Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan mengenakan pajak kepada turis asing yang datang ke Indonesia. Pengenaan pajak salah satunya dilakukan demi menertibkan tingkah laku turis asing yang masuk ke Indonesia, terutama Bali.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menjelaskan, rencana untuk menarik pajak turis di Indonesia memang tengah dibicarakan. Tetapi hal tersebut belum akan berlaku dalam waktu dekat.
Advertisement
"Berkaitan dengan tax atau tourism tax ini sebuah wacana yang dilontarkan pada saat kita lakukan Rakor, karena banyak negara lain memberlakukannya," katanya dikutip dari Belasting.id, Rabu (3/5/2023).
Menparekraf memaparkan penerapan pajak turis di berbagai negara mempunyai tujuan khusus. Implementasi kebijakan fiskal tambahan tersebut ditujukan untuk perlindungan alam dan sosial budaya lokal.
Sebagai contohnya, penerapan pajak turis untuk kepentingan konservasi, menjaga destinasi wisata tetap lestari. Kemudian, menjadi cara untuk mempromosikan destinasi wisata secara internasional.
Menurutnya, penerapan pajak turis di Indonesia belum pada tahap implementasi kebijakan. Pemerintah melalui lintas kementerian dan lembaga (K/L) dalam proses melakukan kajian secara komprehensif.
"Jadi kajian ini masih berlangsung, masih dibicarakan lintas kementerian dan lembaga. Per hari ini masih dalam tahap pembahasan," terangnya.
Sandiaga Uno menegaskan pemerintah akan berhati-hati dalam penerapan pajak turis. Dia menyampaikan setiap kebijakan baru pemerintah harus mendorong perkembangan industri pariwisata, termasuk dalam penerapan kebijakan pajak.
"Seandainya nanti sudah mencapai tahap kajian dan pengajuan, kita akan sosialisasi dulu, karena kita tidak ingin menjadi sebuah narasi yang negatif terhadap pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif," tegasnya.
800 Ribu Turis Asing Kunjungi Indonesia di Maret 2023, Terbanyak Asal Malaysia
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah kunjungan turis asing atau wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Maret 2023 sebesar 800,96 ribu kunjungan. Angka itu terus melesat jika dibandingkan bulan sebelumnya atau periode sama tahun lalu.
"Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada Maret 2023 sebanyak 809,96 ribu kunjungan. Naik 15,39 persen secara bulanan, dan tumbuh sangat impresif kalau dibandingkan (periode sama) tahun lalu, tumbuhnya 470,37 persen secara year on year," jelas Kepala BPS Margo Yuwono, Selasa (2/5/2023).
Adapun turis asing yang berkunjung ke Indonesia pada Maret 2023 masih didominasi oleh wisman dari negara tetangga, seperti Malaysia (15,39 persen), Singapura (13,74 persen), dan Australia (11,87 persen).
Secara kumulatif, kunjungan wisman pada Januari-Maret 2023 juga melonjak 508,87 persen dibandingkan periode sama pada 2022 lalu. Namun, jumlah itu masih di bawah level sebelum pandemi Covid-19.
"Kalau dilihat, jumlah kunjungan wisman terus mengalami peningkatan sejak tahun lalu. Tapi kalau dilihat dibandingkan sebelum pandemi, kondisi di tahun 2023 ini belum kembali ke level sebelum pandemi di 2019," imbuh Margo.
Advertisement
Perbandingan
Sebagai perbandingan, jumlah kunjungan wisman ke Tanah Air sebanyak 2.247.837 atau sekitar 2,24 juta kunjungan pada tiga bulan pertama tahun ini. Ini mencapai 41 persen dari total kunjungan wisman sepanjang 2022 lalu, sebesar 5.471.279 atau 5,47 juta.
Namun dibandingkan Januari-Maret 2019, masih 40,2 persen lebih rendah sebesar 3.757.642 atau 3,75 juta. Secara kumulatif, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia di sepanjang 2019 mencapai 16.106.954 atau sekitar 16,10 juta.