Liputan6.com, Jakarta - Dilaporkan bahwa aktivitas seks oral mungkin menjadi faktor terbesar peningkatan jumlah kasus kanker tenggorokan di Amerika Serikat (AS). Hal tersebut dikemukakan oleh profesor di Institute of Cancer and Genomic Sciences di University of Birmingham, Dr Hisham Mehanna.
Mengutip dari laman mStar, Rabu, 3 Mei 2023, menurut Dr Mehanna, telah terjadi 'peningkatan pesat' dalam kasus kanker tenggorokan selama dua dekade terakhir. Dalam sebuah artikel untuk The Conversation, Dr Mehanna mengatakan kanker oropharyngeal (daerah amandel dan belakang tenggorokan) kini lebih umum daripada kanker serviks di AS, bahkan Inggris Raya (UK).
Advertisement
Menurut laporan Yahoo News, dia juga menggambarkan peningkatan kasus sebagai 'epidemi' di kedua negara. "Mereka yang memiliki enam atau lebih pasangan seks oral dalam hidup mereka 8,5 kali lebih mungkin terkena kanker orofaring daripada mereka yang tidak melakukan seks oral," katanya.
Menurutnya, penyebab utama kanker ini adalah human papillomavirus (HPV). HPV adalah infeksi menular seksual yang paling umum, dengan tiga juta kasus baru di AS setiap tahun.
"Teori yang berlaku adalah kebanyakan dari kita terinfeksi HPV dan mampu membersihkan (infeksi) sepenuhnya. Namun, sejumlah kecil individu tidak dapat membersihkan infeksi, kemungkinan karena cacat pada aspek tertentu dari sistem kekebalan mereka," kata Mehanna.
"Pada pasien tersebut, virus mampu bereplikasi terus menerus, dan seiring waktu berintegrasi pada posisi acak ke dalam DNA inang, beberapa di antaranya dapat menyebabkan sel inang menjadi kanker," jelasnya.
Gejala Kanker Tenggorokan
Menurut American Cancer Society, kasus kanker orofaring yang terkait dengan HPV meningkat setiap tahun sebesar 1,3 persen pada wanita dan 2,8 persen pada pria antara tahun 2015 dan 2019.
Mengutip dari kanal Citizen Liputan6.com, kanker tenggorokan adalah kanker yang tumbuh di tenggorokan (faring) dan kotak suara (laring). Individu yang mengalami hidung tersumbat, nyeri di tenggorokan atau telinga, pembengkakan di leher, kesulitan menelan, suara serak , penurunan berat badan atau kombinasi gejala-gejala ini, dan tidak sembuh dalam 2-3 minggu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter karena gejala ini bisa disebabkan oleh kanker.
"Kanker ini terlihat pada dekade ke-2 dan pada dekade ke-5-6 setiap individu yang mengalami hidung tersumbat dalam waktu yang lama," sebut Ahli Onkologi Medis, P.D. Rumah Sakit Hinduja & MRC, Mahim, Dr. Vijay Patil, seperti dilansir dari Times of India, Rabu, 22 Februari 2023.
"Jika terutama terkait dengan pembengkakan di leher maka harus segera berkonsultasi ke dokter," tambahnya.
Advertisement
Deteksi Sejak Awal Kanker Tenggorokan
Lebih jauh disebutkan bahwa kanker tenggorokan bisa disembuhkan jika terdeteksi sejak awal dan fungsi tenggorokan dapat dipertahankan. Karena itu, ketahui beberapa gejala kanker tenggorokan dan laring yang tak boleh diabaikan berikut ini:
1. Kanker di bagian tenggorokan belakang mulut
Gejalanya antara lain nyeri di telinga dan tenggorokan (odynophagia), kesulitan menelan dan kesulitan membuka mulut. Kanker ini terlihat pada dekade ke-5 hingga ke-7. Tiap orang yang memiliki rasa sakit di telinga tapi telinganya normal bisa saja terkena kanker ini. Setiap perubahan suara baru-baru ini atau kesulitan menelan tidak sembuh 7-10 hari perlu berkonsultasi ke dokter.
2. Kanker di bagian bawah tenggorokan dan batang tenggorokan
Gejalanya kesulitan menelan, penurunan berat badan, makanan menggantung di tenggorokan. Kanker ini umum terjadi pada dekade ke-5-7. Setiap individu yang mengalami kesulitan menelan yang awalnya untuk makanan padat dan berkembang menjadi setengah padat perlu segera ke dokter.
Periksa Bagian Kotak Suara
Apabila ada pembengkakan di leher bagian bawah dan tidak kunjung sembuh bisa jadi karena kanker ini dan perlu konsultasi ke dokter sesegera mungkin.
3. Kanker di bagian atas kotak suara
Gejalanya suara serak. Kanker ini umum terjadi pada dekade ke-5 hingga ke-7. "Setiap orang yang mengalami perubahan suara baru-baru ini dan tidak sembuh dalam waktu 2 minggu,” Dr. Patil kembali memperingatkan.
4. Kanker di kotak suara
Gejalanya suara serak. Kanker ini umum terjadi pada dekade ke-5 hingga ke-7. Setiap orang yang mengalami perubahan suara belum lama ini dalam waktu dua minggu.
5. Kanker di bagian bawah kotak suara
Gejalanya serak. Kanker ini umum terjadi pada dekade ke-5 hingga ke-7. Setiap orang yang mengalami perubahan suara baru-baru ini dalam kurun waktu 2 minggu. Meski seks oral dalam penelitian diungkap jadi penyebab kanker tenggorokan, perhatikan sebab lainnya seperti kebiasaan buruk merokok.
Advertisement