Liputan6.com, Jakarta Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkap perusahaan pelat merah yang berkontribusi paling besar terhadap pembagian dividen BUMN tahun ini. Dia menyebut sektor perbankan, pertambangan, hingga telekomunikasi yang punya andil besar.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan, secara kumulatif perusahaan negara akan menyetor sebesar dividen sebesar Rp 80,2 triliun. Angka ini diketahui 2 kali lipat lebih besar dari setoran di tahun lalu.
Advertisement
"Kontribusi terbesar di perbankan, pertambangan masuk juga," ujar dia saat ditemui di Kementerian BUMN, Selasa (2/5/2023).
Arya menerangkan, sektor hulu pertambangan jadi salah satu yang berkontribusi dengan nilai cukup besar. Diikuti juga dengan setoran dari BUMN di sektor telekomunikasi.
"Jadi oil and gas itu ada, pertambangan mining juga ada, yang terbesar dari perbankan, telekomunikasi pun pasti ada. Itu sektor-sektornya," terang Arya.
Meski sektor perbankan jadi yang paling besar menyetor dividen, Arya belum mengungkap angka pastinya. Tapi yang dipastikannya, setoran paling besar bersumber dan Himpunan Bank Negara (Himbara).
Perlu diketahui, ada 4 anggota Himbara yang bakal menebar dividen tahun ini atas tahun buku 2022. Yakni, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Nasional Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Erick Thohir: Terbesar Sepanjang Sejarah
Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut perusahaan pelat merah akan menyetor dividen sebesar Rp 80,2 triliun kepada negara tahun ini. Langkah ini jadi satu bentuk kontribusi atas keberhasilan transformasi BUMN.
Erick mengungkap setoran dividen ini jadi satu aspek diantara aspek lainnya yang memberikan kontribusi ke kas negara.
"Alhamdulillah saya tadi sampaikan, kemarin juga di ratas ada bapak Presiden, ada bu Sri Mulyani, bagaimana dividen BUMN tahun ini, hasil kerja tahun kemarin ini terbesar sepanjang sejarah Rp 80,2 triliun," ujarnya kepada wartawan di Taman Mini Indonesia Indah, Senin (1/5/2023).
"Artinya apa? Kita punya sumbangsih kepada negara supaya negara tidak hanya mendapatkan pemasukan dari pajak tetapi juga hasil usaha yang baik," sambung Erick.
Program Pro Rakyat
Ketua Umum PSSI ini juga mengatakan tujuan pembagian dividen tersebut untuk mendorong program-program kerakyatan. Mengingat, sebagian besar alokasi APBN digunakan untuk program bantuan sosial (bansos) dan bantuan lainnya.
"Untuk apa? Program-program yang mendorong daripada tentu kerakyatan dari program pemerintah seperti bansos dan lain-lain," kata dia.
Dia mengungkap, besaran setoran dari perusahaan pelat merah ke negara jadi satu bukti kalau BUMN sudah semakin sehat. Maka, kesehatan BUMN ini perlu dijaga agar kontribusinya tetap konsisten.
"Nah inilah keseimbangan yang terus ktia jaga, BUMN-nya sehat tapi terus memberikan kontribusi kepada rakyat," pungkasnya.
Advertisement
Prediksi Pengamat
Sebelumnya, Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto memprediksi perusahaan pelat merah dari perbankan hingga pertambangan bakal menyumbang dividen paling besar. Mengingat kinerja yang dinilai semakin baik saat ini.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan kalau setoran dividen dari BUMN akan mencapai Rp 80,2 triliun di tahun ini atas hasil buku 2022. Kendati belum ada rincian sektor mana yang paling besar berkontribusi.
"Kontributor besar dividen di 2023 sebagai hasil kinerja BUMN di 2022 tentu akan banyak disumbangkan BUMN kategori bluechips seperti bank HIMBARA (Himpunan Bank Negara), sektor pertambangan (MIND ID) yg menikmati harga ekspor premium," ujarnya kepada Liputan6.com, Selasa (2/5/2023).
Selain itu, Toto juga melihat ada kontribusi lainnya dari sektor telekomunikasi yakni PT Telkom Indonesia hingga PT Pupuk Indonesia.
"Sektor telekomunikasi yaitu TLKM, serta beberapa perusahaan negara besar lainnya seperti Semen Indonesia, Pupuk Indonesia atau bahkan juga PLN. Ini prakiraan saya terkait kontributor dividen besar BUMN untuk 2023," terangnya.
Dia menerangkan Himbara bisa berkontribusi besar karena kinerja bisnis dan keuntungan yang didapat berkat pendapatan dari bunga yang cukup tinggi. Sementara, BUMN tambang bisa untung karena sempat adanya kenaikan harga komoditas global.
"Bank Himbara jelas dapat profit besar yg diperoleh karena kontribusi pendapatan bunga yang besar. MIND ID holding dapat durian runtuh karena harga komoditi yg melonjak tajam akibat situasi global yg tidak menentu, terutama setelah perang Rusia-Ukraina," bebernya.
Namun, ada perusahaan lain yang dinilai belum pulih secara maksimal. Sehingga, belum bisa berkontribusi besar terhadap dividen yang disetorkan.
"Sebagian BUMN lainnya yang biasa jadi kontributor besar dividen seperti KAI atau Angkasa Pura masih belum terlalu pulih kinerja nya," sambung Toto.