Liputan6.com, Jakarta Sejumlah aliansi buruh akan menggelar aksi unjuk rasa peringatan Hari Buruh Internasional di kawasan Gedung DPR/MPR Jakarta, Senin (1/5/2023). Arus lalu lintas pun menjadi tersendat.
Pantauan di lapangan, massa buruh memadati kolong flyover Ladokgi. Akses utama dari Jalan Gatot Subroto menuju ke Jalan Semanggi tertutup.
Advertisement
Pengguna jalan umum terpaksa memanfaatkan lajur bus Transjakarta. Tampak, massa buruh membawa bendera dari pelbagai serikat masing-masing.
Ada pula spanduk besar yang digotong secara bersama-sama. Spanduk memuat sejumlah foto-foto menteri Kabinet Indonesia Maju.
Di bawah foto, tertulis Undang-Undang Omnibuslaw Cipta Kerja No 6/2023 Pesanan Oligarki Bukti Nyata Produk KKN.
Selain itu, terpampang pula spanduk berisi foto Ketua KPK Firli Bahuri yang diberi tanda silang. Dalam foto itu tertulis "penghancur KPK".
Hingga berita ini ditulis, massa buruh masih persiapan menunggu aba-aba untuk bergerak menuju ke Gedung DPR/MPR Jakarta Pusat.
Sebagai informasi, setiap tanggal 1 Mei diperingati sebagai hari Buruh Internasional. Biasanya buruh akan melakukan aksi unjuk rasa untuk memperingatinya, tidak hanya buruh di Indonesia saja, di berbagai belahan dunia juga memperingati Hari Buruh pada 1 Mei.
Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Andi Gani Nena Wea mengatakan buruh akan kembali melakukan aksi demonstrasi besar-besaran dalam rangka memperingati Hari Buruh pada 1 Mei 2023.
Buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI) itu akan menggelar aksinya di depan Istana Negara dan Gedung Mahkamah Konstitusi.
KSPI mengklaim sudah terkonfirmasi 50 ribu orang akan menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional.
Polri Siap Kawal Aksi Hari Buruh
Polri menyatakan siap mengawal peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day pada Senin, 1 Mei 2023. Ribuan personel gabungan TNI-Polri dikerahkan untuk mengamankan jalannya peringatan Hari Buruh Dunia ini.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Sandi Nugroho mengatakan, ada empat wilayah yang menjadi konsentrasi pengamanan dalam peringatan May Day, yaitu di wilayah hukum Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat, Polda Jawa Tengah, dan Polda Jawa Timur.
Di wilayah Polda Metro Jaya, sebanyak 4.216 personel gabungan dikerahkan mengamankan May Day. Rinciannya, 3.318 dari Polri, 690 personel dari TNI dan 208 personel dari Pemprov DKI Jakarta.
Sedangkan, Polda Jawa Tengah menurunkan sebanyak 4.319 personel gabungan dan Polda Jawa Timur ada 3.360 personel gabungan untuk pengamanan peringatan hari buruh ini.
Sandi mengimbau para buruh yang akan melaksanakan peringatan May Day dan aksi unjuk rasa dapat melakukannya dengan tertib dan aman.
"Polri siap mengawal dan mengamankan massa buruh menyampaikan aspirasinya. Namun penyampaikan pendapat dan aspirasi harus dilakukan secara tertib, aman dan sesuai dengan undang-undang yang berlaku," ujar Sandi.
Dilarang Bawa Senjata Api
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto memerintahkan jajarannya agar betul-betul mengawal dengan baik pelaksanaan unjuk rasa buruh dalam rangka peringatan Hari Buruh Internasional yang digelar di sejumlah titik di Jakarta, Senin (1/5/2023). Karyoto meminta jajarannya tidak membawa senjata api dalam pengamanan demo buruh.
"Jangan sembrono, jangan terjadi ikatan per orangan. Upayakan tidak ada body contact. Imbauan-imbauan lebih bagus daripada kita memicu kalau ada body contact," kata Irjen Karyoto dalam pidatonya saat pimpin apel upacara pengamanan demo di Monas, Jakarta Pusat, Senin (1/5).
"Kami minta kepada pemimpin satuan tidak ada rekan-rekan yang berhadapan langsung membawa senjata api. Ingat, tidak ada yang membawa senjata api," Kapolda menegaskan.
Terkait penggunaan gas air mata, Karyoto meminta jajarannya untuk menunggu arahan selanjutnya.
"Penggunaan gas air mata adalah menunggu perintah dari saya. Saya dan beberapa perwira Polda nanti akan menilai apakah layak menggunakan gas air mata atau tidak," ujar Karyoto.
Karyoto mengatakan dalam demo buruh kali ini merupakan kegiatan di mana ribuan pekerja akan menyampaikan gagasannya yang harus dikawal dengan rasa aman dan nyaman.
"Mengamankan adalah memberikan rasa aman dan nyaman kepada saudara-saudara kita yang melakukan event maupun memberikan keamanan kepada masyarakat yang terdampak," ucap Karyoto.
Namun, kata Karyoto, tentunya para buruh dan pengunjuk rasa juga harus memerhatikan hak-hak masyarakat lain. Harus menghargai hak-hak masyarakat sekitar, tidak menimbulkan gangguan ketertiban, kemacetan yang parah.
"Apalagi dengan gangguan-gangguan yang lebih parah lainnya," kata Karyoto.
Advertisement