Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia saat ini fluktuatif seiring pergerakan cepat menguat dan melemah. Analis menilai, pergerakan harga emas fluktuatif seiring pelaku pasar menanti hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed). Di tengah sentimen itu, investasi apa yang dapat menjadi alternatif untuk dicermati calon investor?
Mengutip data Kitco, harga emas dibuka menguat pada Selasa, 2 Mei 2023 waktu New York. Harga emas dunia naik 4,5 persen. Harga berada di level tertinggi USD 1.991,30 dan terendah USD 1.978,30. Sebelumnya pada penutupan perdagangan 1 Mei 2023, harga emas di pasar spot ditutup ke posisi USD 1.982,50.
Advertisement
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assualbi menuturkan, pergerakan harga emas fluktuatif. Ia prediksi, harga emas masih melemah pada pekan ini. Hal itu seiring pelaku pasar menanti hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve pada pekan ini. Pelaku pasar khawatir the Fed kembali menaikkan suku bunga secara agresif. Secara teknikal, ia prediksi, harga emas akan berada di kisaran level support USD 1.974 dan level resistance USD 1.997.
“Banyak bank sentral negara bagian mengatakan inflasi masih tinggi 5 persen. Ada kekhawatiran suku bunga bank sentral AS naik 50 basis poin. Namun, denga nada kebangkrutan (bank-red) di AS, bank sentral akan turunkan suku bunga. Informasi ini akan terjawab pada pertemuan the Fed Rabu dan Kamis pekan ini,” ujar dia.
Ibrahim menilai, penantian terhadap pertemuan the Federal Reserve itu membuat harga emas fluktuatif dengan cepat naik dan lekas turun. Namun, Ibrahim menilai, koreksi harga emas masih wajar.”Ini yang bermain spekulan, sebagai instrumen paling ramai diminati investor harga emas secara teknikal naik turun,” tutur dia.
Investasi di Obligasi
Di tengah harga emas fluktuatif itu, Ibrahim menuturkan, investasi yang dapat dilirik calon investor dan investor yakni obligasi atau surat utang. Hal ini seiring kenaikan suku bunga, menurut Ibrahim membuat obligasi menarik.
"Obligasi diminati. Saat pemerintah keluarkan obligasi disambut baik investor. Hal ini karena dana (hasil penerbitan-red) obligasi untuk pembangunan infrastruktur, ini yang membuat investor suka dengan obligasi. Apalagi obligasi tawarkan bunga tinggi di kisaran 6 persen,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Memilih Investasi
Sementara itu, Perencana keuangan Oneshildt Financial Planning Mohammad Andoko mengingatkan saat mulai investasi untuk menganalisis terlebih dahulu investasi yang sesuai dan tidak ikut-ikutan.
“Investasi jangan ikut-ikutan. Kesalahan dari masyarakat kita investasi tidak menganalisis,” ujar dia.
Selain itu, ia mengingatkan juga masyarakat mengetahui plus minus dari instrumen investasi itu. Bahkan Andoko menyarankan investasi yang dipilih juga memiliki underlying atau aset bernilai.
Terkait rekomendasi investasi, Andoko menuturkan, saat harga emas koreksi justru bisa dimanfaatkan untuk masuk investasi emas saat harga diskon. Apalagi menurut dia emas menjadi alternatif investasi di tengah ketidakpastian ekonomi dan krisis.
Selain emas yang masuk dalam investasi riil, Andoko menjelaskan ada rekomendasi investasi lainnya yaitu properti dan masuk ke bisnis. Investasi di properti dan bisnis ini, menurut Andoko memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan investasi di properti seiring ada kelangkaan berdampak terhadap harganya. Akan tetapi, saat memilih investasi properti, Andoko mengingatkan untuk memperhatikan lokasi dan infrastruktur.
“Kelemahan (investasi properti-red) ada maintenance cost atau biaya perawatan dan pajak,” kata dia.
Untuk investasi di bisnis, Andoko mengingatkan untuk terlibat langsung dalam bisnis tersebut agar mengetahui pelanggan dan bisnis yang dijalankan. Ia menuturkan, memiliki bisnsi franchise bisa menjadi pilihan lantaran sudah ada role model dalam menjalankan bisnisnya.
Advertisement
Investasi di Sektor Keuangan
Selain investasi riil, Andoko menuturkan, investasi yang dapat dicermati dengan investasi di aset keuangan atau financial asset. “Investasi financial aset ini bisa di reksa dana, obligasi saham, dan deposito,” kata dia.
Melalui investasi di aset keuangan seperti saham, menurut Andoko, calon investor bisa mendapatkan keuntungan dari capital gain dan regular income seperti dividen. Kemudian, investasi di aset keuangan, Andoko menilai transparan karena instrumen investasi yang dimiliki dapat dipantau melalui kustodian dan tidak ada biaya perawatan.
Andoko menyarankan saat investasi di sektor keuangan harus mengetahui makro ekonomi internasional, regional dan nasional. “Di financial aset sangat bergantung pada faktor X. Faktor x itu seperti makro ekonomi,” ujar dia.