Liputan6.com, Jakarta - Jalur lalu lintas Sumatera Barat - Riau buka tutup akibat longsor yang menerjang di Jorong Aia Putiah Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat pada Minggu, 30 April 2023 sekitar pukul 17.00 WIB. Lokasi yang berada tak jauh dari Kelok 9 membuat diberlakukan jalur buka tutup.
Mengutip kanal Regional Liputan6.com, sebelum buka tutup, jalur lalu lintas sempat putus total sekitar dua jam. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut, tapi sebuah mobil merek Brio terseret karena longsor dan dua orang di dalamnya mengalami luka ringan.
Advertisement
Kalaksa BPBD Limapuluh Kota Rahmadinol mengatakan, longsor Kelok 9 tersebut menimbun badan jalan dan saat ini material longsor sedang dibersihkan tim gabungan. "Hingga saat ini kondisi jalur sumbar-riau masih buka tutup," ungkapnya.
Ia menyebut hujan disertai angin kencang di Kabupaten Limapuluh Kota terjadi sejak pukul 15.00 WIB. Rahmadinol juga mengimbau ke penguna jalan agar tetap selalu waspada saat melintas Kelok 9. Sementara, Kelok 9 adalah ruas atau arus jalan di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat yang terbilang populer. Jalan ini letaknya sekitar 30 kilometer di sebelah timur Kota Payakumbuh.
Kelok Sembilan membentang sejauh 300 meter di Jorong Aie Putiah sebagai penghubung lintas tengah Sumatera dan Pantai Timur Sumatera. Selain berfungsi sebagai salah satu jalur utama, Kelok Sembilan sebenarnya juga bisa dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata Sumatera Barat.
Apabila dilihat dari atas, arus ini terlihat sangat menawan lantaran tampak mengular di tengah dua cagar alam. Dua cagar alam tersebut, yaitu Cagar Alam Air Putih dan Cagar Alam Harau.
Kelok 9 Sempat Rawan Bencana Longsor pada 2003
Sesuai dengan namanya, Kelok 9 merupakan jembatan layang yang memiliki daya tarik berupa sembilan tikungan. Tikungan-tikungan tersebut hanya berjarak sekitar 30 meter. Apabila ditinjau dari asal-usulnya, dahulu Kelok 9 terlalu rawan dengan adanya bencana longsor pada 2003.
Sampai akhirnya, Kelok 9 dibangun san selesai pada 2013 sebagai sebuah jalan layang sepanjang 1,5 kilometer untuk mengatasi masalah jalan sebelumnya. Semenjak itu, Kelok 9 menjadi satu ikon megah di Provinsi Sumatera Barat.
Untuk para wisatawan yang melintasi jalan ini, biasanya akan langsung terpukau dengan keindahannya. Bahkan, sering kali mereka menyempatkan diri untuk beristirahat sejenak sambil menikmati keindahan alam dan berfoto.
Kelok 9 bahkan mempunyai beberapa spot foto menarik dengan berbagai latar, di antaranya pemandangan bukit, lembah, hutan hijau, dan jembatan. Di samping itu, di sepanjang jalan juga ada banyak warung yang bisa digunakan untuk tempat bersantai. Warung-warung ini menjajakan aneka makanan, seperti makanan khas Minang sampai jajanan jagung bakar.
Advertisement
Dibangun Belanda untuk Transportasi ke Teluk Bayur
Mengutip dari laman Kementerian Keuangan, Selasa (2/5/2023), pada awalnya berdasarkan beberapa referensi, diketahui bahwa ukuran jalan di Kelok 9 jika direntang lurus hanya sepanjang 300 meter. Lebar jalan pun hanya 5 meter yang dulunya dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada 1908--1914 untuk memperlancar transportasi dari Pelabuhan Teluk Bayur di barat Sumatera menuju ke wilayah timur.
Lama kelamaan, jalur ini ramai dan padat seiring pertumbuhan ekonomi. Tetapi pertumbuhan tersebut tidak seimbang dengan fasilitas jalan yang ada. Hal ini melihat kondisi jalan dengan tanjakan curam dan tikungan tajam, serta berbahaya bagi penggunanya oleh karena banyaknya truk besar dengan muatan berat gagal menanjak.
Selain itu, waktu tempuh makin panjang dan padat karena lajur masih sempit, sulit untuk menyalip atau mendahului kendaraan di depannya. Menyikapi kondisi ini, maka pemerintah Indonesia mulai mengembangkan jalan tersebut pada 2003 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dengan konsep green construction, yakni mengarah pada struktur dan pemakaian proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan tersebut.
Konstruksi Kelok 9 Menyesuaikan Topografi Tanah
Menurut Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan KPKNL Bukittinggi Sutarmin, saat itu Kelok Sembilan terbagi dalam enam buah jembatan dengan lebar 13,5 meter serta ditopang pilar setinggi sekitar 60 meter di atas permukaan jalan yang ada di bawahnya. Panjang keenam jembatan tersebut berbeda-beda sebab menyesuaikan topografi tanah dan panjang lekuk atau kelok jembatan itu sendiri.
Untuk gambaran, masing-masing ukuran jembatan yaitu jembatan pertama sepanjang 20 meter, jembatan kedua 230 meter, jembatan ketiga 65 meter, dan jembatan keempat 462 meter, jembatan kelima 31 meter serta jembatan keenam sepanjang 156 meter. Di samping itu, masih terdapat jalan penghubung sepanjang lebih dari 1,9 kilometer.
Setelah pengerjaan selesai dan difungsikan, jembatan Kelok Sembilan begitu dirasakan efeknya oleh para pengguna, baik dari sudut tanjakan, ketajaman lekuk/kelok jalan, risiko kecelakaan maupun waktu tempuh yang terpangkas. Hal lain yang membanggakan dari konstruksi jembatan ini yaitu dibangun oleh bangsa Indonesia sendiri dan seluruhnya dikerjakan kontraktor dan tenaga ahli dari dalam negeri.
Advertisement