Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan informasi laman resmi Bank Indonesia, kurs jual dolar AS pada Kamis (4/5/2023) ada di Rp 14.779,53 juga kurs belinya sebesar Rp 14.632,47. Angka ini hanya mengalami kenaikan tipis dari hari sebelumnya, baik kurs USD untuk jual maupun beli memiliki selisih sebesar 0,02 poin.
Sementara kurs jual Poundsterling Inggris hari ini ada di Rp 18.496,58 dan kurs beli Rp 18.308,15. Mata uang Euro hari ini memiliki kurs jual Rp 16.310,69 dengan kurs beli Rp 16.144,00.
Advertisement
Kurs jual dolar Australia sebesar Rp 9.849,08 dan kurs beli Rp 9.748,15.
Beralih ke negara kawasan ekonomi besar di Asia, kurs jual Yen Jepang hari ini berada di Rp 10.884,91 per 100 Yen dan kurs beli Rp 10.775,81 per 100 Yen. Di sisi lain, Kurs jual Yuan China sebesar Rp 2.138,55 diikuti kurs beli Rp 2.116,60.
Kurs jual Won Korea Selatan hari ini Rp 11,06 dengan kurs beli Rp 10,95 per Won yang mengalami penurunan pada keduanya. Kurs jual dolar Hong Kong hari ini dipatok Rp 1.882,77 serta kurs beli sebesar Rp 1.864,01.
Sementara di negara kawasan Asia Tenggara hari ini, untuk dolar Singapura (SGD) memiliki kurs jual Rp 11.089,08 dan kurs beli Rp 10.977,92 juga Ringgit Malaysia dengan kurs jual Rp 3.321,24 dan kurs beli Rp 3.284,51.
Kurs jual Peso Filipina hari ini berada di Rp 267,12 dan kurs beli Rp 264,36 juga Thailand dengan kurs jualnya Rp 434,05 dan kurs belinya Rp 429,61 per Baht.
Nilai Tukar Rupiah Kembali Berjaya karena Kenaikan Bunga The Fed Mengecil
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Kamis ini menguat. Rupiah naik usai Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed memberikan sinyal untuk beristirahat sebentar dalam menaikkan suku bunga acuan.
Pada Kamis (4/5/2023), nilai tukar rupiah hari ini dibuka meningkat 107 poin atau 0,73 persen ke posisi 14.585 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.692 per dolar AS.
Ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully, Arya Wisnubroto, memperkirakan rupiah akan tetap stabil dengan kecenderungan menguat pada perdagangan Kamis ini.
"Faktor utama adalah sinyal dari The Fed untuk menghentikan kenaikan suku bunga," kata dia dikutip dari Antara.
Dolar AS tergelincir terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya di awal sesi Asia pada Kamis pagi, setelah Federal Reserve AS atau The Fed membuka pintu untuk jeda dalam kebijakan moneter pengetatan agresif.
Namun memang, industri keuangan AS masih diterpa sentimen penghindaran risiko di tengah kehancuran saham-saham bank regional AS.
Advertisement
Proyeksi Hari Ini
The Fed pada Rabu 3 Mei 2023 menaikkan suku bunga acuan overnight sebesar seperempat persentase poin. Langkah ini seperti yang diharapkan oleh pelaku pasar. Kebijakan The Fed ini mengirim dolar AS turun dan imbal hasil obligasi pemerintah juga turun.
Pelaku pasar melihat apa yang dilakukan otoritas moneter AS ini sebagai sinyal bahwa sudah berada di puncak suku bunga AS telah tercapai dan pindah memperkirakan penurunan suku bunga akhir tahun ini.
Rully memperkirakan besar peluang suku bunga AS akan ditahan pada 5,25 persen pada pertemuan Federal Open Market Committee atau dewan rapat kebijakan Bank Sentral AS pada Juni 2023.
Sementara dari dalam negeri, ia menuturkan pasar menantikan rilis data Produk Domestik Bruto kuartal pertama 2023.
Ia memproyeksikan rupiah akan diperdagangkan pada kisaran 14.665 per dolar AS hingga 14.725 per dolar AS.