Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2023. Pada periode tersebut, Wijaya Karya membukukan penjualan sebesar Rp 4,35 triliun.
Capaian ini mengalami peningkatan sebesar 37,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kontribusi terbesar pada penjualan tersebut berasal dari segmen infrastruktur dan bangunan gedung disusul dengan Industri, EPCC dan realti properti.
Advertisement
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Mahendra Vijaya mengungkapkan, peningkatan penjualan ini sejalan dengan keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan perolehan kontrak baru pada tahun sebelumnya serta pemanfaatan digitalisasi proses yang mendorong ke arah yang lebih efektif dan efisien.
"Peningkatan perolehan kontrak baru ini kemudian menjadi modal bagi WIKA untuk menaikan produksi pada awal tahun ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," ungkap Mahendra Vijaya dalam keterangan resmi, Rabu (3/5/2023).
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), beban pokok pendapatan pada kuartal I 2023 membengkak jadi Rp 4,02 triliun dari Rp 2,8 triliun pada kuartal I 2023. Sehingga laba bruto perseroan turun dari Rp 358,12 miliar pada kuartal I 2022 menjadi Rp 323,11 miliar pada kuartal I 2023.
Pada periode ini, beban usaha juga meningkat menjadi Rp 236,81 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 78,82 miliar. Alhasil, laba usaha pada kuartal I 2023 susut menjadi Rp 86,3 miliar dari Rp 279,3 miliar pada kuartal I 2022. Jumlah beban lain-lain pada kuartal I 2023 naik menjadi Rp 604,99 miliar dibandingkan kuartal I tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 262,46 miliar.
Setelah dikurangi beban pajak, perseroan membukukan rugi bersih Rp 526,53 miliar. Kondisi ini berbanding terbalik dari posisi kuartal I 2022, di mana perseroan masih membukukan laba bersih Rp 9,5 miliar. Adapun rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal I 2023 tercatat sebesar Rp 521,26 miliar.
Aset Wijaya Karya
Pada periode yang sama tahun lalu, perseroan masih membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,33 miliar. Aset perseroan sampai dengan 31 Maret 2023 turun menjadi Rp 72,74 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 75,07 triliun.
Liabilitas turun menjadi Rp 55,77 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 57,58 triliun. sementara ekuitas sampai dengan 31 Maret 2023 turun menjadi Rp 16,97 triliun dari Rp 17,49 triliun yang dicatatkan pada akhir tahun lalu.
Gerak Saham WIKA
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu 3 Mei 2023, saham WIKA melemah 6,84 persen ke posisi Rp 545 per saham. Saham WIKA dibuka turun lima poin ke posisi Rp 580 per saham. Saham WIKA berada di level tertinggi Rp 580 dan terendah Rp 545 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.571 kali. Total volume perdagangan 181.110 lot saham. Nilai transaksi Rp 10 miliar.
Advertisement
Kinerja Keuangan 2022
Sebelumnya, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mencatat kinerja keuangan beragam pada 2022. Wijaya Karya meraup pertumbuhan pendapatan, tetapi laba bersih merosot sepanjang 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (26/3/2023), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) meraih pendapatan Rp 21,48 triliun pada 2022. Pendapatan itu tumbuh 20,61 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 17,8 triliun. Beban pokok pendapatan naik 19,6 persen menjadi Rp 19,27 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 16,11 triliun.
Dengan demikian, laba bruto naik 29,96 persen menjadi Rp 2,20 triliun pada 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan meraup laba bruto Rp 1,69 triliun.
Perseroan menekan beban penjualan dari Rp 8,57 miliar pada 2021 menjadi Rp 4,76 miliar pada 2022. Beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 722,17 miliar pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 779,83 miliar.
Beban lain-lain bertambah menjadi Rp 1,31 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,25 triliun. Beban keuangan naik menjadi Rp 1,37 triliun pada 2022 dari 2021 sebesar Rp 1,15 triliun.
Laba usaha perseroan naik 52,73 persen menjadi Rp 1,71 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,12 triliun. Laba bersih merosot 94,13 persen menjadi Rp 12,5 miliar pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 214,42 miliar.
PT Wijaya Karya Tbk mencatat rugi per saham dasar Rp 6,64 pada 2022 dari periode 2021 untung sebesar Rp 13,12.
Total ekuitas naik menjadi Rp 17,49 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 17,43 triliun. Total liabilitas bertambah menjadi Rp 57,57 triliun pada 2022 dari periode 2021 sebesar Rp 51,9 triliun. Total aset naik menjadi Rp 75,06 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 69,3 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 5,66 triliun pada 2022.
Kontribusi Penjualan
Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito menuturkan, kontribusi pertumbuhan penjualan berasal dari segmen infrastruktur dan bangunan gedung. Hal itu disusul oleh segmen industri, dilanjutkan dengan segmen energi dan industrial plant serta segmen realti dan properti.
"Capaian ini menunjukkan kinerja oeprasi WIKA yang sustain dan semakin efisien, terbukti dari kapasitas produksi (burn rate) WIKA yang berada pada level 39 persen pada 2022 meningkat dibandingkan 2021 yang berada pada level 30,2 persen, dengan margin laba kotor sebesar 10,3 persen meningkat dari tahun sebelumnya 9,5 persen,” ujar Agung dalam keterangan tertulis.
Kinerja operasi itu, dibuktikan dengan keberhasilan WIKA dalam menuntaskan berbagai proyek di tanah air sepanjang 2022 di antaranya Bendungan Sukamahi, Jawa Barat, Revitalisasi Dua Terminal VVIP yaitu di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali dan Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta untuk mendukung perhelatan G20 dan Pemasangan Single Point Mooring (SPM) Pengapon, Jawa Tengah dengan kapasitas 50ribu DWT untuk meningkatkan ketahanan energi nasional.
WIKA Tetapkan Langkah Transformasi
Sejalan dengan capaian yang telah ditorehkan pada tahun 2022, WIKA menetapkan langkah transformasi yang bertumpu pada sejumlah aspek, di antaranya project selection yang lebih prudent, penerapan lean construction, penguatan digitalisasi melalui eskalasi kapasitas BIM WIKA yang terintegrasi dengan penggunaan ERP WIKA, dan perkuatan kondisi keuangan Perseroan.
"Dengan bertransformasi WIKA dapat melaksanakan proses bisnis yang lebih efektif dengan tujuan memperoleh hasil yang lebih optimal, baik untuk project owner maupun Perseroan,” kata Agung BW.
Advertisement