Liputan6.com, Jakarta PT Phapros Tbk yang merupakan bagian dari Holding BUMN Farmasi terus membidik kinerja tahun ini agar bisa tetap tumbuh. Beberapa lini usaha yang dioptimalkan tahun ini adalah penjualan obat resep bermerek (etikal) dan ekspor.
Hal itu sejalan dengan rencana penataan portofolio produk Perseroan di mana ke depannya emiten berkode saham PEHA ini akan memiliki lebih banyak produk obat resep bermerek dibandingkan obat generik.
Advertisement
Direktur Utama Phapros, Hadi Kardoko mengatakan bahwa pertumbuhan obat resep bermerek (etikal) Phapros di triwulan I/2023 tumbuh sebesar 8,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Kontribusi terbesar disumbangkan oleh produk Dextamine yang tumbuh sebesar lebih dari 60 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu dan Pehacain Injeksi sebesar lebih dari 37 persen,” ujar dia dalam keterangannya, Sabtu (29/4/2023).
Hadi berharap hingga akhir 2023, kinerja Perseroan tetap tumbuh seiring dengan akan diluncurkannya 8-10 produk baru dari beberapa kelas terapi, terutama di pilar etikal.
“Pertumbuhan di pilar etikal ini adalah salah satu strategi kami agar di akhir tahun 2023, portfolio produk baru Phapros akan terdiri dari lebih dari 60 persen branded dan sisanya generik.
”Pertumbuhan produk OGB Phapros juga mencatat kenaikan pada triwulan pertama ini. Realisasinya mencapai angka kumulatif Rp 123,9 milliar atau tumbuh 7,2 persen dibandingkan tahun 2022. Tablet Tambah Darah dan Omeprazole merupakan kontributor pertumbuhan ini,” ungkap Hadi.
Kontribusi Ekspor
Selain dari pilar Etikal dan OGB, kontribusi pendapatan dari lini ekspor juga mengalami peningkatan sebesar 45 persen. “Pasar ekspor masih terbuka cukup lebar bagi produk seperti multivitamin, antibiotik, antianalgesik, produk untuk menyamankan perjalanan, antialergi hingga antituberkulosis. Ini belum termasuk produk-produk obat dari kelas terapi lainnya serta alat kesehatan yang Phapros produksi bekerjasama dengan riset mitra-mitra universitas. Kami optimis bisa meningkatkan growth net sales di akhir 2023 karena masih banyak negara-negara lain yang akan menjadi target Phapros,” jelas Hadi.
Sebelumnya, di akhir tahun 2022 lalu Phapros membukukan penjualan bersih senilai Rp 1,16 triliun, naik sebesar 11,13 persen dibandingkan tahun 2021 dan mencatatkan laba bersih senilai lebih dari Rp 27 miliar atau naik sebesar lebih dari 153 persen.
Meski kinerja Perseroan di triwulan I/2023 ini mengalami sedikit koreksi, Manajemen PEHA tetap optimistis target akhir tahun akan tercapai.
“Untuk terus meningkatkan performa hingga akhir tahun, Perseroan telah menyiapkan beberapa strategi yang meliputi commercial excellence, operational excellence, organizational excellence, serta digitalisasi dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia. Dengan menerapkan strategi tersebut, kami harap pertumbuhan Phapros tetap terjaga,” pungkas Hadi.
Advertisement