Saham Ambles, Bagaimana Nasib Kesepakatan First Republic?

Saham First Republic merosot 43,30 persen pada Jumat, 28 April 2023. Di tengah merosot saham First Republic, ada kemungkinan bank tersebut dibawak ke kurator oleh FDIC.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 30 Apr 2023, 18:43 WIB
Saham First Republic anjlok pada Jumat, 28 April 2023 seiring meredupnya kesepakatan terkait penyelamatan bank. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta - Saham First Republic ambles pada Jumat, 28 April 2023 sebab meredupnya kesepakatan terkait penyelamatan bank agar tetap bertahan.

Melansir CNBC, Minggu (30/4/2023), sumber CNBC mengatakan, hasil yang paling mungkin untuk bank bermasalah adalah agar Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) membawanya ke kurator. Saham pun turun 43 persen dan dihentikan karena volatilitas beberapa kali.

Saham First Republic turun lebih dari 50 persen pada satu titik selama sesi, mencapai level terendah intraday USD 2,98 atau Rp 43.940 (asumsi kurs Rp 14.745 per dolar AS) per saham.  

Saham First Republic sekarang telah turun 97 persen tahun ini, dengan sebagian besar kerugian terjadi setelah investor kehilangan kepercayaan pada bank menyusul kegagalan dua pemberi pinjaman regional pada Maret.

FDIC meminta bank lain untuk mengajukan penawaran potensial di First Republic jika regulator akan menyita bank tersebut dan masih ada harapan untuk solusi yang tidak termasuk kurator.

"Kami terlibat dalam diskusi dengan banyak pihak tentang opsi strategis kami sambil terus melayani klien kami," kata pihak First Republic.

Penasihat First Republic sedang bersiap untuk mengajukan bank yang lebih besar pada rencana yang akan membiarkan pemberi pinjaman regional menjual obligasi dan aset lainnya dengan harga di atas pasar dan kemudian meningkatkan ekuitas.

Penjualan akan mengakibatkan kerugian bagi bank yang membeli obligasi tetapi bisa lebih murah dalam jangka panjang daripada membiarkan bank tersebut bangkrut dan disita oleh regulator.

Reuters melaporkan pada Jumat bahwa pejabat AS termasuk dari FDIC, Departemen Keuangan dan Federal Reserve sedang mengoordinasikan pertemuan dengan bank lain untuk menengahi rencana penyelamatan First Republic.

 

 

 


Saham First Republic Anjlok

Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Saham First Republic ditutup pada USD 16 pada Senin sebelum bank melaporkan hasil kuartal pertama, yang menunjukkan penurunan simpanan sekitar 40 persen. Saham turun lebih dari 60 persen selama dua hari berikutnya, mencapai level terendah baru sepanjang masa.

First Republic adalah bank regional yang berfokus pada individu berpenghasilan tinggi dan bisnis mereka, termasuk menawarkan hipotek dengan suku bunga rendah kepada pelanggan tersebut.

Hipotek tersebut, serta aset jangka panjang lainnya di neraca bank, telah jatuh dalam nilai pasar sejak the Fed mulai menaikkan suku bunga tahun lalu, membuat investor khawatir bahwa bank harus membukukan kerugian yang cukup besar jika terpaksa menjual aset tersebut untuk mengumpulkan uang tunai.

Arus keluar simpanan besar-besaran bank terjadi setelah keruntuhan Silicon Valley Bank dan Signature Bank pada Maret. Bank-bank terbesar di negara itu, termasuk JPMorgan Chase, telah membantu First Republic sejak saat itu dengan deposito berjangka sebesar USD 30 miliar.


11 Bank Jadi Penyelamat First Republic, Mau Keluar Uang USD 30 Miliar

Ilustrasi daftar kode bank. (Photo by vectorjuice on Freepik)

Sebelumnya, sekelompok lembaga keuangan setuju untuk menyetor USD 30 miliar kepada First Republic sebagai tanda kepercayaan pada sistem perbankan. Bank of America, Wells Fargo, Citigroup dan JPMorgan Chase masing-masing akan menyumbang sekitar USD 5 miliar.

Sementara Goldman Sachs dan Morgan Stanley akan menyetorkan sekitar USD 2,5 miliar, kata bank-bank tersebut dalam rilis berita. Truist, PNC, U.S. Bancorp, State Street, dan Bank of New York Mellon masing-masing akan menyetor sekitar USD 1 miliar.

