Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya telah berlalu. Seperti biasanya, kini masyarakat banyak yang balik mudik setelah sebelum Lebaran Idul Fitri mudik ke kampung halaman.
Sebagai umat Islam, sudah menjadi kelaziman selalu mengingat Allah SWT dalam tiap kondisi yang dihadapi. Jika diambil hikmahnya, perjalanan, baik dengan jalan kaki maupun dengan kendaraan adalah kesempatan kita untuk mengingat Allah SWT.
Baca Juga
Advertisement
Namun, seringkali kita kerap lalai untuk menyebut asma Allah atau kalimat-kalimat suci yang mengandung keutamaan luar biasa.
Padahal, Rasulullah SAW sendiri mengajarkan agar saat kita dalam perjalanan selalu menyebut asma Allah. Mengutip laman jatim.nu.or.id, riwayat Ibnu Sinni dan Al-Baihaqi menceritakan bagaimana Rasulullah SAW ketika berperang di Tabuk diminta pulang kampung ke Madinah demi mensholatkan jenazah salah seorang sahabatnya, Muawiyah.
Riwayat ini dikutip oleh Imam Nawawi dalam Al-Adzkar pada bab zikir ketika di jalan sebagai berikut ini:
وروينا في كتاب ابن السني و "دلائل النبوة" للبيهقي عن أبي أمامة الباهلي رضي الله عنه قال: "أتى رسول الله (صلى الله عليه وسلم) جبريل (صلى الله عليه وسلم) وهو بتبوك فقال: يا محمد اشهد جنازة معاوية بن معاوية المزني، فخرج رسول الله (صلى الله عليه وسلم)، ونزل جبريل (عليه السلام) في سبعين ألفا من الملائكة، فوضع جناحه الأيمن على الجبال فتواضعت، ووضع جناحه الأيسر على الأرضين فتواضعت، حتى نظر إلى مكة والمدينة، فصلى عليه رسول الله (صلى الله عليه وسلم) وجبريل والملائكة (عليهم السلام)، فلما فرغ قال: يا جبريل بم بلغ معاوية هذه المنزلة؟ قال: بقراءته: قل هو الله أحد، قائما وراكبا وماشيا
Artinya: Diriwayatkan kepada kami dalam kitab Ibnu Sinni dan kitab Dala’ilun Nubuwwah karya Al-Baihaqi dari Abu Umamah al-Bahili, ia bercerita bahwa Jibril AS mendatangi Rasulullah SAW ketika beliau di Tabuk. Wahai Muhammad, saksikanlah shalat jenazah Muawiyah bin Muawiyah al-Muzani (di Madinah), kata Jibril. Rasulullah SAW keluar (dari Tabuk). Sementara Jibril AS turun bersama 70.000 malaikat. Jibril AS menurunkan sayap kanan di atas bukit hingga merendah. Ia juga meletakkan sayap kirinya di atas tanah sampai merendah hingga ia dapat melihat kota Mekkah dan Madinah. Rasulullah SAW bersama Jibril AS dan ribuan malaikat kemudian menshalatkan jenazah Muawiyah. Setelah selesai, Rasulullah SAW bertanya: Wahai Jibril, dengan amalan apa Muawiyah mendapatkan derajat begitu tinggi ini? Muawiyah lazim membaca surat Al-Ikhlas saat berdiri, berkendaraan, dan berjalan kaki, jawab Jibril. (Lihat: Al-Imam an-Nawawi, Al-Adzkar pada Hamisy al-Futuhatur Rabbaniyyah, [Beirut: Daru Ihyait Al-Arabi, tanpa catatan tahun], juz VI, halaman: 176).
Dari penjelasan tersebut, sudah jelas bahwa Muawiyah membaca surat Al-Ikhlas ketika dia berdiri, berkendaraan atau berjalan kaki. Sungguh mulia nasibnya di akhir hidupnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Surat Al-Ikhlas: Arab, Latin dan Artinya
Muhammad bin Alan as-Shiddiqi dalam syarah Al-Adzkar, Al-Futuhatur Rabbaniyyah menerangkan bahwa di belakang Jibril AS terdapat dua shaf malaikat ketika mereka menshalatkan jenazah sahabat Muawiyah bin Muawiyah, (Lihat: Muhammad bin Alan As-Shiddiqi, Al-Futuhatur Rabbaniyyah, [Beirut: Daru Ihyait Al-Arabi, tanpa catatan tahun], juz VI, halaman: 177).
Untuk lebih lengkapnya, kami kutipkan di sini surat Al-Ikhlas berikut transliterasi dan terjemahannya sebagai berikut:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١) اللَّهُ الصَّمَدُ (٢) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (٣) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (٤)
Qul huwallâhu ahad. Allâhus shamad. Lam yalid, wa lam yûlad. Wa lam yakullahû kufuwan ahad.
Artinya: Katakanlah: Dialah Allah yang esa. Dia tempat bergantung. Dia tidak melahirkan dan tidak dilahirkan. Tiada satu pun yang menyamai-Nya.
Walhasil, zikir apa pun termasuk surat Al-Ikhlas adalah kalimat yang seharusnya dilazimkan sesering mungkin dalam keseharian kita. Wallahu a‘lam.
Tim Rembulan
Advertisement