Fakta Menarik Lebaran Ketupat di Jawa

Warga di Jawa umumnya baru menyajikan hidangan berupa ketupat dan lainnya pada 8 Syawal. Karena inilah, warga di Jawa merayakan dua kali Lebaran.

oleh Mega Dwi Anggraeni diperbarui 30 Apr 2023, 08:00 WIB
ilustrasi ketupat lebaran/pexels

Liputan6.com, Jakarta - Ketupat memang jadi salah satu tradisi Lebaran di Indonesia. Hampir semua umat muslim di Indonesia menyediakan ketupat bersama opor ayam, rendang, dan lainnya. Tapi tidak begitu dengan warga di Jawa.

Warga di Jawa umumnya baru menyajikan hidangan berupa ketupat dan lainnya pada 8 Syawal. Karena inilah, warga di Jawa merayakan dua kali Lebaran.

Di masa Lebaran ketupat ini juga warga biasanya berkumpul bersama keluarga. Tidak sedikit yang kemudian mengunjungi sanak saudara, bahkan ada juga yang menggelar hajat.

Menurut beberapa sumber,  tradisi Lebaran ketupat ini diwariskan sejak masa Wali Songo, sebagai salah satu bentuk penyebaran agama Islam di Jawa. Untuk mengenal tradisi unik ini, yuk simak fakta-fakta tentang Lebaran ketupat.

 


Fakta Lebaran Ketupat, Tradisi di Jawa Sejak Jaman Wali Songo

Ketupat ilustrasi/copyright via: en.wikipedia.org

1.  Diperkenalkan Sunan Kalijaga

Di masa lalu, warga Indonesia, termasuk di daerah Jawa kerap menggunakan ketupat sebagai rasa terimakasih atas panen. Ketupat tersebut kemudian digantungkan di tanduk kerbau.

Saat menyebarkan agama Islam, Sunan Kalijaga berhasil mengubah kebiasaan tersebut pada abad ke-15 hingga ke-16 dengan mencampurkan budaya Islam dengan budaya lokal agar lebih diterima masyarakat. Saat itu Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai lambang Idul Fitri sekaligus memperkenalkan istilah ba’da di Pulau Jawa. 

Ba’da tersebut terbagi menjadi dua, yaitu ba’da Lebaran dan ba’da Kupat. Ba’da Lebaran adalah prosesi shalat Idul Fitri yang kemudian dilanjutkan dengan silaturahmi dengan keluarga dan tetangga. 

Sementara ba’da ketupat adalah tradisi membuat ketupat dan membagikannya kepada keluarga dan tetangga satu pekan setelah Idul Fitri. Upaya ini berhasil, Islam mulai diterima oleh masyarakat di Jawa dengan baik, dan tradisinya terjaga sampai saat ini.

2. Filosofi

Ketupat tak hanya sekadar makanan tradisional, makanan yang satu ini memiliki makna dan juga filosofi. Makna pertama adalah “ngaku lepat” yang berarti mengakui kesalahan, sementar makna kedua adalah “laku papat”, yang mengacu pada empat tindakan serta empat sisi pada ketupat.

3. Simbol Maaf

Saat seseorang datang ke rumah kerabat, makan ketupat yang disuguhkan, saat itulah pintu maaf telah dibuka dan segala khilaf terhapus. Ini juga mengacu pada filosofi di balik empat sisi ketupat. 

Setiap sisi ketupat memiliki nama dan artinya masing-masing. Berikut adalah nama setiap sisi ketupat.

  • Lebaran, yang dijadikan sebutan untuk Idul Fitri di Indonesia yang berarti  dibukakannya pintu ampunan bagi orang lain. 
  • Luberan, yang memiliki arti rezeki berlimpah dan memberi sedekah kepada yang membutuhkan.
  • Leburan, berarti menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan selama setahun. 
  • Laburan, memiliki arti mensucikan diri atau kembali suci bagai bayi yang baru lahir.

4. Makna Di Balik Anyaman Ketupat

Salah satu ciri khas dari ketupat adalah anyamannya yang rumit. Jalinan ketupat yang rumit menjadi gambaran keragaman masyarakat Jawa yang harus diikat bersama untuk menjaga tali silaturahmi.

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya