Sempat Alami Gelombang Panas, Apakah Kabar Suhu India, Indonesia, hingga Thailand Hari Ini?

Rekor suhu di sejumlah negara Asia sekitar dua pekan lalu tidak dialami sebagian besar negara tersebut dalam beberapa dekade.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 04 Mei 2023, 17:17 WIB
Warga menggunakan payung saat berjalan di tengah cuaca terik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin (24/4/2023). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami suhu panas dalam bebrapa hari terakhir. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gelombang panas yang memecahkan rekor melanda Asia Selatan dan Tenggara sekitar dua pekan lalu. Ahli meteorologi melacak suhu setinggi 45 derajat Celcius di India, Thailand, dan Myanmar, dan 42 hingga 43 derajat Celcius di Bangladesh, Laos, Vietnam, Nepal, dan China.

Itu adalah adalah suhu yang tidak dialami sebagian besar negara tersebut dalam beberapa dekade.

"Benua ini mengalami gelombang panas terburuk dalam sejarahnya pada April," kata ahli iklim dan sejarawan cuaca Maximiliano Herrera seperti dilansir Straits Times. "Itu hanya akan menjadi lebih buruk."

Ahli klimatologi dan ilmuwan mengatakan ini hanyalah awal dari musim kemarau panjang yang kemungkinan akan diperburuk oleh ramalan fenomena El Nino. Pakar memperingatkan, Asia harus mempersiapkan diri untuk hari-hari yang lebih hangat.

Setidaknya 13 orang dilaporkan meninggal akibat sengatan panas di Negara Bagian Maharashtra, India. Di Benggala Barat, seorang vlogger memecahkan sebutir telur di wajan anti-lengket, meletakkannya di ruang terbuka, dan mulai memasaknya.

Hal serupa terjadi di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia. Dengan suhu mencapai 33 derajat Celcius, warga memasukkan telur puyuh ke dalam wajan dan membiarkannya matang di bawah sinar matahari. Warga lain di sana juga mencoba memanaskan air dengan cara yang sama.

Gelombang panas di Asia telah membuat banyak orang mengandalkan AC dan kipas angin, mencari perlindungan di pusat-pusat perbelanjaan atau kantor, bahkan menggelar doa bersama agar hujan.

Ahli memanfaatkan fenomena gelombang panas untuk kembali mengingatkan soal pemicunya: perubahan iklim.

Jason Nicholls, ahli meteorologi AccuWeather mengatakan bahwa pemanasan yang disebabkan manusia membuat gelombang panas bertahan lebih lama dan pada intensitas yang lebih tinggi.

Sementara itu, pimpinan regional untuk kebijakan iklim di Climate Analytics Fahad Saeed mengatakan, "Rekor panas tahun ini di Thailand, China, dan Asia Selatan adalah tren iklim yang jelas dan akan menyebabkan tantangan kesehatan masyarakat pada tahun-tahun mendatang."

Dia mengatakan dampaknya pada populasi yang rentan akan sangat mengerikan.

Rekor tahun terpanas di dunia sejauh ini adalah 2016, di mana terjadi fenomena El Nino yang sangat kuat.

"Jika El Nino benar-benar berkembang, ada kemungkinan besar tahun 2023 akan lebih panas dari tahun 2016 – mengingat dunia terus menghangat karena manusia terus membakar bahan bakar fosil," kata Profesor Friederike Otto, dosen senior di Institut Grantham Imperial College, London.


Update Suhu per Kamis 4 Mei 2023

Warga menggunakan payung untuk menghidari paparan sinar matahari saat jalan di kawasan Bundara Hi, Jakarta, Jumat (14/4/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Lalu, bagaimana kabarnya negara-negara yang menderita gelombang panas sekitar dua pekan lalu. Berikut update suhu per Kamis (4/5), yang dikutip dari Google Weather hari ini:

  • Myanmar (38 derajat Celcius)
  • Thailand (34 derajat Celcius)
  • India (31 derajat Celcius)
  • Bangladesh (31 derajat Celcius) 
  • Laos (39 derajat Celcius)
  • Vietnam (32 derajat Celcius)
  • Nepal (21 derajat Celcius)
  • China (17 derajat Celcius)
  • Filipina (31 derajat Celcius)
  • Singapura (29 derajat Celcius)
  • Indonesia (31 derajat Celcius)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya