Liputan6.com, Jakarta - El Nino berpotensi menghampiri Indonesia pada Agustus 2023. Komoditas termasuk minyak goreng disinyalir bakal ikut terdampak atas El Nino yang membuat kekeringan berkepanjangan ini. Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag Kasan mengungkapkan, El Nino sendiri bakal berdampak ke produksi minyak sawit atau crude palm oil (CPO) yang juga berpengaruh pada produksi minyak goreng.
Menanggapi hal tersebut, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) menilai dampak El Nino yang berpotensi terjadi pada 2023 tidak akan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas CPO perseroan dan nasional pada 2023. Sebab, kelapa sawit merupakan tanaman tahunan.
Advertisement
Head of Investor Relation Sampoerna Agro Stefanus Darmagiri mengatakan, dampak El Nino terhadap industri dan produktivitas kelapa sawit, yang secara keseluruhan dapat juga mempengaruhi produksi CPO nasional, baru akan terjadi pada 2024, setelah terjadinya fenomena El Nino pada 2023.
"Adapun langkah-langkah yang disiapkan dalam meminimalisir dampak El Nino adalah tetap fokus kepada intensifikasi seperti water management system agar kandungan air yang dibutuhkan oleh tanaman sawit dapat terpenuhi. Di samping itu, SGRO terus melanjutkan program intensifikasi lainnya untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit, seperti peningkatan infrastruktur dan mekanisasi," kata Stefanus kepada Liputan6.com, Jumat (5/5/2023).
Di sisi lain, perseroan membidik pertumbuhan produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 5 sampai dengan 10 persen year on year pada 2023 dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya.
Berdampak terhadap Kekeringan
Sementara itu, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) menilai El Nino pada umumnya membawa dampak yang kurang menguntungkan bagi perkebunan kelapa sawit karena kekeringan akan membuat pupuk tidak bisa teraplikasi secara optimal sehingga pohon akan kurang nutrisi dan tidak akan berproduksi secara optimal.
"Perseroan mengupayakan agar nutrisi pohon sebaik mungkin sehingga daya tahan pohon dan kemampuan untuk pulih dari El Nino lebih cepat," kata Direktur Dharma Satya Nusantara Jenti.
Dia bilang, seberapa besar dampak El Nino akan tergantung pada seberapa kering dan berapa lama periode El Nino berlangsung.
"Semakin lama dan semakin kering akan berdampak lebih buruk pada kemampuan pohon berproduksi dalam 6 hingga 24 bulan ke depan," kata dia.
Tak hanya itu, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pun tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi akibat El Nino. Sebab, Elnino merupakan fenomena alam yang menjadi tantangan bagi perusahaan maupun industri sawit dan mungkin agribisnis pada umumnya yang tidak bisa dihindari.
Communication and Investor Relation Manager Astra Agro Lestari Fenny A. Sofyan mengatakan, pada kuartal I 2023, produktivitas cukup baik. Namun, terdapat kemungkinan El Nino akan mempengaruhi produktivitas 1 sampai 1,5 tahun ke depan.
"Strategi lainnya yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi El Nino ini adalah tim siap siaga kebakaran lahan yang telah kita miliki. Selain memastikan sarana prasarana tim siap siaga juga melakukan sosialisasi dengan komunitas masyarakat peduli api yang selama ini sudah kita bentuk dan latih. Selain itu sosialisasi untuk tidak melakukan pembakaran lahan serta membuang sumber api sembarangan seperti puntung rokok dan tanggap lapor jika melihat titik api menjadi hal yang tidak kalah critical untuk kami lakukan," kata dia.
Advertisement