Liputan6.com, Jakarta Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali melanda perusahaan otomotif asal Amerika Srikat, General Motors Co atau GM.
Mengutip US News, Selasa (2/5/2023) General Motors mengatakan telah memangkas ratusan pekerja kontrak penuh waktu selama akhir pekan, termasuk di pusat tekniknya di pinggiran kota Detroit.
Advertisement
PHK ini diketahui merupakan salah satu upaya terbaru pembuat mobil itu untuk merampingkan operasi.
Kontraktor yang terdampak dari PHK kali ini adalah di bagian pengembangan produk global milik GM yakni Warren Tech Center.
Meski kabar PHK di GM muncul, saham perusahaan itu naik 2 persen menjadi USD 33,73.
Sebelumnya, pada April 2023 GM mengungkapkan bahwa sekitar 5.000 pekerja bergaji telah memilih untuk keluar dari perusahaan.
Pada Februari lalu, GM juga sempat dikabarkan GM memangkas ratusan pekerja termasuk di tingkat eksekutif.
CEO Mary Barra mengatakan dalam sebuah memo kepada karyawan bulan lalu bahwa PHK pada bulan Februari dan pembelian "telah menghasilkan sekitar USD 1 miliar untuk target USD 2 miliar".
GM membukukan laba kuartal pertama yang lebih tinggi dari perkiraan minggu lalu dan meningkatkan perkiraan laba setahun penuh dan arus kas.
Selain General Motors, Ford Motor Co baru-baru ini juga mengumumkan pemutusan hubungan kerja yang signifikan di Spanyol, Jerman dannegaraEropa lainnya.
Pada Agustus 2022, Ford mengatakan akan memangkas total 3.000 pekerja bergaji dan kontrak, sebagian besar di Amerika Utara dan India.
Kurangi Biaya, General Motors PHK Ratusan Karyawan
Sebelumnya, pada awal Maret GM telah memangkas ratusan pekerja tingkat eksekutif.
Mengutip US News, Rabu (1/3/2023) seorang sumber terkait kabar PHK di General Motors menyebut, PHK terjadi dalam upaya perusahaan memotong biaya dan merampingkan operasi.
"Pengurangan karyawan di General Motor kurang lebih mencapai 'ratusan,'" kata sumber itu.
Sebelum kabar PHK datang, Chief People Officer GM Arden Hoffman sempat mengeluarkan surat kepada karyawan yang mengatakan bahwa perusahaan "berkomitmen untuk penghematan biaya sebesar USD 2 miliar dalam dua tahun ke depan.
GM mengungkapkan target pemotongan biaya USD 2 miliar pada bulan Januari. Namun saat itu, pembuat mobil tersebut mengatakan tidak merencanakan PHK dan tidak mencirikan pemotongan biaya sebagai PHK.
"Dalam lingkungan di mana margin pesaing kita membaik, sangat penting bahwa kita bertindak sekarang dan fokus pada efisiensi kita sendiri," kata Hoffman.
Advertisement
PHK di Ford Motor
Hoffman menambahkan bahwa "untuk memenuhi komitmen dan untuk mengalahkan kompetisi, kami perlu memiliki tim yang menang. Kami membutuhkan perubahan budaya yang memungkinkan kami untuk meminta pertanggungjawaban mencapai tingkat operasi yang lebih tinggi yang sekarang diperlukan. "
Tak hanya GM, badai PHK juga melanda perusahaan otomotif lainnya di Amerika Serikat, salah satunya Ford Motor.
Awal bulan ini, Ford Motor mengatakan telah memangkas satu dari sembilan pekerjanya di Eropa, atau 3.800 karyawan di bagian pengembangan produk dan administrasi untuk mengurangi biaya yang lebih rendah.