Liputan6.com, Jakarta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Provinsi DKI Jakarta mencatat sebanyak ratusan warga dari daerah mulai berdatangan ke Ibu kota usai libur lebaran Idul Fitri 2023.
"Berdasarkan data Disdukcapil DKI Jakarta, pada 26-28 April 2023, total pendatang baru yang telah tercatat sebanyak 865 orang, dengan rincian 848 orang migrasi permanen dan 17 orang migrasi non-permanen," kata Kepala Disdukcapil DKI Jakarta Budi Awaludin dalam keterangannya yang dikutip, Sabtu (29/4/2023).
Advertisement
Dia menjelaskan, terhadap penduduk baru di Jakarta usia pihaknya melakukan pendataan, mereka diwajibkan lapor ke pihak RT atau RW. Ia menyebut pendataan warga baru melalui operasi Yustisi dengan mencatat melalui Nomor Induk Kependudukan (NIK).
“Kami bersama dengan pengurus RT/RW dan kader Dasawisma menyosialisasikan kepada warga, semisal ada pendatang baru di lingkungan tersebut, maka diwajibkan melapor ke loket Dukcapil di kelurahan. Pengurus RT/RW dan kader Dasawisma akan memantau langsung, bagi pendatang yang tidak lapor, maka akan ditegur dan diminta lapor diri segera ke kelurahan,” jelas Budi.
Selain itu, dia juga memperkirakan gelombang migrasi penduduk yang berdaya ke ibu kota akan mengalami peningkatan 20 hingga 30 persen dengan memanfaatkan momentum pasca lebaran Idul Fitri 2023. Menurutnya, kedatangan sejumlah penduduk dari luar daerah Jakarta merupakan bagian dari program nasional untuk pengentasan kemiskinan ekstrem dan penurunan angka stunting.
“Kota ini ke depannya akan bertransformasi menjadi kota global, layaknya kota-kota maju lainnya di dunia. Setelah tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara, Jakarta menjadi pusat ekonomi-bisnis, sosial dan budaya. Karena itu, pastikan sudah memiliki pekerjaan pasti dan/atau keahlian, agar tidak menjadi PMKS di Kota Jakarta,” kata Budi.
Ia pun mengimbau, bagi pendatang baru untuk mempersiapkan persyaratan jaminan tempat tinggal serta memastikan memiliki jaminan pekerjaan untuk dapat tinggal secara layak di Jakarta. Hal ini untuk mengantisipasi lonjakan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Jakarta.
Heru Budi Pulangkan Pendatang yang Jadi Pemulung di Jakarta
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Ibu Kota. Setelah itu, kata Heru Budi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memulangkan pemulung tersebut ke daerah asalnya.
"Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan," kata Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (27/4/2023).
Pengembalian ke daerah asal ini, kata Heru, merupakan bentuk kerja sama dari Dinas Sosial DKI Jakarta dengan daerah-daerah lain.
"Oh iya jadi kan nanti Dinas Sosial kerja sama. Dinas Sosial itu kerja sama dengan kabupaten/kota setempat," ujar Heru.
Tak hanya pemulung, pendatang yang jadi pengamen dan pengemis di Jakarta juga akan dipulangkan ke daerah asalnya.
"Ya kalau mereka artinya sebagai pemulung, sebagai apa yang di lampu merah itu, kira-kira itu (dipulangkan). Tapi kita edukasi kok, kita kumpulkan di Dinas Sosial kalau mereka mau pulang," sambungnya.
Lebih lanjut, Heru mengatakan bahwa Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) akan memantau jumlah pendatang pasca-mudik Lebaran Idul Fitri tahun ini. Dinas Dukcapil juga telah menggandeng RT/RW untuk bekerja sama melakukan pendataan.
"Kan Dinas Dukcapil sudah ngumpulin RT/RW, memantau, dan mendata penduduk. Kan kita tidak bisa (melarang pendatang). Mereka kan punya hak untuk datang,"
Namun, Heru kembali menegaskan bahwa pendatang diharapkan memiliki pekerjaan dan tempat tinggal di Jakarta. "Cuma kita minta mudah-mudahan yang datang itu sudah ada pekerjaan yang pasti dan seterusnya," kata Heru.
Reporter: Rahmat Baihaqi/Merdeka.com
Advertisement