Liputan6.com, Jakarta Kalangan pengusaha berharap para pekerja bisa menjadikan momentum hari buruh internasional jadi ajang evaluasi. Tujuannya, bagi pengusaha untuk meningkatkan produktivitas kerja di berbagai aspeknya.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang mengungkap evaluasi menjadi penting pada aspek sumber daya manusia (SDM) yakni pekerja. Melalui evaluasi, harapannya daya saing pekerja bisa ikut meningkat setiap tahunnya.
Advertisement
"Sejauh mana peningkatan produktivitas mereka? Sejauh mana skill mereka? Sejauh mana kompetensi mereka? Ini yang perlu kita perhatikan dalam setiap hari buruh," ujar Sarman kepada Liputan6.com saat mengomentari Hari Buruh, Senin (1/5/2023).
Menurutnya, dengan adanya evaluasi, kemudian meningkatkan produktivitas dan daya saing, bakal juga mengarah pada kesejahteraan buruh. Pada akhirnya membawa manfaat bagi pekerja tersebut.
"Karena kualitas SDM itu akan mempengaruhi daripada kesejahteraan. Itu harus sejalan dalam hal ini," ungkapnya.
"Kita sangat bersyukur pemerintah sudah membuat kebijakan bahwa hari buruh itu menjadi hari libur nasional, artinya setiap hari libur nasional ini bagaimana para serikat pekerja ini membuat suatu kegiatan-kegiatan yang berdampak langsung terhadap peningkatan daripada SDM pekerja-pekerja kita," bebernya.
Informasi, Hari Buruh Internasional alias May Day diperingati setiap 1 Mei di berbagai belahan dunia. Isu-isu ketenagakerjaan seperti kesejahteraan buruh pun kerap diangkat menjadi topik pada momen ini.
Peningkatan Kompetensi
Pemerintah mencatat ada ribuan lembaga yang menaungi peningkatan kompetensi pekerja atau buruh. Isu ini pula yang kerap mencuat ketika Hari Buruh Internasional alias May Day.
Mengutip infografis Kementerian Ketenagakerjaan, pemerintah mendukung berbagai peningkatan kompetensi kerja melalui badan-badan yang dibentuk. Mulai Balai Pelatihan Vokasi dan Pekerjaan (BPVP) hingga Balai Latihan Kerja (BLK).
Tercatat ada 21 UPT BPVP, 284 BLK UPTD milik pemerintah, dan 3.757 BLK milik komunitas atau pekerja. Pada 2022, tercatat ada penambahan sebanyak 845 BLK Komunitas.
Dilihat dari sisi jumlah peserta pelatihan pun menunjukkan tren peningkatan. Sebut saja peserta pelatiah berbasis kompetensi yang pada 2022 tercatat sebanyak 146.797 orang. Angka ini meningkat dari tahun 2021 dengan 122.119 orang dan tahun 2020 sengan 121.049 orang.
Kemudian, peserta pelatihan produktivitss juga nengalami tren yang sama. Meskipun ada penurunan sedikit di 2022 dengan 6.780 orang dari 8.065 orang di 2021. Tapi, ada peningkatan jika dibandingkan dengan capaian 2020 dengan 3.725 orang.
Sejalan dengan itu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pin mengalam penurunan dari tahun ke tahun. Menurut jenis krlamin dan daerah trmpat tinggal, per Agustus 2022, ada 5,86 persen TPT. Angka ini turun 0,63 persen dari Agustus 2021 dengan 6,49 persen.
Treen yang sama juga tercatat turun dari Agustus 2020 lalu. Tercatat, pada masa itu angka TPT berada di 7,07 persen.
Advertisement
Harapan Menaker
Hari ini, 1 Mei diperingati sebagai May Day atau Hari Buruh Sedunia. Hari Buruh kali ini berbeda dengan hari buruh sebelumnya, dimana bertepatan dengan momen Idu Fitri 1444 H.
Dalam memperingati Hari Buruh, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengucapkan selamat May Day kepada para buruh yang ada di Indonesia. Tak lupa, dirinya menitipkan pesan kepada pelaku industri, mulai dari pekerja, pengusaha, hingga pemerintah.
"Bertepatan dengan perayaan Idul Fitri, May Day menjadi momentum merajut kebersamaan antara pekerja, pengusaha dan pemerintah, di hari yang fitri ini. Hari buruh ini selayaknya kita peringati dengan riang gembira, ceria, tertib, aman dan harmonis dengan suasana kekeluargaan," ucap Menaker, Senin (1/5/2023).
Hubungan Industrial yang Kondusif
Degan cara itu, Ida Fauziyah mengklaim bisa menciptakan hubungan industrial yang dinamis, kondusif, dan harmonis demi mencapai tujuan bersama, menciptakan kesejahteraan para pekerja.
"Hubungan industrial yang harmonis berdampak positif dalam peningkatan lapangan pekerjaan karena meningkatnya iklim investasi Indonesia," tambah Menaker.
"Mari kita jaga hubungan tripartit industrial yang harmonis yang melibatkan pekerja, pengusaha dan pemerintah dengan lebih baik lagi. Meraih kemenangan menuju industrial peace," pungkas Menaker.
Advertisement