Pencapresan Ganjar Dinilai Jadi Amanat Sejarah Harmonisasi PPP dan PDIP

Ketua Mahkamah Partai DPP PPP, Ade Irfan Pulungan menilai bahwa pencapresan Ganjar Pranowo oleh PPP merupakan sebuah kelanjutan sejarah bersatunya ideologi nasionalisme dan Islam.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 02 Mei 2023, 07:15 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (tengah) bersama bakal calon presiden PDIP yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri) saat menerima kedatangan Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono (kanan) bersama jajaran di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/4/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Mahkamah Partai DPP PPP, Ade Irfan Pulungan menilai bahwa pencapresan Ganjar Pranowo oleh PPP merupakan sebuah kelanjutan sejarah bersatunya ideologi nasionalisme dan Islam. Irfan mengingat, zaman awal kemerdekaan, orde baru hingga masa reformasi, kerjasama antara partai nasionalis dan Islam selalu terjadi.

“Saat ini kerjasama itu dipelihara dengan baik oleh PDIP dan PPP," kata Irfan dalam keterangan tertulis diterima, Selasa (2/5/2023).

Irfan mencatat, kerjasama PDIP dan PPP tidak hanya terjadi di Pilpres, namun dipraktikan di semua lini demokrasi. Salah satunya Pilkada Jateng yang mencerminkan kerjasama PDIP - PPP yang menduetkan Ganjar Pranowo dengan Gus Taj Yasin Maimoen.

“Salah satu yang paling fenomenal adalah koalisi PDIP - PPP di Pilkada Jawa Tengah tahun 2018 yang menduetkan Pak Ganjar Pranowo - Gus Taj Yasin Maimoen," jelas Irfan.

Jika dirunut ke belakang, ada koalisi "Mega - Bintang" yang pada akhir Orde Baru (Pemilu 1997) merupakan bentuk perlawaan kepada kediktatoran Soeharto.

“Sejarah juga mencatat pasangan Megawati-Hamzah Haz yang pernah menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI. Ini merupakan pasangan PDIP-PPP yang selalu dikenang dua partai ini," tambah Irfan.

Hubungan PDIP dan PPP selama ini menurut Irfan sangat harmonis dan saling menghormati. Tokoh-tokoh kedua partai dalam banyak kesempatan bertindak demikian. Seperti kedekatan Megawati dengan tokoh-tokoh senior PPP yaitu Ismail Hasan Metareum (ex. Ketum PPP), Mudrick Sangidoe dan Tokoh Ulama Kharismatik PPP KH. Maimun Zubair.

“Ini merupakan bentuk hubungan yang sangat harmonis baik secara personal maupun kelembagaan Partai yang selalu melakukan kerjasama Politik dan saling bersilaturahmi,” bangga Irfan.


Simbol Hubungan Kedekatan

Sebelumnya, Ganjar Pranowo mengungkapkan kriteria calon wakil presiden yang akan mendampinginya pada Pilpres 2024 mendatang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Bahkan, lanjut Irfan, Kantor PPP - PDIP yang bersebelahan atau bertetangga di Jl Diponegoro, Menteng Jakarta pusat menjadi simbol hubungan kedekatan yang kuat bagi PPP dan PDIP. Oleh karena itu, lanjut Irfan, PPP ingin mengulang kembali sejarah tersebut dalam pesta demokrasi pada Pemilu Presiden tanggal 14 Februari 2024.

“PPP mendukung dan mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai Presiden RI periode 2024 - 2029 dan mengusulkan kader terbaik dari internal PPP sebagai Wakil Presiden,” dia menandasi.

Infografis Sederet Alasan PPP Usung Ganjar Pranowo Capres 2024. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya