Liputan6.com, Jakarta PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), mengumumkan kinerja oerseeoan untuk periode tiga bulan pertama yang berakhir pada 31 Maret 2023.
Pada periode tersebut, Surya Esa Perkasa membukukan pendapatan sebesar USD 87,8 juta atau sekitar Rp 1,29 triliun (kurs Rp 14.673,55 per USD).
Advertisement
Pendapatan itu turun 45 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar USD 159 juta. Bersamaan dengab itu, EBITDA pada kuartal I 2023 tercatat sebesar USD 22,5 juta, turun 67 persen YoY.
"Pendapatan yang lebih rendah terutama disebabkan oleh harga komoditas yang lebih rendah serta penutupan dan pemeliharaan terjadwal pabrik amoniak yang selama 3 minggu. Pabrik amoniak telah beroperasi dengan produktivitas yang optimal dan efisien setelah berhasil menyelesaikan kegiatan pemeliharaannya," jelas Sekretaris Perusahaan PT Surya Esa Perkasa Tbk, Shinta D.U. Siringoringo dalam keterangan resmi, Sabtu (29/4/2023).
Informasi saja, harga amoniak global melemah pada kuartal I 2023, terutama pada Maret seiring harga energi global yang kembali normal. Sementara jumlah permintaan masih dalam pemulihan secara bertahap.
Selanjutnya, dengan dibukanya kembali China setelah Covid-19, membaiknya permintaan di sektor pupuk dan Eropa tetap berada di bawah tekanan harga gas yang tinggi, ESSA memperkirakan harga amoniak akan kembali normal ke tingkat yang lebih sehat pada paruh kedua tahun ini.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, beban pokok pendapatan pada kuartal I 2023 tercatat lebih rendah yakni USD 69,44 juta dibandingkan kuartal I 2022 sebesar USD 92,83 juta.
Raihan Laba
Meski begitu, mengingat pendapatan pada kuartal I turun cukup sognifikan, perseroan hanya membukukan laba kotor sebesar USD 18,41 juta. Laba itu lebih rendah dibanding laba kotor pada kuartal I tahun lalu sebesar USD 66,2 juta.
Dari raihan itu, perseroan membukukan laba bersih periode berjalan sebesar USD 3,2 juta pada kuartal I 2023. Laba itu turun 92,03 persen dibandingkan kuartal I 2022 di mana perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar USD 40,17 juta.
Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal I 2023 tercatat sebesar USD 3,11 juta, turun 88 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 25,92 juta.
Aset perseroan sampai dengan 31 Maret 2023 tercatat sebesar USD 870,27 juta, naik dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar USD 831,3 juta.
Liabilitas turun menjadi USD 281,75 juta dari USD 305,93 juta pada Desember 2022. Bersamaan dengan itu, ekuitas perseroan hingga 31 Maret 2023 naik menjadi USD 588,52 juta dari USD 525,36 juta pada Desember 2022.
Advertisement