Liputan6.com, Jakarta - Asma menjadi salah satu penyakit yang dapat dengan mudahnya kambuh tanpa mengenal tempat dan waktu. Terutama jika pengidap asma tengah dihadapkan dengan pemicunya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Ketua Pokja Bidang Asma dan PPOK, Dr Budhi Antariksa, SpP(K) pun membeberkan apa saja tips pengobatan asma yang efektif. Lantas, apa sajakah itu? Berikut diantaranya.
Advertisement
1. Pahami Dulu Penyebab Utama Asma
Pertama, Budhi mengungkapkan bahwa ada beberapa kemungkinan yang biasanya dapat memicu asma. Salah satunya zat-zat yang bersifat alergik di luar maupun stres dari dalam tubuh.
"Ada beberapa kemungkinan, apa itu zat-zat yang sifatnya alergik di luar. Mungkin juga dia bisa dari stresnya," ujar Budhi dalam konferensi pers Hari Asma Sedunia bersama Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) ditulis Rabu, (3/5/2023).
Pengobatan asma kemudian sangat bergantung dengan kriteria yang dialami oleh pasien. Itulah mengapa tiap pasien bisa punya pengobatan berbeda-beda.
"Nah, untuk pengobatan asma di fasilitas kesehatan, itu biasanya kami akan memberikan pengobatan sesuai dengan kriteria asmanya," ujar Budhi.
2. Obati Asma Jangan Setengah-Setengah
Budhi menjelaskan, tips kedua adalah dengan tidak menjalani pengobatan asma setengah-setengah. Sebab, asma harus diobati secara berkelanjutan (continue).
"Pengobatannya itu sifatnya adalah continue. Dalam arti kata, obat-obat yang sifatnya mengontrol agar asmanya tidak terjadi cetusan. Jadi ambang rangsang untuk terjadinya sesak asmanya itu kita naikan dengan obat-obat yang kita berikan," kata Budhi.
3. Proses Pengobatan Asma Tidak Sesaat
Lebih lanjut Budhi mengungkapkan bahwa tips ketiga berkaitan dengan pemahaman jikalau proses pengobatan asma tidak bisa hanya dilakukan sesaat saja.
"Pengobatannya itu memang tidak bisa sesaat saja, dan itu harus sebulan dia harus pakai. Nanti dokternya harus menilai apakah asmanya sudah mulai terkontrol atau belum," kata Budhi.
"Setelah dia terkontrol masih tetap akan dilanjutkan pengobatannya sebulan. Nanti kita lihat lagi, ada kriteria untuk melihat apakah dia sudah terkontrol atau belum. Setelah dua bulan terkontrol penuh, kita bisa turunkan (obatnya)," sambungnya.
4. Jangan Gonta-Ganti Dokter Asma
Keempat, menurut Budhi, penting untuk tidak gonta-ganti dokter dalam proses mengobati asma. Mengingat pengobatan asma memang perlu bersabar untuk melihat perkembangannya.
"Kalau baru selesai pengobatan oleh satu dokter, terus sudah berhenti pengobatannya. Nanti akan kembali lagi dia kumat asmanya. Jadi memang harus bersabar," ujar Budhi.
Advertisement
5. Jalani Terapi Biologis Jika Asma Berat
Selanjutnya yang kelima diungkapkan oleh spesialis paru dari PDPI, dr Arief Bakhtiar yang turut hadir. Arief mengungkapkan bahwa pasien asma bisa melakukan terapi biologis jika sudah berat.
"Asma yang berat memang ada yang namanya terapi biologis. Ini bagi orang awam, seperti terapi. Nah, terapi biologis ini bisa digunakan pada mereka yang punya asma berat," kata Arief.
Selain itu, penting pula untuk menghindari rokok konvensional maupun elektrik seperti vape. Pasalnya, asap yang dihasilkan dapat berbahaya untuk pasien asma.
6. Terima Asma Hanya Bisa Dikontrol
Arief mengungkapkan bahwa asma bukanlah penyakit yang bisa dipastikan dapat sembuh total. Maka, menerima bahwa asma hanya bisa dikontrol menjadi penting.
"Kita enggak berani ngomong asma itu sembuh. Tapi minimal bisa kita buat asma itu membantu mencapai tahap terkontrol supaya pasien kualitas hidupnya semakin baik," ujar Arief.
Advertisement