Liputan6.com, Jakarta - Layanan telemedisin di Indonesia mulai berkembang setelah pandemi COVID-19. Berbagai pembatasan mendorong seluruh pihak untuk berinovasi, termasuk sektor layanan kesehatan.
Salah satu perusahaan teknologi digital kesehatan yang dikenal di Indonesia adalah Halodoc. Guna mempermudah akses layanan, perusahaan ini berkolaborasi dengan Amazon Web Services (AWS).
Advertisement
Sejak 2016, aplikasi kesehatan ini menggunakan kapabilitas AWS melalui infrastruktur cloud yang luas dan mendalam. Ini meliputi penggunaan machine learning, sistem keamanan, dan database hingga mampu menghubungkan lebih dari 20 juta pengguna aktif bulanan (monthly active users/MAU) dalam mengakses layanan kesehatan secara mudah.
Kerja sama terus dilakukan untuk meningkatkan operasional, memberikan keterampilan digital kepada para karyawannya, serta meningkatkan efisiensi.
Layanan aplikasi kesehatan terintegrasi ini menawarkan konsultasi telemedik 24 jam ke mitra dokter dari seluruh Indonesia. Juga memberi kemudahan akses untuk mendapatkan obat dan kebutuhan kesehatan lainnya dari 4.900 lebih mitra apotek. Aplikasi ini juga menawarkan ekosistem yang holistik, dan akses seamless ke fasilitas kesehatan, serta rekomendasi untuk hidup lebih sehat.
Salah satu layanan baru yang dikembangkan adalah Home Lab, yang memungkinkan pengguna untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dari rumah mereka. Layanan ini diperkuat kemitraan dengan 3.300 rumah sakit, 20.000 dokter, dan lebih dari 28 penyedia asuransi.
Tantangan Layanan Kesehatan di Indonesia
Keberadaan aplikasi telemedis menjadi penting lantaran layanan kesehatan di Indonesia masih dihadapkan dengan beberapa tantangan.
Misalnya, Indonesia merupakan negara terpadat keempat di dunia yang penduduknya tersebar di 17.000 kepulauan. Ditambah lagi dengan hanya ada enam dokter untuk 10.000 pasien yang berada di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dan hampir separuh dari 273 juta penduduknya tinggal di daerah pedesaan.
Maka dari itu, aplikasi kesehatan jarak jauh perlu terus dikembangkan agar layanan kesehatan lebih mudah diakses.
Mengingat hal tersebut, Halodoc berupaya meningkatkan layanan dengan menggunakan lebih dari 50 layanan AWS untuk membangun platform layanan kesehatan cloud native. Termasuk Amazon Elastic Kubernetes Service (EKS), Amazon Relational Database Service (RDS), dan Amazon Redshift, yang telah melayani jutaan pengguna selama pandemi.
Selain itu, aplikasi kesehatan ini membangun data lake menggunakan Amazon Simple Storage Service (S3), sebuah layanan media penyimpanan data untuk menyimpan data berukuran terabyte dengan aman.
Advertisement
Tingkatkan Efisiensi dan Kecepatan Pemrosesan
Dengan menggunakan AWS dan menjalankan sebagian besar pekerjaan komputasi pada prosesor AWS Graviton 2, aplikasi telemedis ini telah melakukan efisiensi sebesar 20 persen dan meningkatkan kecepatan pemrosesan hingga 50 persen.
Guna memberikan keamanan bagi pengguna, aplikasi ini juga mengoptimalkan teknologi keamanan khusus seperti AWS Shield Advanced dan AWS GuardDuty.
“Bermitra dengan AWS, kami akan terus berinovasi secara cepat di cloud seiring dengan pencapaian kami dalam membantu lebih dari 20 juta pengguna untuk meningkatkan kesehatan mereka,” ujar Lenish Namath, VP of Cloud Infrastructure, Site Reliability Engineering, and Security, Halodoc mengutip keterangan pers, Jumat (5/5/2023).
“AWS telah membantu kami membangun solusi yang mudah diakses dan terjangkau, dan solusi ini dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia dengan mudah dan aman untuk meningkatkan kesehatan mereka. Dengan teknologi terbaru, dan infrastruktur terkemuka di dunia dari AWS, kami akan terus berusaha untuk melayani masyarakat di seluruh negeri,” tambahnya.
Pelatihan Karyawan
Pada 2022, perusahaan mengadakan pelatihan keterampilan bagi karyawan baru dan lama. Pelatihan dilakukan untuk memperkuat strategi Cloud-first Halodoc dan memastikan karyawannya siap untuk terus berinovasi di cloud.
Pelatihan ini membekali karyawan dengan keterampilan untuk melakukan percepatan implementasi (customer deployments) dan memperkuat infrastruktur keamanan serta mendorong peningkatan retensi, kinerja, dan produktivitas karyawan.
Pelatihan keterampilan diberikan oleh praktisi AWS dan mencakup 12 ruang virtual pribadi di mana karyawan dapat melakukan praktik langsung di laboratorium. Pelatihan dimulai dari konsep dasar cloud dan berlanjut ke tingkat menengah termasuk keamanan, arsitektur, dan analisis data.
Hingga saat ini, 120 teknisi telah dilatih mengenai produk-produk atau layanan baru inovatif yang digunakan di AWS, termasuk EMR, DocumentDB, dan DynamoDB.
“Industri HealthTech di Asia Tenggara semakin banyak menggunakan teknologi cloud untuk melayani pasien melalui cara-cara yang inovatif dan kreatif,“ ujar Priya Lakshmi, Head of Startup, ASEAN, AWS.
“Halodoc berinovasi dengan AWS untuk menyediakan layanan kesehatan yang mudah diakses dan terjangkau, serta menghadirkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan untuk melayani masyarakat dengan lebih baik,” pungkasnya.
Advertisement