Google Depak 173 Ribu Akun Developer untuk Blokir Malware Berbahaya

Google memblokir 173.000 akun developer pada tahun 2022 untuk menangkal pergerakan malware dan penipuan agar tidak menginfeksi perangkat pengguna Android dengan aplikasi berbahaya.

oleh Iskandar diperbarui 01 Mei 2023, 08:00 WIB
Google Play Store di Smartphone Android. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidaya

Liputan6.com, Jakarta - Google memblokir 173.000 akun developer pada tahun 2022 untuk menangkal pergerakan malware dan penipuan agar tidak menginfeksi perangkat pengguna Android dengan aplikasi berbahaya.

Perusahaan mengungkapkan dalam laporan tahunannya bahwa langkah itu juga mencegah hampir 1,5 juta aplikasi yang terkait dengan berbagai pelanggaran kebijakan Google Play Store.

Tim keamanan Google Play Commerce juga memblokir transaksi penipuan dan penyalahgunaan yang dapat menyebabkan kerugian lebih dari US$ 2 miliar atau sekitar Rp 29,3 triliun.

"Pada 2022, kami mencegah 1,43 juta aplikasi yang melanggar kebijakan untuk dipublikasikan di Google Play sebagian karena fitur keamanan yang baru dan lebih baik serta peningkatan kebijakan--dikombinasikan dengan investasi berkelanjutan kami dalam sistem pembelajaran mesin dan proses peninjauan aplikasi," kata tim Google Security, dikutip dari Bleeping Computer, Senin (1/5/2023).

"Kami juga terus memerangi pengembang jahat dan lingkaran penipuan, melarang 173 ribu akun buruk, dan mencegah lebih dari US$ 2 miliar dalam transaksi curang dan jahat," sambungnya.

Google juga menerapkan persyaratan tambahan bagi pengembang yang ingin bergabung dengan ekosistem Play Store, termasuk verifikasi identitas telepon dan email.

Hal ini mengakibatkan penurunan jumlah akun yang digunakan untuk menyebarkan aplikasi yang melanggar kebijakan Google Play.

Selain itu, Google berkolaborasi dengan penyedia software development kit (SDK) untuk membatasi akses ke data sensitif, memastikan bahwa lebih dari 1 juta aplikasi di toko Android resmi memiliki 'tingkat privasi' yang lebih baik.

Secara keseluruhan, selama tiga tahun terakhir, Google mengklaim upayanya untuk lebih meningkatkan perlindungan dan kebijakan platform Android membantu mencegah sekitar 500.000 aplikasi yang diajukan untuk dimasukkan ke Google Play Store meminta dan mengakses izin sensitif.

Sepanjang tahun 2021, Google memblokir 1,2 juta aplikasi yang melanggar kebijakan, melarang 190.000 akun yang ditautkan ke pengembang berbahaya dan berisi spam, serta menutup sekitar 500.000 akun pengembang yang tidak aktif atau ditinggalkan.

 


Induk Google Alphabet Catat Pendapatan Setara Rp 1.038 Triliun pada Kuartal I 2023

Seorang teknisi melewati logo mesin pencari internet, Google, pada hari pembukaan kantor baru di Berlin, Selasa (22/1). Google kembali membuka kantor cabang yang baru di ibu kota Jerman tersebut. (Photo by Tobias SCHWARZ / AFP)

Induk Google, Alphabet melaporkan hasil kinerja kuartal I 2023 di atas perkiraan dari analis. Saham Google pun melonjak lebih dari 4 persen dalam perdagangan yang diperpanjang sebelum memangkas kenaikannya.

Melansir CNBC, Rabu (26/2023), Alphabet juga mengantongi restu untuk melakukan pembelian kembali saham atau buyback saham senilai USD 70 miliar atau Rp 1.042 triliun (asumsi kurs Rp 14.887 per dolar AS).

Alphabet mencatatkan earning per share atau EPS USD 1,17 atau Rp 17,417 per saham. Menurut refinitiv, angka itu lebih dari prediksi di level USD 1,07. Induk Google ini mengantongi pendapatan sebesar USD 69,79 miliar atau Rp 1.038 triliun atau di atas prediksi USD 68,9 miliar.

