Liputan6.com, Jakarta - Minuman tradisional berbahan ragam rempah dan herbal, seperti jamu, tentu tidak hanya di Indonesia. Versi lain dari jamu pun diperlihatkan Kimbab Family melalui unggahan video YouTube mereka pada 28 April 2023.
Berjudul "BELI BAHAN DAN BIKIN JAMUNYA KOREA, Mampir Cafe Unik Di Tengah Pasar!!" rekaman berdurasi 20 menit dan 12 detik ini memperlihatkan Mama Gina dan Appa Jay membeli bahan jamu ala Korea Selatan. Mereka menyebutnya sebagai sipjeondaebotang.
Advertisement
Di awal video, perempuan asal Bandung, Jawa Barat ini berkata, "Suara saya, beberapa hari (tenggorokan) gatal. Terus kemarin Lebaran, buat Keluarga Online (sebutan penonton video mereka) yang lihat videonya, pulang dari KBRI (di Seoul) suara saya serak banget. Besoknya, suaranya langsung hilang."
"Saya biasanya suka (minum) obat tradisional kayak jamu daripada obat kimia," mama Gina menyambung. "Kalau di Indonesia, kalau lagi sakit kayak gini, saya carinya obat tradisional kayak jamu, air jahe, air jeruk nipis. Di Korea, saya penginnya juga begitu."
Appa Jay menimpali, "Sudah tiga hari (sejak suara hilang). Karena sudah minum obat, tapi belum membaik, ada kan (minuman) untuk melindungi tenggorokan. Karena itu, kami hari ini mau mancari obat tradisional Korea."
"Mungkin bukan obat, tapi (semacam) teh herbal? Semacam teh yang mirip dengan yang biasanya diminum di Indonesia. Tempat kami mencari teh herbal hari ini adalah Pasar Gyeongdong," ia melanjutkan.
Beli Bahan-Bahan Jamunya Korea Selatan
Sesuai judulnya, mereka lebih dulu mampir ke kafe unik yang berada di pasar tersebut. Setelah itu, klip berganti memperlihatkan sejumlah toko yang menjual banyak jenis herbal. "Halo. Kami mau membeli bahan untuk membuat sipjeondaebotang," kata Appa Jay akhirnya setelah berhenti di salah satu toko.
Karena hanya perlu sedikit saja, mereka memutuskan memilih bahan-bahan yang dibutuhkan, lalu disatukan. "Menurut ibu saya, bisa beli hanya 100 gram (bahan-bahan sipjeondaebotang)," imbuh appa Jay.
Dalam penjelasan, ia mengatakan, "Tidak hanya ada obat, di dalamnya juga ada akupuntur." Mama Gina menimpali setelahnya, "Saya enggak mengira bakal seseru ini beli obat tradisional, beli jamunya Korea.
Sesaimpainya di rumah, mereka pun membuka bahan-bahan sipjeondaebotang yang tadi dibeli. Appa Jay berkata, "Saya juga baru pertama kali beli ginseng langsung. Tapi, karena kita pergi ke toko khusus ginseng, jadi tahu jenis ginseng itu banyak."
"Ada yang berdasarkan daerah asalnya. Ada yang berdasarkan umurnya. Akarnya banyak atau tidak juga dibedakan, ada berbagai macam kelompoknya," ayah tiga anak itu menambahkan.
Ia berkata, "Kali ini, kami beli bahan-bahan obat yang dimakan saat (kondisi tubuh) menurun atau sedang tidak enak badan. Karena itu, bahan-bahannya banyak. Total ada 13 bahan (untuk membuat sipjeondaebotang)."
Advertisement
Bagaimana Rasanya?
Mama Gina menjelaskan, "Ini kalau dilihat dari luar plastiknya, ada yang berupa kayu-kayuan, akar-akaran, ada buah juga. Aromanya sekarang mirip jamu tradisional Indonesia. Tapi, kayu manisnya agak beda sama yang dari Indonesia.
"(Kayu manis di Korea Selatan) tebal, wanginya kurang kuat. Terus ada bahan unik warna putih. Ini apa unik banget. Kayak triplek, Keluarga Online. Baunya juga bau tembok," ujar dia. Appa Jay menyetujui, berkata, "Rasanya seperti tembok. Benar-benar tidak ada rasanya."
Setelah diperlihatkan, bahan-bahan itu tampak ditimbang untuk disesuaikan porsinya sebelum diseduh. Setelah dirasa pas, ragam herbal itu direbus bersama air. "Kurang lebih satu jam (merebusnya). Tapi, (berkurangnya air saat direbus) tergantung besar-kecil api," tutur mama Gina.
"Airnya tadi penuh, direbus, sampai berkurang hampir setengahnya (setelah direbus)," appa Jay menambahkan. Lalu, bagaimana rasanya?
Mama Gina mendeskripsikan bahwa secara tampilan, teh herbal itu mirip jamu. "Ada pedasnya, mungkin dari jahe dan (bahan) yang lainnya. Terus ada rasa manis dari kurma kering. Rasa pahitnya juga ada. Tapi, saya lebih suka yang biasa ibu mertua kirim, ssanghwa-tang," katanya.
Sementara menurut appa Jay, rasa sipjeondaebotang buatan mereka tidak sepekat ekspektasinya. "Tapi, setelah dua-kali diminum, terasa di badan. Tidak terlalu kental, memang pas seperti ini," katanya.
Beda Ssanghwatang dan Sipjeondaebotang
Tidak hanya keduanya, ketiga anak mereka juga mencicip teh herbal tersebut. Yang pertama adalah si bungsu Jio, berkata, "Tidak terasa apapun. Sedikit terasa asin, lalu hilang. Tiba-tiba terasa menyengat di lidah, lalu hilang. Awalnya terasa sangat tidak enak, lalu sedikit demi sedikit mengilang."
Sementara menurut Yunji, "Kalau aku, terasa pahit, lalu sedikit demi sedikit berkurang," sedangkan Suji mendeskripsikannya dengan berkata, "Terasa ada sesuatu di lidah, lalu berhenti."
Seperti kebanyakan anak di Indonesia yang kurang menyukai jamu, mereka juga mengaku rasa sipjeondaebotang "tidak enak."
Melansir Han Cinema, Kamis, 4 Mei 2023, ssanghwatang dan sipjeondaebotang merupakan jenis teh herbal paling populer di Negeri Ginseng. "Sipjeondaebotang adalah versi yang lebih kuat karena mengandung 10 herbal secara keseluruhan, tiga lebih banyak dari ssanghwatang. Kurma atau jahe bisa ditambahkan untuk menambah rasa," begitu bunyi penjelasannya.
Sipjeondaebotang secara harfiah berarti "sepenuhnya melindungi dan melestarikan segalanya." Minuman ini banyak digunakan untuk membantu orang dengan kondisi tubuh lemah karena dipercaya meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Sedangkan ssanghwatang secara harfiah berarti "harmoni energi dan darah." Ini membantu melawan kelelahan, memiliki efek anti-inflamasi, dan membantu fungsi hati lebih baik. Juga, merupakan suplemen kesehatan yang bagus untuk mereka yang baru sembuh dari flu.
Disclaimer: Jamu adalah ramuan tradional berbahan alami yang bisa membantu kesehatan tubuh. Bila ada keluhan kesehatan, sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter.
Advertisement