Liputan6.com, Banjarmasin - Wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) sedang berada di musim peralihan (pancaroba), dari musim hujan ke musim kemarau. Fenomena cuaca ekstrem seperti hujan yang disertai kilat atau petir dan angin kencang kerap terjadi.
Sebagaimana yang terjadi pada Selasa, 2 Mei 2023, angin kencang menghampiri Kota Banjarmasin. Ada enam pohon tumbang dan kejadian lainnya sehingga memakan korban jiwa satu orang.
"Kita telah menerima laporan jika telah terjadi pohon tumbang dan satu korban jiwa akibat angin kencang yang terjadi di Banjarmasin hari ini sekitar pukul 15.38 hingga 17.57 Wita," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin, Husni Thamrin.
Baca Juga
Advertisement
Satu korban merupakan pengendara sepeda motor. Korban tertimpa oleh puing bangunan yang kejadiannya persis ketika terjadi angin kencang.
"Korban atas nama Abu Supian (52), meninggal dunia tertimpa serpihan material saat di lampu merah Jalan Simpang 3 Sentra Antasari," lanjut Husni Thamrin.
Sementara, enam pohon tumbang itu terjadi di Jalan Pangeran Antasari (samping Blue Atlantik Hotel), Pekapuran Laut, Banjarmasin Tengah, jenis pohon Ketapang, dan di Masjid Agung, jenis pohon palem.
Masih di jalan Pangeran Antasari yakni di Gang 7 Simpang Penghulu, Pekapuran Laut, Banjarmasin Tengah, jenis pohon jambu, Jalan Ahmad Yani Km.3 muka Gang Nusantara, Karang Mekar Banjarmasin Timur, jenis pohon Ketapang, Jalan Teluk Kelayan PD PAL, Kelayan Luar, Banjarmasin Tengah, jenis pohon Jati, dan Jalan Sudimampir Pasar Ujung Murung, Kertak Baru Ulu, Banjarmasin Tengah, jenis pohon Akasia.
Adapun dampak dari kejadian ini, pohon tumbang menutupi jalan raya, 2 buah mobil jenis minibus dan sedan yang terparkir, serta 1 buah rumah tertimpa di bagian belakang.
Sementara itu, terkait dengan kejadian alam angin kencang, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), melalui Staf Analisa dan Prakiraan, Putri Cahyaningsih menjelaskan terkait keberlangsungan pancaroba yang terjadi saat ini.
"Umumnya di masa peralihan ini memang fenomena cuaca ekstrem sering muncul, namun sifatnya berdurasi singkat saja dalam hitungan menit atau jam," ujar Putri Cahyanignsih.
Peristiwa ini disebutkan terjadi hampir di seluruh wilayah Kalsel. Semua berpotensi untuk terjadi fenomena cuaca ekstrim di masa peralihan musim seperti sekarang.
Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat kiranya mengurangi aktivitas di luar ruangan saat terjadi cuaca ekstrem. Seperti saat terjadi hujan dengan intensitas lebat, dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.
Masyarakat juga bisa memantau informasi cuaca dari BMKG melalui berbagai kanal media BMKG. Untuk wilayah Kalsel, masyarakat bisa mengikuti Instagram @cuacakalsel atau @infoBMKG untuk cuaca se Indonesia.