May Day 2023, GBB: Buruh Harus Berperan untuk Perubahan

Ketua Umum Ganjaran Buruh Berjuang (GBB), Lukman Hakim mengatakan aksi May Day 2023 yang jatuh pada 1 Mei harus menjadi momentum bagi buruh Indonesia. Sebab, aksi tersebut berada pada periode tahun politik elektoral 2024.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Mei 2023, 07:20 WIB
Ketua Umum Ganjaran Buruh Berjuang (GBB), Lukman Hakim mengatakan aksi May Day 2023 yang jatuh pada 1 Mei harus menjadi momentum bagi buruh Indonesia (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Ganjaran Buruh Berjuang (GBB), Lukman Hakim mengatakan aksi May Day 2023 yang jatuh pada 1 Mei harus menjadi momentum bagi buruh Indonesia. Sebab, aksi tersebut berada pada periode tahun politik elektoral 2024.

Menurut dia, buruh Indonesia harus memiliki peran perubahan bukan sekadar pembawa tuntutan normatif.

"May Day tahun ini ada pada periode tahun politik elektoral yang harus jadi momentum bagi buruh untuk berperan sebagai pembawa perubahan," kata Lukman dalam siaran persnya, Minggu (30/4).

Dia menjelaskan perubahan yang dimaksud adalah berkolaborasi dengan kandidat presiden dengan konsep-konsep strategis yang berorientasi pada kepentingan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Buruh Indonesia harus terlihat langsung dan konkrit dalam memenangkan calon Presiden. Dia mengatakan buruh Indonesia harus punya calon presiden yang akan menjadi presiden buruh Indonesia.

"Dalam momentum May Day 2023 ini GBB kembali menegaskan Bapak Ganjar Pranowo sebagai capresnya kaum buruh dan siap memenangkan Bapak Ganjar Pranowo sebagai presidennya buruh Indonesia," seru Lukman.

Dia menambahkan dalam 5 bulan terkahir GBB telah menghimpun dan berkolaborasi dengan berbagai serikat buruh di antaranya, forum HRD, Asosiasi Pengusaha, maupun Perusahaan.

GBB telah melakukan berbagai kegiatan di level akar rumput untuk penggalangan dukungan kepada Bapak Ganjar Pranowo sebagai presiden dengan mengusung konsep kegiatan berupa Panggung Ganjaran Buruh Berjuang, Warung Ganjaran Buruh Berjuang, Forum Musyawarah Hubungan Industrial/FMHI, dan Komisi Nasional Hubungan Industrial/Komnas HI.

FMHI dan Komnas HI merupakan konsep solusi strategis yang bisa menjawab problematika Hubungan Industrial selama ini, mereduksi konflik Hubungan Industrial, menata dasar-dasar penguatan industri nasional, dan kesejahteraan buruh.

Dalam kesempatan yang sama, Sekjend GBB Kelik Ismunanto menambahkan konsep kebijakan hubungan industrial ke depan harus betul-betul berbasis pada nilai-nilai Pancasila.

Hal itu, kata Kelik sejalan dengan karakter kepemimpinan Ganjar Pranowo selama ini.


Gerakan Buruh Pendukung Ganjar

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina GBB, Ferry Indrianto, menegaskan GBB merupakan episentrum relawan gerakan buruh pendukung Ganjar Pranowo.

“Dengan jumlah pekerja formal sebesar 55,06 juta jiwa dan pekerja informal 80,24 juta orang, GBB punya peranan yang sangat vital untuk memenangkan Bapak Ganjar Pranowo sebagai Presiden RI 2024,” jelasnya.

Ferry menegaskan, Indonesia punya potensi besar untuk mewujudkan Visi Indonesia 2045 sebagai negara besar, maju, dan modern. Sebab, Indonesia punya potensi sumber daya alam melimpah dan sumber daya manusia yang besar, apalagi sedang mengalami bonus demografi.

“Menjadi bangsa yang besar dan bonus demografi itu membutuhkan pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja. Jawaban atas kedua hal itu adalah perluasan investasi,” tegasnya.

Karena itu, menurut Ferry, kaum buruh Indonesia berkepentingan dengan momentum Pemilu Presiden 2024 untuk memilih Calon Presiden yang bisa menjawab visi Indonesia sebagai bangsa besar, memperluas lapangan kerja, dan ramah investasi.

Untuk itu, GBB hadir menjadi epicentrum bagi gerakan buruh pendukung Bapak Ganjar Pranowo dengan menjadikan Bapak Ganjar Pranowo sebagai Presiden Pilihan Buruh Indonesia.

Infografis Sederet Alasan PPP Usung Ganjar Pranowo Capres 2024. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya