Liputan6.com, Jakarta - General Motors (GM) kembali memangkas ratusan pekerja kontrak waktu penuh di pusat tekniknya di pinggiran kota Detroit, Amerika Serikat. Hal tersebut, dilaporkan oleh Wall Street Journal, Senin waktu setempat dengan mengutip juru bicara pabrikan asal Negeri Paman Sam.
Dikutip dari The Business Times, pembuat mobil tidak menanggapi permintaan yang diajukan oleh Reuters. Namun, gerak saham GM masih naik sekitar 2,5 persen menjadi US$33,86.
Advertisement
Sementara itu, General Motors juga mengatakan pada April, bahwa sudah sekitar 5.000 pekerja yang digaji telah memilih untuk keluar dari perusahaan, dan membawa lebih dekat ke target pemotongan biaya sebesar US$2 miliar pada akhir 2024.
Sedangkan dilaporkan Reuters, pada Maret melaporkan bahwa GM memangkas ratusan pekerjaan tingkat eksekutif dan bergaji.
Sebelum kabar PHK datang, Chief People Officer GM Arden Hoffman sempat mengeluarkan surat kepada karyawan yang mengatakan bahwa perusahaan berkomitmen untuk penghematan biaya sebesar USD 2 miliar dalam dua tahun ke depan.
GM mengungkapkan target pemotongan biaya USD 2 miliar pada bulan Januari. Namun saat itu, pembuat mobil tersebut mengatakan tidak merencanakan PHK dan tidak mencirikan pemotongan biaya sebagai PHK.
"Dalam lingkungan di mana margin pesaing kita membaik, sangat penting bahwa kita bertindak sekarang dan fokus pada efisiensi kita sendiri," kata Hoffman.
GM Setop Produksi Chevrolet Bolt Akhir 2023
General Motors (GM) memutuskan untuk menghentikan produksi mobil listrik Chevrolet Bolt akhir 2023. Pabrikan asal Amerika Serikat ini berencana mengalihkan produksi kendaraan listriknya untuk segmen truk dan juga sport utility vehicle (SUV).
CEO General Motors Mary Barry mengatakan, pihaknya sudah mempertimbangkan waktu yang tepat untuk menghentikan produksi dari Chevrolet Bolt, yaitu akhir tahun ini.
"Kami telah berkembang sejauh ini, sehingga sekarang saatnya untuk merencanakan mengakhiri produksi Chevrolet Bolt EV," jelas Mary, disitat dari Reuters, Kamis (27/4/2023).
Berbicara soal penjualan Chevrolet Bolt listrik, bisa dikatakan tidak terlalu jelek. Bahkan, sepanjang 2022, model tersebut mampu terjual sebanyak 38.120 unit.
Jumlah tersebut, bahkan naik dibanding penjualan tahun sebelumnya, yang hanya mencapai 24.828 unit.
Sedangkan pada kuartal pertama 2023, Chevrolet Bolt EV sudah terjual sebanyak 19.700 unit. Sebelum memutuskan untuk menghentikan produksi model baterainya, GM sudah menghentikan produksi versi PHEV pada 2019 lalu.
Advertisement