Liputan6.com, Jakarta - Samsung membukukan pendapatan konsolidasi sebesar US$ 47,5 miliar (sekitar Rp 696 triliun) dan laba operasi hanya sebesar US$ 477 juta (sekitar Rp 7 triliun), sebagian besar karena bisnis semikonduktornya.
Divisi Device Solutions (DS) Samsung, yang mengoperasikan bisnis semikonduktor dan display, melaporkan pendapatan konsolidasi sebesar US$ 10,2 miliar (sekitar Rp 150 triliun). Demikian menurut Reuters, melaporkan kerugian besar raksasa teknologi tersebut, dikutip Sabtu (29/4/2023).
Advertisement
Pun demikian, perusahaan juga membukukan kerugian operasional sebesar US$ 3,4 miliar (sekitar Rp 49,8 triliun) untuk kuartal pertama (Q1 2023).
Permintaan keseluruhan untuk produk memori telah menurun selama beberapa bulan terakhir, di mana divisi tersebut melaporkan laba operasional hanya sebesar US$ 201 juta untuk kuartal keempat (Q4) 2022.
Samsung mengklaim kerugian ini terjadi karena penyesuaian inventaris yang sedang berlangsung, serta perlambatan ekonomi dan melemahnya belanja pelanggan yang diakibatkannya atas penurunan permintaan secara keseluruhan.
Meskipun demikian, Samsung memperkirakan permintaan akan pulih secara bertahap di paruh kedua 2023 karena tingkat persediaan pelanggan semakin menipis.
Meskipun kehilangan keuntungan secara keseluruhan, divisi seluler Samsung memiliki kinerja baik pada Q1 2023. Demikian sebagaimana dilansir Engadget.
Bisnis Mobile eXperience (MX) dan Nerworks perusahaan, yang mencakup perangkat seluler dan peralatan jaringan telekomunikasi, membukukan pendapatan konsolidasi sebesar US$ 23,7 miliar (sekitar Rp 348 triliun) dan laba operasional sebesar US$ 2,9 miliar (Rp 42,5 triliun).
Samsung menjelaskan meskipun permintaan smartphone secara keseluruhan rendah, pasar untuk perangkat premium tumbuh dari tahun ke tahun. Performa positif divisi tersebut dikarenakan penjualan yang kuat dari seri Galaxy S23, khususnya Galaxy S23 Ultra.
Samsung Bakal Gelar Galaxy Unpacked Lebih Awal dari Biasanya, Kapan?
Samsung dikenal selalu menggelar event Galaxy Unpacked dua kali dalam setahun. Biasanya, gelaran pertama digelar pada Februari dan Unpacked kedua diadakan pada Agustus.
Namun berdasarkan laporan terbaru dari SamMobile, Samsung dikabarkan akan mengubah kebiasaan tersebut. Dikutip dari Android Police, Rabu (26/4/2023), gelaran Galaxy Unpacked kedua di tahun ini akan digelar lebih awal dari biasanya.
Untuk 2023, Galaxy Unpacked kedua disebut akan diadakan pada minggu akhir Juli, bukan di Agustus. Menurut perkiraan, event tersebut akan diadakan pada 25 hingga 27 Juli 2023.
Tidak diketahui alasan Samsung mengubah jadwal event kali ini, tapi mengingat ini masih sebatas rumor, menarik untuk menunggu pengumuman resmi dari Samsung terkait gelaran Unpacked tahun ini.
Pada gelaran kali ini, Samsung sendiri disebut akan memperkenalkan sejumlah perangkat baru besutannya. Sama seperti tahun lalu, event kali ini akan memperkenalkan Galaxy Foldable generasi terbaru.
Kuat dugaan, perusahaan asal Korea Selatan itu akan mengungkap kehadiran Galaxy Z Flip5, Galaxy Z Fold 5, serta Galaxy Watch 6 pada event tahunan tersebut. Berdasarkan rumor yang beredar, kedua perangkat itu akan menjalankan One UI versi terbaru.
Selain soal gelaran Unpacked terbaru, Samsung juga disebut akan memperbarui desain engsel di Galaxy Z Fold 5. Smartphone ini disebut akan mengurangi terlihatnya lipatan pada layar, tapi engsel ini tidak memiliki masa pakai yang lebih panjang dari pendahulunya.
Advertisement
Engsel Samsung Galaxy Z Fold 5 Diperkirakan Bisa Dilipat hingga 200.000 Kali Lipatan
Berdasarkan laporan The Elec yang dikutip 9to5Google, Minggu (5/3/2023) diketahui bahwa Samsung telah menjalani uji coba engsel baru ini.
Akan tetapi, tes ini berkisar pada ketahanannya untuk 200.000 kali lipatan. Angka ini sama seperti tes untuk Galaxy Z Fold sebelumnya dan terpaut jauh dari pesaingnya yang baru muncul, yakni Honor Magic VS dan Oppo Find N2 dengan 400.000 kali lipatan.
Pada laporan tersebut, disebutkan, sebelumnya engsel akan diuji hingga batas maksimum 300.000 kali lipatan. Namun, 200.000 kali lipatan tampaknya merupakan batas utama dari engsel Galaxy Z Fold 5. Padahal, engsel harus mempertahankan setidaknya 85 persen kekuatannya setelah melewati 200.000 kali lipatan.
Secara teori, tes ini mungkin dapat mewakili sekitar lima tahun penggunaan smartphone layar lipat ini dengan lebih dari 100 kali lipatan per harinya.
Sementara itu, dua pesaing Samsung tersebut diperkirakan akan bertahan selama sekitar 10 tahun, yang umumnya menjadi waktu terpanjang dalam penggunaan perangkat elektronik.
Engsel “Water Drop” Dinilai Mampu Kurangi Bekas Lipatan
Samsung Z Fold 5 atau generasi smartphone layar lipat Samsung berikutnya dikabarkan akan hadir dengan pengembangan engsel baru yang disebut “Water Drop”.
Dengan engsel baru ini, kedua layar bersandar satu sama lain dengan halus sehingga menciptakan lipatan yang lebih sejajar.
Berbeda dengan Galaxy Z Fold 4 yang menggunakan engsel “U-shape”, terdapat sedikit celah di mana kedua layar tidak bersentuhan.
Menurut The Elec, perubahan pada engsel ini memberi keuntungan dalam hal ketebalan perangkat secara keseluruhan. Saat ini, engsel Samsung Galaxy Z Fold 4 memiliki ketebalan sekitar 15,8 mm.
Sementara dengan menerapkan engsel baru "Water drop", ketebalan smartphone ketika dilipat dapat dikurangi menjadi sekitar 14 mm.
Sebelumnya, terdapat pula rumor bahwa engsel Samsung Galaxy Z Fold 5 akan dapat dilipat 360 derajat. Samsung Display sendiri telah memamerkan prototipe “Flex In & Out” baru yang memungkinkan Galaxy Z Fold 5 untuk dilipat ke dalam maupun ke luar.
Advertisement