Kurs USD Hari Ini Masih Stabil di Kisaran Rp 14.000, Simak Mata Uang Lainnya di Sini!

Pada Jumat (5/5/2023), kurs USD ke rupiah masih berada di kisaran yang sama dengan sebelumnya. Perubahan yang terjadi hanya tipis.

oleh Jessica Sheridan diperbarui 05 Mei 2023, 12:10 WIB
Pada Jumat (5/5/2023), kurs jual dolar AS ada di Rp 14.705,16 juga kurs belinya sebesar Rp 14.558,84. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pada Jumat (5/5/2023), kurs USD ke rupiah masih berada di kisaran yang sama dengan sebelumnya. Perubahan yang terjadi hanya tipis. Berdasarkan informasi di laman resmi Bank Indonesia, hari ini kurs USD untuk jual ada di Rp 14.705,16 juga kurs belinya sebesar Rp 14.558,84.

Sementara kurs jual Poundsterling Inggris hari ini ada di Rp 18.485,86 dan kurs beli Rp 18.296,09. Mata uang Euro hari ini memiliki kurs jual Rp 16.262,44 dengan kurs beli Rp 16.094,80.

Kurs jual dolar Australia sebesar Rp 9.814,22 dan kurs beli Rp 9.713,66.

Beralih ke negara kawasan ekonomi besar di Asia, kurs jual Yen Jepang hari ini berada di Rp 10.921,84 per 100 Yen dan kurs beli Rp 10.810,75 per 100  Yen. Di sisi lain, Kurs jual Yuan China sebesar Rp 2.126,96 diikuti kurs beli Rp 2.105,67.

Kurs jual Won Korea Selatan hari ini Rp 11,11 dengan kurs beli Rp 10,99 per Won yang mengalami penurunan pada keduanya. Kurs jual dolar Hong Kong hari ini dipatok Rp 1.873,84 serta kurs beli sebesar Rp 1.855,13.

Sementara di negara kawasan Asia Tenggara hari ini, untuk  dolar Singapura (SGD) memiliki kurs jual Rp 11.070,66 dan kurs beli Rp 10.958,86 juga Ringgit Malaysia dengan kurs jual Rp 3.304,53 dan kurs beli Rp 3.267,24.

Kurs jual Peso Filipina hari ini berada di Rp 265,68 dan kurs beli Rp 262,89 juga Thailand dengan kurs jualnya Rp 434,68 dan kurs belinya Rp 430,10 per Baht.


Kurs Rupiah Menguat 14.673 per Dolar AS, Imbas Laporan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Pegawai menata mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.616 per dolar AS pada Kamis (5/1) sore ini. Mata uang Garuda melemah 34 poin atau minus 0,22 persen dari perdagangan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal perdagangan Jumat menguat ditopang permintaan surat berharga negara (SBN) yang terus berlanjut.

Rupiah pada Jumat pagi dibuka naik 12 poin atau 0,08 persen ke posisi 14.673 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.685 per dolar AS.

"Rupiah diperkirakan masih akan melanjutkan penguatan oleh dukungan dari permintaan SBN yang terus menurunkan imbal hasil obligasi Indonesia di 6,441 persen terendah dalam 15 bulan," kata analis DCFX Futures Lukman Leong dikutip dari Antara, Jumat (5/5/2023).

Namun, menurut dia, penguatan rupiah akan terbatas seiring investor mengamati data produk domestik bruto (PDB) Indonesia kuartal pertama 2023 yang dirilis Jumat ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,03 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan I 2023.

Bank Indonesia mencatat aliran modal asing masuk pada 26-27 April 2023 sebesar Rp6,02 triliun yang terdiri dari Rp3,81 triliun ke pasar SBN dan Rp2,21 triliun ke pasar saham.

Data dari bursa saham di India, Indonesia, Filipina, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Vietnam menunjukkan investor asing membeli ekuitas senilai 872 juta dolar AS pada April yang menjadi pembelian bulanan terbesar sejak Januari.

Orang asing membeli ekuitas Indonesia, Korea Selatan, dan Filipina masing-masing sebesar 830 juta dolar AS, 616 juta dolar AS, dan 34 juta dolar AS.

 


Risiko Krisis Perbankan AS

Seorang warga menjual uang dolar Amerika Serikat di salah satu gerai money changer di Jakarta, Senin (4/7/2022). Rupiah kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan mendekati lagi Rp15.000 per USD 1 dan menjadi salah satu yang terburuk. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Di sisi lain, kekhawatiran krisis perbankan regional AS terus berlanjut, mengkhawatirkan pasar lebih lanjut, setelah PacWest Bancorp mengatakan berencana untuk mengeksplorasi opsi strategis.

Bank regional AS lainnya, PacWest Bancorp, melaporkan masalah semalam, mengingatkan investor akan kesehatan yang genting dari beberapa bank meskipun ada jaminan dari regulator untuk mengatasi krisis yang dimulai dengan runtuhnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank pada Maret.

Dengan investor yang semakin khawatir akan meluasnya krisis perbankan dan penurunan ekonomi, kontrak berjangka suku bunga AS sekarang menyiratkan para pedagang sebagian besar memperkirakan Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga pada pertemuan Juli, menurut Alat FedWatch CME Group.

Infografis Nilai Tukar Rupiah (Liputan6.com/Trie Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya