Liputan6.com, Jakarta - Kekayaan salah satu aktivis sekaligus investor ternama di Wall Street, Carl Icahn merosot hingga USD 10 miliar atau sekitar Rp 146,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per dolar AS) dalam sehari.
Penurunan drastis pada harta kekayaan Icahn menyusul tuduhan skema ponzi oleh Hindenburg Research terhadap perusahaannya, Icahn Enterprises.
Advertisement
Melansir laman Fortune, Sabtu (6/5/2023) saham Icahn Enterprises turun hingga 20 persen, menandai rekor tertinggi dan menghilangkan USD 3,1 miliar atau Rp 45,4 triliun dari kekayaan Icahn.
Hindenburg juga merinci pinjaman margin investor yang dijaminkan oleh saham Icahn di perusahaan, yang sebelumnya tidak diperhitungkan oleh Bloomberg Billionaires Index.
Besaran tersebut kembali memotong kekayaan Icahn hingga USD 7,3 miliar atau sekitar Rp 107,1 triliun.
Secara keseluruhan, kekayaan Icahn anjlok sebesar 41 persen menjadi USD 14,6 miliar atau Rp. 214,2 triliun, menurut indeks kekayaan, menjatuhkannya dari orang terkaya ke-58 di dunia ke peringkat ke-119.
Sebagai informasi, Icahn Enterprises merupakan perusahaan yang mengendalikan saham bisnis di sektor energi, otomotif, makanan, hingga real estate.
Icahn menjadi salah satu dari sejumlah miliarder yang menjadi sasaran Hindenburg Research tahun ini setelah laporan terkait miliar India Gautam Adani dan Jack Dorsey dari Block Inc.
Firma aset itu menuding Icahn Enterprises memiliki leverage yang berlebihan dan diperdagangkan dengan harga yang sangat tinggi dibandingkan dengan nilai aset bersihnya.
Hindenburg juga menilai, perusahaan menarik bagi pada investor ritel karena para pemegang unit lainnya menerima dividen tunai. Selain itu, mereka juga mempertanyakan bagaimana perusahaan menilai beberapa investasinya.
Perusahaan tersebut mengkritik Icahn karena gagal mengungkapkan berapa banyak yang dia pinjam, suku bunga atau rasio pemeliharaan pinjaman terhadap nilai yang terkait dengan pinjaman margin.
Tanggapan Carl Icahn Terhadap Tuduhan Skema Ponzi
Icahn, dalam tanggapannya terhadap tuduhan tersebut, mengatakan bahwa laporan yang disampaikan Hindenburg Research dimaksudkan untuk menghasilkan keuntungan dengan mengorbankan pemangku kepentingan jangka panjang Icahn Enterprises.
Icahn sendiri mulai melaporkan pinjaman margin yang dijaminkan dengan sahamnya di perusahaan pada tahun 2021, ketika dia memiliki sekitar 65 persen saham yang dijaminkan.
Laporan tahunan perusahaan pada 2022 menunjukkan, ia meningkatkan jumlahnya tahun lalu, dan per Februari memiliki lebih dari 181 juta saham senilai USD 9,2 miliar yang mendukung pinjaman tersebut.
Adapun sebelum penurunan nilai saham tersebut, besaran saham milik Carl Icahn di Icahn Enterprises bernilai USD 15,7 miliar.
Bahkan, Icahn sebelumnya telah meningkatkan kepemilikannya di perusahaan tersebut dengan mengambil dividen berupa tambahan unit.
Advertisement