Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Maxi Rein Rondonuwu mengatakan bahwa kasus malaria di Indonesia naik setiap tahun.
“Jumlah kasus malaria di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat. Dan, kita tahu saat ini paling banyak kontribusi kasus malaria di wilayah timur,” kata Maxi dalam konferensi pers daring Peringatan Hari Malaria Sedunia 2023, Selasa (2/5/2023).
Advertisement
Beberapa provinsi di wilayah timur yang banyak menyumbang kasus malaria adalah Papua, Papua Barat, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Bahkan, hampir 89 persen kasus malaria di Indonesia berasal dari wilayah ini.
“Hampir 89 persen kasus-kasus malaria di Indonesia ada di wilayah-wilayah itu,” tambah Maxi.
Meski begitu, ada kabar baik dari Provinsi Papua Barat. Di sana ada satu kabupaten yakni Sorong Selatan yang tahun ini berhasil eliminasi malaria.
“Meski ada di wilayah Timur, satu kabupaten di Papua Barat bisa mencapai eliminasi. Adanya satu kabupaten yang bisa eliminasi kami harapkan di tahun-tahun mendatang bila lebih banyak lagi kabupaten/kota akan mengikuti seperti Sorong Selatan. Tidak ada yang tidak bisa.”
Sementara, kasus malaria di daerah lain seperti di Jawa dan Sumatera rata-rata sudah eliminasi dengan angka annual parasite index (API) di bawah satu.
Eliminasi Malaria di Kabupaten/Kota Harus Tetap Dikejar
Meski begitu, eliminasi malaria di tingkat kabupaten/kota harus terus dikejar. Hingga kini, dari 514 kabupaten/kota sudah ada 372 yang eliminasi malaria atau sekitar 72 persen.
“Ini kita harapkan target sampai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024 ini mencapai 90 persen, tapi kita juga bangga karena sudah ada lima provinsi yang mencapai eliminasi malaria,” katanya.
Maxi pun berharap agar malaria di Indonesia bisa dieliminasi secara nasional. Untuk mencapai target ini, peran dari bupati, walikota, dan gubernur sangat diperlukan untuk mendorong percepatan eliminasi.
Advertisement
Puncak Peringatan Hari Malaria Sedunia di IKN
Maxi juga menyampaikan bahwa peringatan Hari Malaria Sedunia 2023 akan dilaksanakan di Ibu Kota Negara (IKN) Kalimantan Timur.
“Dalam rangka peringatan Hari Malaria Sedunia beberapa kegiatan kita lakukan. Antara lain di acara puncak nanti kita akan memperingatinya di IKN di Provinsi Kalimantan Timur yang kita rencanakan pada Juni tanggal 15.”
Di acara tersebut akan diumumkan beberapa kabupaten/kota yang berhasil memenuhi syarat eliminasi malaria.
“Tentu kami harapkan peran dari semua stakeholder untuk bagaimana meningkatkan inovasi kita mencapai Indonesia bebas malaria,” ujar Maxi.
Tema Hari Malaria Sedunia 2023
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Imran Pambudi menjelaskan tema Hari Malaria Sedunia 2023.
“Tema Hari Malaria Sedunia tahun ini adalah ‘Dengan Investasi, Inovasi, dan Implementasi, Kita Capai Indonesia Bebas Malaria,” katanya.
Ia menambahkan, Hari Malaria Sedunia diperingati setiap tanggal 25 April. Namun, karena 25 April ini masyarakat masih libur Lebaran maka diskusinya dilakukan hari ini, Selasa 2 Mei 2023.
Definisi Malaria
Imran pun memberi penjelasan bahwa malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit.
“Jadi bukan bakteri, bukan virus, tapi parasit. Parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak di dalam sel darah manusia. Di mana plasmodium ini ditularkan melalui nyamuk khusus jenis anopheles betina.”
Malaria dapat menyerang semua orang, lanjutnya, mulai dari laki-laki, perempuan, bayi, anak-anak, maupun dewasa.
Advertisement