Liputan6.com, Jakarta - Faktor penyebab kanker multifaktor mulai dari mutasi genetik, lingkungan, hingga gaya hidup. Untuk kanker mulut, merokok dan konsumsi minuman beralkohol meningkatkan risiko terkena penyakit tersebut seperti disampaikan dokter gigi spesialis bedah mulut dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Jakarta, Astri Hapsari.
“Kanker rongga mulut berhubungan erat dengan gaya hidup seseorang. Untuk kanker rongga mulut sendiri, biasanya gaya hidup yang tidak sehat itu seperti merokok dan minum alkohol,” kata Astri pada Talk Show Radio Kesehatan: Kenali Tanda-tanda Awal Kanker Rongga Mulut beberapa waktu lalu.
Advertisement
Bila seseorang melakukan dua kebiasaan tersebut yakni merokok juga minum minuman beralkohol maka risiko terjadinya kanker mulu semakin besar.
Selain itu, Astri menuturkan, frekuensi juga sangat menentukan. Semakin sering mengonsumsi alkohol atau merokok, maka risiko terjadinya kanker mulut juga semakin meningkat.
Menyirih
Kebiasaan lain yang bisa menyebabkan kanker mulut, yakni menyirih. Kegiatan mengunyah campuran sirih, biji pinang, dan kapur ini ternyata bersifat karsinogenik.
“Campuran ini dikunyah dalam mulut, biasanya suka digunakan untuk acara adat. Ternyata, kandungan yang ada di dalam sirih ini bersifat karsinogenik. Karsinogenik adalah substansi yang bisa menyebabkan kanker,” jelas wanita lulusan Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut Universitas Indonesia itu.
Kebersihan Rongga Mulut
Kebersihan rongga mulut terutama gigi yang berlubang juga secara tidak langsung berhubungan dengan kanker mulut.
Umumnya, gigi berlubang memiliki permukaan yang tidak rata atau tepi yang tajam. Tepi yang tajam ini bisa menyebabkan iritasi kronis terus menerus pada daerah di sekitarnya.
“Iritasi kronis itu juga merupakan faktor risiko kanker mulut. Apalagi kalau ini ditemukan pada pasien yang sebelumnya sudah punya faktor risiko kanker mulut, maka risiko kanker mulutnya akan semakin tinggi,” jelas Astri.
Penyakit lain yang diduga bisa meningkatkan faktor risiko, yakni infeksi Human papillomavirus (HPV). Virus ini bisa menyebabkan kanker mulut, terutama kanker tenggorokan dan kanker orofaring.
Advertisement
Tanda Awal Kanker Mulut
Tanda-tanda awal kanker mulut yang paling umum menurut Astri adalah munculnya sariawan secara tiba-tiba.
Terdapat beberapa hal yang harus dicurigai saat melakukan pemeriksaan rutin pada mulut sendiri. Misalnya, apabila ada sariawan baik kecil maupun besar, tetapi nyerinya minimal atau tidak nyeri sama sekali, ini patut dicurigai.
“Selain itu, jika sariawan tidak hilang-hilang dalam waktu 2 minggu, tidak berkurang ukurannya, tidak ada perubahan warna, atau ternyata ukurannya semakin membesar dan mulai ada benjol di sekitarnya, ini juga perlu dicurigai,” jelasnya.
Selain itu, munculnya bercak merah, putih, atau campuran dari merah dan putih juga bisa jadi merupakan tanda awal kanker mulut.
Umumnya, sariawan atau bercak sebagai tanda awal kanker mulut ini muncul tanpa ada sebab yang jelas. Jika sariawan atau bercak sudah melebihi 2 minggu, Astri menyarankan untuk segera memeriksakan ke dokter.
Lakukan SAMURI Setiap Sebulan Sekali
Sebagai langkah deteksi dini, Astri menyarankan untuk melakukan SAMURI atau periksa mulut sendiri di rumah.
SAMURI merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kanker mulut.
“Yang harus diperiksa adalah warna, bentuk, kekenyalan, nyeri, benjolan, atau pembengkakan pada mulut,” ungkap Astri.
SAMURI sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Sedangkan, untuk pemeriksaan rutin ke dokter idealnya dilakukan setiap 6 bulan sekali.
“Kenali tanda-tanda awal kanker mulut. Dengan begitu otomatis terdeteksi dini dan keberhasilan perawatannya juga akan semakin besar,” tutupnya.
Advertisement
Kanker Bisa Muncul di Semua Area Mulut
Pada kesempatan yang sama, Astri menjelaskan bahwa semua bagian di dalam mulut bisa terkena kanker.
“Mulai dari bibir, bibir bagian dalam, gusi, lidah, pipi bagian dalam, langit-langit, dasar mulut, bagian belakang mulut yakni tenggorokan, itu semua bisa kena,” jelas Astri.
Akan tetapi, sekitar 70 persen kanker mulut umumnya ditemukan di bagian dasar mulut, gusi, bagian belakang gigi terakhir, dan daerah pinggir lidah.