Kinerja pendapatan dan laba mematahkan serangkaian empat kuartal berturut-turut di mana perusahaan melewatkan perkiraan konsensus.Adapun, pendapatan iklan YouTube sebanyak USD 6,69 miliar di atas perkiraan StreetAccount USD 6,6 miliar. Pendapatan Google Cloud sebesar USD 7,45 milar. di bawah prediksi USD 7,49 miliar

Untuk biaya traffic acquisition costs (TAC) sebesar USD 11,72 miliar di atas perkiraan StreetAccount USD 11,78 miliar. Pendapatan Alphabet naik 3 persen menjadi USD 69,79 miliar dari USD 68 miliar setahun sebelumnya.

Perusahaan terperosok dalam bentangan multi-kuartal dari pertumbuhan pendapatan satu digit yang rendah setelah hampir dua dekade melakukan ekspansi yang konsisten dan cepat. Dengan kekhawatiran resesi sejak tahun lalu, pengiklan telah terhuyung-huyung dalam anggaran pemasaran online, mendatangkan malapetaka di Google, Facebook dan lain-lain.

Sementara itu, Direktur Keuangan Alphabet Ruth Porat mengatakan karena lingkungan ekonomi yang menantang "prospeknya tetap tidak pasti".

Pendapatan iklan mengalahkan ekspektasi analis, tetapi turun dari tahun sebelumnya menjadi USD 54,55 miliar. Pendapatan iklan YouTube tetap sesuai ekspektasi analis, juga menurun dari tahun lalu. Selain penurunan belanja iklan secara keseluruhan, YouTube juga menghadapi persaingan yang semakin ketat dari TikTok dalam video pendek.

Untuk bergulat dengan kelemahan periklanan baru-baru ini, Google harus melakukan pemotongan paling ekstrem dalam sejarah perusahaan, termasuk memberhentikan 12.000 karyawan sekitar 6 persen dari tenaga kerjanya pada Januari. Bulan ini, Ruth Porat mengumumkan pemotongan "multi-tahun" untuk hal-hal seperti real estat, layanan karyawan, dan peralatan.


Laba Google Merosot

Ilustrasi Mesin Pencari, Google Search. Kredit: Photo Mix via Pixabay

Alphabet melaporkan biaya USD 2,6 miliar terkait dengan PHK dan pengurangan ruang kantor selama kuartal tersebut. Laba bersih turun menjadi USD 15,05 miliar atau setara Rp 224,04 triliun atau USD1,17 per saham, dari USD 16,44 miliar, atau USD 1,23 per saham. Google akhirnya menghasilkan keuntungan dalam bisnis komputasi awannya, yang bersaing dengan Amazon dan Microsoft.  

Unit tersebut mencatat pendapatan operasional sebesar USD 191 juta pada kuartal tersebut, menyusul kerugian USD 706 juta setahun yang lalu.

Pendapatan di Other Bets, yang mencakup unit ilmu hayati Google Verily dan perusahaan mobil self-driving Waymo mencapai USD 288 juta, turun dari USD 440 juta tahun lalu. Perusahaan sebelumnya mengatakan mulai kuartal I, anak perusahaan kecerdasan buatan DeepMind tidak akan lagi dilaporkan di Other Bets, tetapi akan dilaporkan sebagai bagian dari biaya perusahaan Alphabet.

Pendapatan pencarian Google dan lainnya mencapai USD 40,36 miliar, naik sedikit dari USD 39,62 miliar tahun lalu.Google merasakan tekanan dari popularitas chatbot ChatGPT berbasis AI, yang diluncurkan akhir tahun lalu oleh Microsoft-didukung OpenAI. Perusahaan dengan cepat meluncurkan chatbot AI-nya sendiri yang disebut Bard selama kuartal tersebut.

Sebuah laporan New York Times minggu lalu mengindikasikan Samsung dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk mengubah mesin pencari default dari Google ke Microsoft Bing untuk jajaran smartphone-nya. Itu membuat saham Google turun lebih dari 3,5 persen.


Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya