Liputan6.com, Malang - Kue petulo merupakan kudapan tradisional khas daerah Malang dan Jawa Timur. Kue ini semacam putu mayang yang dibentuk bulat dengan tekstur seperti mi.
Mengutip dari budaya-indonesia.org, kue petulo terbuat dari tepung beras, santan, pewarna makanan, dan bahan lainnya. Karena menggunakan pewarna makanan, kue ini umumnya berwarna hijau dan merah muda.
Teksturnya yang lembut dan rasanya yang lezat membuat kudapan ini banyak disukai masyarakat. Kue tradisional yang sudah ada sejak zaman dahulu ini masih bisa dijumpai di pasar tradisional maupun penjual jajanan pasar lainnya.
Baca Juga
Advertisement
Selain disantap saat santai, kue petulo biasanya juga dihidangkan saat acara-acara adat tertentu. Warnanya yang cantik pun menjadi daya tarik tersendiri.
Proses pembuatan kue ini juga cukup mudah. Tepung beras dicampur dengan air hingga lembap. Selanjutnya, siapkan dandang yang sudah dilapisi kain tipis, lalu masukkan adonan tepung yang sudah dilembapkan.
Kukus adonan selama 10 menit, kemudian angkat dan ayak. Tuang adonan dengan air mendidih dan aduk menggunakan sendok kayu hingga merata dan dingin.
Selanjutnya, adonan dibagi menjadi tiga bagian, masing-masing bagian diberi warna hijau, merah atau merah muda, dan sisanya dibiarkan tanpa pewarna. Masukkan adonan pada cetakan khusus petulo.
Cara membuatnya adalah dengan menekan-nekan di atas selembar daun pisang hingga adonan keluar berbentuk mi. Selanjutnya, potong dengan ukuran 6 cm dan rapikan.
Kukus kembali petulo di dalam dandang yang sudah dialasi daun pisang. Setelah matang, kue petulo dihidangkan dengan kuah santan yang manis.
(Resla Aknaita Chak)