Tuban Tak Mampu Boyong Piala Adipura 2022, Begini Kilah KLHP

DPRD Tuban menyoroti kinerja eksekutif terkait pengelolaan sampah. Tuban gagal memboyong piala Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) tahun 2022 karena kondisi TPA (tempat pemrosesan akhir) overload.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 02 Mei 2023, 05:05 WIB
Tugu Adipura di Tuban yang disabet beberapa tahun lalu. (Istimewa)

Liputan6.com, Tuban - DPRD Tuban menyoroti kinerja eksekutif terkait pengelolaan sampah. Tuban gagal memboyong piala Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) tahun 2022 karena kondisi TPA (tempat pemrosesan akhir) overload.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Tuban Bambang Irawan menjelaskan tidak diperolehnya penghargaan Piala Adipura Tuban karena beberapa hal. Pertama terkait penilaian Adipura 2022 didasarkan pada data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), baik penanganan maupun pengurangan sampah.

“Capaian pengelolaan sampah Tuban pada 2022 sebagaimana data SIPSN baru tercapai diangka 56 persen,” ungkap Bambang Irawan, Senin (1/5/2023)

Sementara, ia menjelaskan target kebijakan strategis nasional (Jakstranas) pengelolaan sampah sebagaimana Perpres Nomor 97 Tahun 2017, adalah sebesar 100 persen pada 2025. Sehingga banyak kabupaten atau kota yang tidak memenuhi target dan tidak mendapat penghargaan adipura.

“Terutama Kabupaten atau Kota yang timbulkan sampahnya banyak kemudian TPA terbatas pasti nilai penanganannya akan kecil,” tambah Bambang.

Poin kedua, Bambang menyampaikan terdapat perubahan kriteria penilaian Adipura melalui surat pemberitahuan yang baru diinformasikan mendekati penilaian. Diantaranya yaitu input data proklim (program kampung iklim) yang mana harus sudah teregistrasi di Sistem Registrasi Nasional (SRN) Perubahan Iklim sebelum dilakukan penilaian.

“Permintaan data tersebut tidak dapat terpenuhi, karena pada 2022 Tuban belum ada yang teregister ke dalam SRN karena menyangkut data dan informasi dari desa/kelurahan proklim yang berpartisipasi,” jelasnya.

Ketiga, ia menjelaskan kondisi TPA pada saat penilaian mengalami overload dan masih dalam proses penutupan sel. Dimana sel yang sudah penuh tersebut belum tertutup semua secara sanitary landfill.

Keempat terkait hasil pemantauan melalui google map oleh tim penilai menginformasikan adanya kebocoran lindi (suatu cairan yang dihasilkan dari pemaparan air hujan di timbulkan sampah).

“Sebenarnya yang tampak dalam google map itu bukanlah kebocoran melainkan genangan akibat hujan yang ada di sekitar IPAL lindi TPA,” tegas Bambang.


Target Tahun Depan

Pemkab Tuban kedepannya optimis akan meraih piala Adipura. Sebab, pihaknya telah merumuskan sejumlah strategi untuk pencapaian penghargaan Adipura ke depannya.

“Strategi kita akan meningkatkan prosentase penanganan sampah dengan terus mengupayakan pembangunan tempat pengolahan sampah berbasis teknologi RDF karena untuk pengembangan TPA sangat sulit di Tuban,” beber Bambang.

Pihaknya juga akan memperbaiki data SIPSN dan data Proklim yang sudah teregister dalam sistem data SRN. Kemudian meningkatkan ruang terbuka hijau dan menambah personil di TPS yakni tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang atau pengolahan sampah terpadu.

“Kita meningkatkan ruang terbuka hijau baik perkotaan maupun kabupaten, dan menambah personel di TPS 3,” jelasnya.

 

Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya