Liputan6.com, Jakarta - Hubungan romantis tentu indah tapi terkadang juga bisa menjadi rumit. Jika kamu sedang mengalami kecemasan dalam hubungan, mungkin kamu tertarik untuk mencoba mengambil jeda dalam hubungan. Namun, apa arti sebenarnya dari break atau jeda dalam hubungan?
Menurut terapis pernikahan dan keluarga berlisensi yang berbasis di Chicago, Anita Chlipala, mengambil jeda bisa memberikan waktu untuk memikirkan keputusan terbaik dalam hubungan. Ini tidak berarti putus, hanya rehat sejenak.
Advertisement
Di sisi lain, terapis pasangan dan penulis buku Breaking Up and Bouncing Back, Samantha Burns, mengungkap perbedaan jeda sejenak dan putus cinta selamanya.
"Pada jeda sejenak biasanya pasangan masih memiliki niatan untuk kembali bersama. Ini adalah cara untuk memberi jeda dan kemudian kembali bersama setelah mendapatkan kejelasan, atau mengambil waktu untuk perbaikan pribadi dan pertumbuhan diri," kata Burns kepada Prevention.
Tergantung pada pasangan, jeda mungkin berarti pemisahan fisik, komunikasi yang terbatas, atau perubahan pada aturan dalam hubungan.
Kapan Harus Mengambil Break atau Jeda dalam Hubungan?
Ketika ada sesuatu yang tidak terduga terjadi dalam hubungan, seperti perselingkuhan atau perubahan karier, mengambil jeda dapat membantu.
Jeda ini memungkinkan kita untuk mengevaluasi peristiwa tersebut dan tidak bereaksi dengan cepat.
Terkadang kita juga mengambil jeda karena khawatir bahwa kita dan pasangan tidak cocok satu sama lain, tapi kita tetap bertahan karena takut sendirian.
Namun, dengan mengambil jeda, kita bisa menyadari bahwa hidup tanpa pasangan kita sebenarnya tidak sesulit yang kita bayangkan.
Lantas, apa yang harus dilakukan saat mengambil break atau jeda hubungan?
Tips Saat Mengambil Jeda Hubungan, Jangan Panik dan Tetapkan Rencana
Tidaklah mudah untuk menjalin kehidupan bersama seseorang. Beberapa kali pasti akan terjadi masalah. Namun, masalah dalam hubungan tidak selalu dapat diatasi begitu saja.
Menurut pendiri Inspired Journey Counseling Center, Kongit Farrell, mengambil jeda hanyalah satu dari banyak cara untuk menyelesaikan masalah.
“Ada banyak cara dan pendekatan untuk mengatasi masalah dalam hubungan. Jadi, mengambil jeda hanyalah salah satu pendekatan yang bisa dilakukan," kata Farrell.
Masalah dalam hubungan itu wajar. Mengambil jeda dapat membantu Anda dan pasangan dalam hal komunikasi dan penyelesaian masalah.
Tetapkan Rencana Saat Break Sejak Awal
Sebelum pasangan memutuskan untuk break sejenak, penting untuk tahu mengidentifikasi alasan.
"Setelah break selesai, apa hal yang kamu ingin berbeda? Contohnya, saya perlu mengatasi rasa khawatir saya dengan lebih baik supaya saya tidak terlibat dalam pertengkaran yang tidak perlu," kata Chlipala.
Waktu break bisa berbeda-beda untuk setiap pasangan. Namun, Chlipala menyebut tiga minggu adalah waktu yang ideal.
- Butuh satu minggu untuk tubuh dan pikiranmu menyesuaikan diri dengan tidak bertemu dengan pasanganmu.
- Butuh satu minggu lagi untuk merenungkan perasaanmu dan pikiranmu.
- Terakhir, satu minggu lagi untuk menentukan rencanamu setelah istirahat
Advertisement
Tetapkan Aturan dan Introspeksi Diri
Tetapkan Aturan dengan Pasangan
Sebelum mengambil break, ada beberapa pertanyaan yang perlu kamu dan pasanganmu pikirkan terlebih dahulu.
Apakah kamu akan berpacaran dengan orang lain selama break? Seberapa sering kamu bisa berkomunikasi? Apakah kamu akan saling memeriksa bagaimana perasaanmu? Ini penting agar kamu dan pasanganmu memahami harapan selama istirahat dan tidak ada kejutan yang tidak diinginkan.
"Jika kamu hanya ingin beristirahat selama 3 minggu, sebaiknya kamu tidak pacaran dengan siapa pun. Lebih baik luangkan waktu untuk dirimu sendiri karena periode ini sangat singkat," kata Farrell.
Luangkan Waktu untuk Introspeksi Diri
Jika kamu benar-benar berkomitmen untuk memperbaiki masalah dalam hubunganmu, buatlah beberapa tujuan untuk masa break ini.
"Kamu perlu tahu apa yang kamu dan pasanganmu akan kerjakan selama jeda ini," kata Chlipala.
Ketika kamu merenung, cobalah mengevaluasi dampak masalah yang kamu alami. Terkadang, mudah untuk meremehkan pasangan saat kita merasa memiliki dan hanya fokus pada sifat buruk mereka saja.
"Ketika kamu sendirian, itu bisa membuatmu menyadari hal-hal yang sebelumnya tidak kamu hargai," kata Chlipala.
Tentukan Titik Kontrol, Kemudian Kembali untuk Berdiskusi
Tentukan Titik Kontrol
Dengan menentukan titik kontrol, kamu bisa memantau kemajuan dan refleksi selama istirahat. Misalnya, kamu bisa memeriksa perkembangan setiap minggu atau setelah berkonsultasi dengan terapis.
Titik kontrol akan memastikan kamu dan pasanganmu bertanggung jawab untuk melakukan hal yang telah disepakati.
Titik kontrol juga bisa membantu kamu dan pasangan memutuskan apakah sudah siap untuk mengakhiri break.
Kembali untuk Berdiskusi
Kembali bersama setelah break tidak selalu berarti harus melanjutkan hubungan. Namun, penting untuk berdiskusi hal yang terbaik untuk hubungan ke depannya.
"Jika kamu berdua dapat menyelesaikan masalah bersama, itu bagus. Namun, jika tidak, disarankan untuk mencari seorang terapis pasangan yang bisa memberikan arahan dan mengajarkan informasi tentang bagaimana menjalin hubungan yang sehat dan memuaskan," kata Chlipala.
Meskipun hasil dari istirahat mungkin tidak sesuai dengan harapan awal, terap bisa jadi hasil tersebut adalah yang terbaik untukmu dan pasanganmu.
Advertisement