Liputan6.com, Jakarta Keterlambatan bicara atau speech delay pada anak acap kali membuat orangtua risau. Kondisi ini bisa disebabkan gangguan oral motor dan perlu segera ditangani agar tidak memicu dampak berkepanjangan.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk membantu perkembangan kemampuan bicara anak adalah terapi oral motor.
Advertisement
Menurut ahli madya terapi wicara Ester Meilani, untuk saat ini, terapi oral motor sebenarnya sudah cukup banyak dikenal oleh para orangtua. Bahkan, tak sedikit orangtua yang juga lihai melakukannya sendiri di rumah.
Meski begitu, Ester mengingatkan bahwa sebaiknya terapi oral motor tetap harus dilakukan atas saran dan pendampingan profesional. Hal ini untuk memastikan terapi yang dilakukan tepat sasaran sehingga hasilnya sesuai harapan.
“Terapi oral motor bisa untuk mengatasi masalah keterlambatan bicara atau masalah oral lainnya. Makanya teknik terapi yang dilakukan harus tepat sesuai tujuannya. Jangan sampai tekniknya tidak tepat, nanti malah jadi percuma,” tutur Ester dalam keterangan pers Teman Parenting, Jumat (5/5/2023).
Bantu Anak yang Susah Makan
Selain membantu anak yang speech delay, terapi oral motor juga bisa dilakukan pada anak yang susah makan.
Ester menjelaskan, gangguan oral motor atau pergerakan motorik mulut ini dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan mengunyah dan menelan. Terutama jika makanan yang dikonsumsi lebih berserat atau bertekstur kasar.
Gangguan oral motor perlu ditangani dan diberikan terapi yang tepat. Pasalnya, jika tidak diperbaiki, gangguan oral motor dapat membuat anak kesulitan berbicara dan juga makan. Dalam jangka panjang, hal ini akan memengaruhi kualitas hidup anak.
Ciri-Ciri Gangguan Oral Motor
Sebelum mencari tahu cara tepat untuk mengatasinya, menurut Ester, orangtua perlu mengenali dulu ciri-ciri dari gangguan oral motor pada anak yang dapat menyebabkan mereka susah makan. Beberapa ciri yang bisa timbul terkait gangguan oral motor yakni:
- Mengalami hipersensitivitas pada area wajah dan oral. Anak kerap menolak ketika disentuh area wajahnya.
- Masih ngeces hingga usia lebih dari 2 tahun. Ini menandakan bahwa otot-otot bicaranya masih terlalu lemah.
- Menolak sikat gigi.
- Mulut terbiasa dalam posisi terbuka secara tidak sadar, misalnya saat sedang fokus mengamati atau menonton.
- Belum bisa meniup atau menyedot minuman dengan sedotan saat usianya sudah lebih dari 2 tahun.
- Sering tersedak karena makanan yang dikonsumsi cenderung tidak dikunyah dan langsung ditelan.
- Tidak suka dengan tekstur-tekstur makanan yang kasar.
- Memiliki refleks muntah yang berlebihan saat makan atau sikat gigi.
Advertisement
Tangani Sejak Dini
Gangguan oral motor tidak boleh dianggap sepele karena bisa memiliki dampak yang berkepanjangan pada anak.
“Kalau anak mengalami gangguan oral motor dan dia jadi susah makan dan pilih-pilih makanan, pastinya gizi dan nutrisi tidak akan tercukupi. Padahal, anak-anak butuh nutrisi yang optimal untuk bekal tumbuh kembangnya,” jelas Ester.
Lebih lanjut, Ester mengatakan, gangguan oral motor juga dapat membuat anak lebih senang mengemut makanan. Jika kebiasaan mengemut makanan ini terus berlangsung, maka gigi anak berisiko menjadi berantakan.
“Gangguan oral motor juga bisa memicu kebiasaan oral lainnya yang buruk, seperti senang mengemut jari atau menggigiti kuku,” tambah Ester.
Terapi Oral Motor di Rumah
Setelah konsultasi dengan ahli, maka orangtua dapat membantu terapi di rumah dengan cara yang sederhana, lanjut Ester.
Orangtua hanya membutuhkan toothbrush training atau sikat gigi silikon khusus bayi. Minta anak untuk menggigit sikat gigi tersebut sebanyak 10 kali pada masing-masing rahang.
“Kenapa harus sekitar 10 kali? Karena kalau untuk mengunyah daging gitu kan enggak cuma satu atau dua kali gigit. Makanya, anak harus dilatih otot rahangnya biar dia terbiasa dengan makanan yang bertekstur lebih keras,” jelas Ester.
Selain berlatih menggigit sikat gigi, Mums juga dapat melakukan terapi oral motor dengan memijat wajah anak, meniup peluit, dan menekan-nekan area bibir bayi.
“Perlu diingat agar manfaat terapinya efektif mengatasi masalah susah makan, terapi harus dilakukan secara rutin dengan frekuensi teratur. Karena sama halnya dengan membentuk otot badan, kalau mau otot oral motornya berfungsi baik ya harus dilakukan terapi rutin. Kalau jarang-jarang, progressnya akan lambat,” pungkas Ester.
Advertisement