ketergantungan dari anugerah air-Mu.’ Menyaksikan ini, Nabi Sulaiman As mengatakan kepada rakyatnya, ‘Mari kita pulang, kalian telah di (mintakan) anugerahkan air oleh doa makhluk hidup selain kalian'. (HR Ahmad dan dishahihkan oleh Imam Al-Hakim)
Istighfar Istisqa
Adapun lafal istighfar alternatif yang perlu dibaca sebanyak-banyaknya pada saat musim kemarau panjang adalah sebagai berikut, meski sebenarnya semua lafal istighfar baik. Lafal istighfar ini diambil dari pembukaan khutbah istisqa menurut Madzhab Syafi’i.
أَسْتَغفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Astaghfirullahal azhim, la ilaha illa huwal hayyul qayyum, wa atubu ilaihi
Advertisement