"Tindakan oleh bank terbesar Amerika ini mencerminkan kepercayaan mereka pada First Republic dan bank dari semua ukuran. Itu menunjukkan komitmen keseluruhan mereka untuk membantu bank melayani pelanggan dan komunitas mereka," kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNBC, Jumat (17/3/2023).

Setoran tersebut wajib disimpan di bank setidaknya selama 120 hari. Saham bank regional mulanya sempat jatuh pada perdagangan Kamis, 16 Maret kemarin. Tetapi berbalik lebih tinggi setelah pengumuman rencana tersebut.

Pengumuman itu muncul setelah saham First Republic terpukul dalam beberapa hari terakhir, dipicu oleh jatuhnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank.

 

 

 

 


Apresiasi Upaya 11 Bank

Ilustrasi Bank

Kedua bank tersebut memiliki jumlah simpanan yang tidak diasuransikan, seperti halnya First Republic, yang menyebabkan kekhawatiran bahwa nasabah akan menarik uang mereka.

Saham First Republic, yang ditutup pada USD 115 per saham pada 8 Maret, sempat berada di bawah USD 20 pada Kamis. Saham dihentikan berulang kali selama sesi itu dan naik hampir 10 persen, ditutup pada USD 34,27 per saham.

Ketua eksekutif First Republic Jim Herbert dan CEO Mike Roffler mengapresiasi upaya 11 bank yang memberikan dukungan untuk First Republic.

Bank sebelumnya mengatakan bahwa mereka memiliki lebih dari USD 70 miliar dalam ketersediaan likuiditas. Jumlah itu tidak termasuk dana tambahan yang mungkin dapat diperoleh dari Program Pendanaan Berjangka Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed), tetapi itu tidak cukup untuk mencegah aksi jual oleh investor.

Bank mengatakan bahwa mereka memiliki sekitar USD 34 miliar dalam bentuk tunai per 15 Maret, belum termasuk deposito baru sebesar USD 30 miliar. First Republic telah meminjam puluhan miliar dolar dari Federal Reserve dan Federal Home Loan Bank selama seminggu terakhir, tetapi arus keluar deposito harian sekarang mengalami perlambatan. First Republic juga menangguhkan dividen saham biasa.


Moody’s Justru Pangkas Peringkat First Republic Usai Ada Kabar Suntikan USD 30 Miliar

Moody's Investors Service (AP Photo/Mark Lennihan)

Sebelumnya, Moody's Investors Service menurunkan peringkat First Republic, sehari setelah upaya penyelamatan senilai USD 30 miliar yang berasal dari 11 lembaga keuangan. Moody's beranggapan, hal itu dapat membebani prospek laba pemberi pinjaman.

Penurunan peringkat Moody pada Jumat kemarin mengikuti tindakan serupa oleh S&P Global Ratings dan Fitch Ratings, dan terjadi hanya satu hari setelah bank-bank terbesar AS setuju untuk menyetor USD 30 miliar untuk menjamin kelangsungan First Republic.

Bank of America, Wells Fargo, Citigroup dan JPMorgan Chase masing-masing akan menyumbang sekitar USD 5 miliar. Sementara Goldman Sachs dan Morgan Stanley akan menyetorkan sekitar USD 2,5 miliar, kata bank-bank tersebut dalam rilis berita. Truist, PNC, U.S. Bancorp, State Street, dan Bank of New York Mellon masing-masing akan menyetor sekitar USD 1 miliar.

Pengumuman mengenai upaya penyelamatan ini muncul setelah saham First Republic terpukul dalam beberapa hari terakhir, dipicu oleh jatuhnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank.

Kedua bank tersebut memiliki jumlah simpanan yang tidak diasuransikan, seperti halnya First Republic, yang menyebabkan kekhawatiran bahwa nasabah akan menarik uang mereka. 

"Langkah tersebut mencerminkan kemerosotan profil keuangan bank dan tantangan signifikan yang dihadapi First Republic Bank dalam jangka menengah," kata Moody's dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Yahoo FInance, Sabtu (18/3/2023).

Tingginya ongkos penyelamatan yang sebesar USD 30 miliar, dikombinasikan dengan tingginya proporsi aset dengan suku bunga tetap di bank, kemungkinan akan berdampak negatif besar pada profitabilitas inti First Republic pada kuartal mendatang.

Peringkat kredit First Republic dipangkas menjadi B2 dari Baa1 oleh Moody's.

Sebelum rencana penyelamatan diungkapkan, S&P pada hari Rabu menurunkan peringkatnya menjadi BB+ dari A-. Sementara Fitch menurunkan peringkat bank menjadi BB dari A- pada hari yang sama. 

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya