Intip Harga Emas Usai Sentuh Rekor Tertinggi Imbas Kebijakan Moneter AS

Harga emas mengambil nafas pada perdagangan Kamis, 4 Mei 2023 setelah sentuh rekor tertinggi karena sentimen kebijakan the Fed.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Mei 2023, 18:42 WIB
Harga emas mengambil "nafas" usai sentuh rekor tertinggi sepanjang masa setelah the Fed dongkrak suku bunga. (Photo by Zlaťáky.cz on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas mengambil “nafas” atau jeda dari kenaikan pada perdagangan Kamis, (4/5/2023) setelah melaju menuju rekor tertinggi karena the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) menghindari mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut dengan risiko ekonomi yang meningkat.

Sentimen itu memicu permintaan yang kuat untuk logam safe-haven. Harga emas di pasar spot mendatar di posisi USD 2.038,37 per ounce setelah menyentuh USD 2.072,19. Harga emas hanya sedikit menguat dari rekor tertinggi 2020 di posisi USD 2.072,49. Analis menilai, harga emas merosot seiring aksi ambil untung, demikian dikutip dari CNBC, Kamis (4/5/2023).

Sementara itu, harga emas berjangka Amerika Serikat (AS) naik 0,5 persen menjadi USD 2.046,60. “Selain meningkatnya ketegangan geopolitik, krisis perbankan dan bencana plafon utang AS dapat menambah dukungan ke bawah,” ujar Analis Saxo Bank, Ole Hansen.

Adapun the Fed menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps), tetapi dalam melakukannya menghilangkan dari pernyataan kebijakan dengan mengatakan bahwa “mengantisipasi” kenaikan suku bunga lebih lanjut akan diperlukan.

Namun, Ketua the Fed Jerome Powell menuturkan, inflasi tetap menjadi perhatian utama, dan ekonomi AS berpeluang lebih besar untuk menghindari resesi tetapi tidak mengesampingkan yang ringan.

“Tapi bencana plafon utang akan bergemuruh dan bersama dengan inflasi jangka panjang pada tingkat yang lebih tinggi dari harga saat ini, kami masih melihat prospek harga (emas) lebih tinggi,” Hansen menambahkan.

Ketidakpastian ekonomi,dan suku bunga lebih rendah meningkatkan permintaan untuk emas batangan.

Pasar sekarang melihat peluang 98,5 persen dari jeda kenaikan suku bunga pada Juni, dan analis mengatakan data ekonomi yang akan datang akan dipindah untuk mengonfirmasi kemungkinan ini memicu beberapa volatilitas. Keputusan suku bunga Bank Sentral Eropa juga ada di radar.

“Setiap risiko penularan dari sektor perbankan Amerika Serikat akan menempatkan “sikap hati-hati dalam lingkungan risiko menarik aliran safe-haven yang berkelanjutan untuk emas,” tulis Analis IG Yeap Jun Rong.


Harga Emas Dunia Makin Mahal, Tembus USD 2.039 per Ons

Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP

Sebelumnya, harga emas menguat pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta). Melonjaknya harga emas didorong oleh langkah Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga yang diharapkan secara luas dan mengisyaratkan jeda dalam kenaikan lebih lanjut.

Dikutip dari CNBC, Kamis (4/5/2023), harga emas dunia di pasar spot naik 1,13 persen ke angka USD 2.039,01 per ons setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi sejak 14 April di USD 2.036,15.

Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 0,7 persen menjadi USD 2.037.

The Fed menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin persentase untuk memadamkan tekanan inflasi yang membuat harga emas naik jauh di atas target 2 persen.

Ini juga menandakan jeda dalam kenaikan lebih lanjut, memberi pejabat waktu untuk menilai dampak dari kegagalan bank baru-baru ini, menunggu penyelesaian kebuntuan politik atas plafon utang AS, dan memantau jalannya inflasi.

“Emas tersentak ke tertinggi hari ini secara refleks setelah pernyataan Fed menunjukkan jeda tetapi itu sebagian besar diperkirakan dan emas sekarang telah mundur, menunggu (Ketua Fed Jerome) Powell,” kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York.


Kurs Dolar AS

Karyawan bank menunjukkan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Senin (2/11/2020). Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin (2/11) sore ditutup melemah 0,1 persen ke level Rp14.640 per dolar AS, dari perdagangan sebelumnya yaitu Rp14.690 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Setelah keputusan Fed, kurs dolar AS turun 0,6 persen, membuat emas batangan lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lain, sementara imbal hasil Treasury 10 tahun juga turun.

Bullion yang tidak memberikan imbal hasil, tempat berlindung yang aman dari inflasi dan ketidakpastian ekonomi, menarik permintaan yang lebih rendah ketika suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan pengembalian aset yang bersaing dengan imbal hasil.

“Kekhawatiran mengenai bank-bank regional AS dan pagu utang menunjukkan volatilitas harga lebih lanjut akan segera terjadi,” kata analis Standard Chartered Suki Cooper.

Harga emas telah naik 1 persen pada bulan April karena krisis perbankan AS mendorong pelarian ke tempat aman. 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya