Liputan6.com, Jakarta Terjadi perdebatan antara politikus PDI Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu dengan politikus Gerindra Andre Rosiade saat rilis survei peta elektoral Pemilu 2024 Poltracking pada Jumat 28 April 2024.
Penyebabnya Adian menyindir Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden yang terus mengalami kekalahan. Diketahui, Prabowo dua kali kalah sebagai calon presiden menghadapi Joko Widodo di Pilpres 2014 dan 2019.
Advertisement
Dalam diskusi rilis survei ini, Adian mengaku tidak khawatir elektabilitas bakal calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo masih di bawah Prabowo untuk sementara. Bahkan, ia tidak takut Ganjar berhadap dengan Prabowo yang disebut sebagai calon presiden yang pengalamannya penuh kekalahan.
"Bagaimana kita mau takut atau kita khawatir, kalau melawan Prabowo yang berkali-kali kalah. Prabowo belum pernah punya pengalaman menang, pengalamannya kalah terus," ujar Adian.
"Sebenarnya enggak menyenangkan buat kita bertanding dengan orang yang berkali-kali kalah. Kayaknya gimana gitu, enggak asik gitu loh. Ndre, sorry Ndre," kata Adian sembari menyapa Andre Rosiade yang turut hadir sebagai narasumber.
Dengan nada bicara yang agak naik, Andre langsung merespon Adian. Anggota Komisi VI DPR RI ini mengatakan, orang yang angkuh bakal kalah. Andre pun menyinggung Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln yang kalah 20 kali sebelum akhirnya menang dalam pemilu.
"Orang angkuh bakal kalah, biasa itu. Mungkin enggak baca sejarah. Lincoln itu kalah 20 kali, yang ke 21 itu menjadi presiden Amerika," ucap Andre.
Adian kembali menjawab Andre. Kata dia, Ganjar Pranowo butuh lawan yang sepadan. "Kita butuh lawan yang juga pernah menang gitu loh. Kalau lawan yang kalah terus enggak greget gitu loh Ndre," ujarnya.
"Enggak apa-apa, mungkin ada yang angkuh dan sombong ya enggak apa-apa," balas Andre.
Adian kembali melanjutkan argumennya bahwa perbandingan Ganjar melawan Prabowo tidak apple to apple. Ibarat pertarungan di ring tinju, menurut Adian, tidak akan menjadi tontonan menarik bila tokoh yang pernah menang pemilu, berhadapan dengan orang yang belum pernah menang.
Andre langsung melemparkan argumen bahwa meski Prabowo belum pernah menang di pemilu, beberapa kali mengantarkan tokoh menjadi pemenang. Ia mengingatkan Joko Widodo saat menang di Pilgub DKI 2012 bersama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, ada peran dari Prabowo.
"Pak Prabowo itu banyak menghasilkan pemenang pemenang, Jokowi-Ahok itu, itu Pak Prabowo yang mengusungnya. Bahkan meyakinkan Bu Mega, karena Bu Mega maunya Fauzi Bowo waktu itu," ujar Andre.
Dilanjutkan Andre, Anies Baswedan menjadi gubenur DKI pada Pilgub 2017 juga berkat Prabowo. Bahkan sampai mengantarkan namanya menjadi bakal calon presiden di Pilpres 2024.
"Anies Baswedan yang diusung uda Willy (Ketua DPP NasDem Willy Aditya) juga pak Prabowo yang mengantarkan menang jadi gubernur, diantar, dimodali, jadi gubernur DKI," tegas Andre.
Debat Panas Bela Ganjar dan Prabowo
Ketua DPD Gerindra Sumatera Barat ini kembali melanjutkan pernyataannya bahwa pada 2024 Prabowo yang bakal menjadi presiden. Andre yakin roda nasib bakal berputar.
"Jadi santai saja mungkin ada yang merasa menang terus ya pasti jabatan itu akan dipergilirkan kadang ada di atas kadang ada di bawah, ya 2024 kita gantian," kata Andre.
Adian membalas argumen Andre. Ia mengatakan, proses pergiliran jabatan presiden itu akan diserahkan dari Jokowi kepada Ganjar. Prabowo juga kembali disindir aktivis 98 ini, bahwa menteri pertahanan itu memang punya kemampuan memenangkan orang, tetapi tidak memenangkan dirinya sendiri.
"Ini sudah giliran Ndre dari dari Jokowi ke Ganjar. Artinya bahwa proses proses pergantian itu terjadi dan tidak bicara Jokowi ketiga periode toh, itu pertama," ujarnya.
"Terus kedua mungkin Prabowo punya kemampuan memenangkan orang, tapi tidak punya kemampuan memenangkan dirinya," sambung Adian.
Perdebatan kembali berlanjut, Andre percaya diri di 2024 Gerindra bakal mengalahkan PDIP.
Ia sampai berani menyindir deklarasi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menetapkan Ganjar sebagai calon presiden satu hari jelang lebaran karena panik. Sebab saat itu survei Indikator Politik Indonesia mencatatkan elektabilitas Prabowo 5 persen di atas Ganjar, dan Gerindra terus memepet posisi PDIP di elektabilitas partai politik.
"Tapi pasti deklarasi Bu Mega satu hari sebelum lebaran itu menunjukkan paniknya PDI Perjuangan melihat hasil survei Indikator itu yang menyatakan Pak Prabowo unggul hampir 5% ya dan juga Gerindra sudah memepet habis PDIP," ujar Andre.
Adian menjawab tantangan Andre tersebut. Ia tidak takut bila PDIP berhadap dengan Gerindra, atau Ganjar dan Prabowo berhadapan di Pemilu 2024.
"Kalau kemudian Andre melihatnya sebagai kompetisi partai, PDIP dan Gerindra ini kita lihat hasil perolehan pileg. Kalau kemudian kita bicara capres ya kita bicara Ganjar dan Prabowo," ujar Adian.
Akhirnya perdebatan ditutup karena semakin panas. Andre menjelaskan perdebatan ini terjadi karena pimpinan partainya dihina. Kemudian, ia mengakhiri perdebatan dengan Adian.
"Saya kan menjawab karena menyerempet dan menghina pimpinan saya gitu loh. Kami Gerindra pak Prabowo mengajarkan untuk menghormati lawan, tapi kami tidak pernah takut kalau menghadapi tantangan siapa saja," pungkasnya.
Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com
Advertisement