Penumpang Membeludak, Pendapatan Garuda Indonesia Naik 72 Persen di Kuartal I 2023

Dari aspek operasional, Garuda Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan signifikan pada angkutan penumpangnya sebesar 98,2 persen menjadi 1,8 juta penumpang.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 04 Mei 2023, 16:33 WIB
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, pertumbuhan pendapatan usaha Garuda Indonesia pada kuartal I 2023 ini menjadi outlook positif tersendiri bagi kinerja usaha di sepanjang 2023. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Garuda Indonesia Group berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan usaha USD 602,99 juta pada kuartal I 2023 menjadi USD 602,99 juta. Itu naik 72 persen jika dibandingkan dengan catatan pendapatan usaha pada 3 bulan pertama di 2022 sebesar USD 350,15 juta.

Pertumbuhan pendapatan usaha Garuda Indonesia ini selaras dengan peningkatan trafik penumpang yang berhasil dicatatkan Garuda Indonesia Group pada kuartal I 2023 yang sedikitnya berjumlah 4,5 juta penumpang. Itu tumbuh sekitar 60 persen jika dibandingkan periode yang sama pada kuartal I 2022 sebesar 2,7 juta penumpang.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, pertumbuhan pendapatan usaha Garuda Indonesia pada kuartal I 2023 ini menjadi outlook positif tersendiri bagi kinerja usaha di sepanjang 2023.

Di tengah periode awal tahun yang dikenal sebagai periode low season bagi sektor industri penerbangan, Garuda Indonesia berhasil mencatatkan kinerja solid pada pendapatan usahanya. Menurutnya, itu ditopang kinerja operasional yang semakin komprehensif melalui pembukuan arus kas positif (cashflow), di mana perusahaan berhasil mencatatkan komposisi pencatatan kas masuk yang lebih besar dibandingkan beban operasi.

"Capaian ini menjadi langkah berkesinambungan dan awal transformasi kinerja yang secara konsisten menunjukan outlook positif dari upaya perbaikan kinerja usaha yang terus dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini juga menjadi tindak lanjut dari dirampungkannya tahapan restrukturisasi perusahaan pada tahun 2022 lalu," ujar Irfan, Kamis (4/5/2023).

Dari aspek operasional, Garuda Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan signifikan pada angkutan penumpangnya sebesar 98,2 persen menjadi 1,8 juta penumpang.

Untuk pertumbuhan angkutan penumpang penerbangan internasional meroket lebih dari 438 persen, dari 66 ribu orang pada kuartal I 2022 menjadi 363 ribu orang. Sedangkan untuk penumpang penerbangan domestik, Garuda Indonesia mencatatkan pertumbuhan lebih dari 72 persen menjadi 1,4 juta penumpang.

 


Pendapat Penerbangan Berjadwal Garuda Indonesia

Ilustrasi maskapai penerbangan Garuda Indonesia saat berhenti di apron Bandara Adi Soemarmo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Adapun pertumbuhan pendapatan usaha Garuda Indonesia pada kuartal I 2023 turut ditunjang oleh capaian pendapat penerbangan berjadwal USD 506,82 juta yang tumbuh sebesar 87 persen. Kemudian komposisi pendapatan lainnya yang tumbuh sebesar 50 persen menjadi USD 83,35 juta pada tiga bulan pertama pada 2023.

Lebih lanjut, hingga Maret 2023, Garuda Indonesia turut mencatatkan pertumbuhan EBITDA hingga 92 persen, yakni menjadi USD 71 juta. Membaik dibandingkan dengan EBITDA pada periode yang sama di 2022 sebesar USD 37 juta.

Selain itu, pihak maskapai pada periode sama juga mencatatkan penurunan rugi bersih sebesar 50,91 persen menjadi USD 110,03 juta, dari kuartal I 2022 lalu sebesar USD 224,14 juta. Adapun pencatatan rugi bersih pada tahun kinerja berjalan ini dipengaruhi oleh penerapan standar akuntansi PSAK 73 yang mengatur tentang pembukuan transaksi sewa pada beban operasi.

"Terlepas dari adanya penerapan PSAK tersebut, Garuda Indonesia secara fundamen operasional kinerja terus mencatatkan kinerja yang positif. Hal ini terlihat dari sejumlah indikator penting pada kinerja usaha baik dari sisi EBITDA, cash flow hingga peningkatan trafik penumpang," jelas Irfan.

Sejalan dengan itu, Garuda Indonesia pada akhir Maret 2023 lalu juga telah menyelesaikan pemenuhan kewajiban terhadap kreditur yang termasuk dalam klasifikasi kreditur dengan nilai tagihan hingga Rp 255 juta.

 


Perjanjian Perdamaian PKPU

Pesawat Garuda berada di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pemenuhan kewajiban tersebut sejalan dengan Perjanjian Perdamaian PKPU yang sebelumnya telah disahkan melalui putusan homologasi PN Jakarta Pusat, dan dalam implementasinya turut diselaraskan dengan fokus misi transformasi yang berjalan.

Penyelesaian kewajiban Garuda Indonesia tersebut telah dirampungkan terhadap 254 kreditur yang memiliki nilai tagihan hingga Rp 255 juta, dengan total nilai tagihan yang dibayarkan mencapai hingga Rp 15.432.720.782.

"Hal tersebut yang ke depannya akan terus kami selaraskan dengan komitmen terhadap kreditur sebagai bagian dari implementasi perjanjian perdamaian, dimana perusahaan juga telah membukukan ketersediaan sinking fund yang proporsional sebesar USD 61 juta hingga akhir Kuartal I 2023 dalam kaitan pemenuhan kewajiban usaha seperti yang tertuang dalam Perjanjian Perdamaian PKPU," bebernya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya