Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per April 2023 dana yang terhimpun dari pasar modal melalui efek bersifat utang (EBUS), rights issue, dan IPO mencapai Rp 84,01 triliun, dengan jumlah emiten baru sebanyak 33 emiten.
"Penghimpunan dana di pasar modal di bulan April masih terjaga tinggi," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, dalam konferensi pers Hasil rapat Dewan Komisioner Bulan April 2023, Jumat (5/5/2023).
Advertisement
Adapun per 28 April 2023, OJK mencatat terdapat 63 perusahaan yang akan menggelar penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) dengan nominal Rp 61,71 triliun.
Maka, secara keseluruhan tercatat ada 115 pipeline yang berada dalam penawaran umum dengan nilai Rp 135,31 triliun.
Disisi lain, Inarno menyebut juga ada 12 penawaran umum terbatas (PUT) atau rights issue sebesar Rp 20,56 triliun. Serta, ada 16 penawaran umum EBUS sebesar Rp 21,06 triliun.
Kemudian, terdapat 24 rencana penawaran umum berkelanjutan EBUS Tahap I dan II sebesar Rp 31,99 triliun. OJK pun berharap total penghimpunan dana di pasar modal bisa tembus di kisaran Rp 170 triliun.
Kendati demikian, OJK berhasil mendapatkan 16 penyelenggara Securities Crowdfunding (SCF) dari 338 penerbit dengan total 147.142 pemodal hingga 28 APril 2023. Adapun dari angka tersebut dana yang berhasil diperoleh dari SCF mencapai Rp 828,58 miliar.
Begini Perkembangan Pasar Modal
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan sektor jasa keuangan tetap terjaga sehingga berkontribusi untuk kinerja perekonomian nasional di tengah ketidakpastian global.
Dari pasar saham, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menerangkan indeks harga saham gabungan (IHSG) sampai dengan 24 Februari 2023 tercatat menguat sebesar 0,25 persen secara month to date (mtd). Hal itu terjadi seiring investor non-residen yang membukukan inflow sebesar Rp 3,38 triliun.
“Secara year to date, indeks harga saham gabungan menguat tipis yaitu 0,09 persen dengan inflow investor non-resident sebesar Rp 162,8 miliar,” kata dia dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisaris Bulanan Februari 2023, Senin (27/2/2023).
Sementara di pasar obligasi, indeks ICBI menguat 0,04 persen mtd atau 1,53 persen year to date ke level 350,07. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-residen tercatat sebesar Rp 84,2 miliar secara mtd dan Rp 177,2 miliar secara ytd.
Di pasar SBN non-residen mencatatkan outflow sebesar Rp 5,82 triliun mtd. Namun secara year to date membukukan inflow sebesar Rp 43,88 triliun. Adapun rata-rata yield SBN pada seluruh tenor secara mtd naik sebesar 6,20 bps, pun demikian secara year to date masih menguat 12,66 bps.
Nilai aktiva aktiva bersih atau NAB reksa dana tercatat sebesar Rp 59,18 triliun atau menurun 0,05 persen mtd dengan investor reksa dana membukukan net subscription sebesar Rp 3,96 triliun mtd. Secara yts, NAB reksa dana tumbuh 0,85 persen dan tercatat net subscription sebesar Rp 7,88 triliun.
Advertisement
Penghimpunan Dana Perusahaan
Penghimpunan dana perusahaan melalui pasar modal hingga 24 Februari 2023 tercatat Rp 35,8 triliun dengan jumlah emiten baru tercatat 17 emiten.
“Di pipeline masih terdapat 73 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 108,4 triliun, yang di antaranya merupakan rencana yang akan dilakukan oleh 45 calon emiten baru,” sebut Inarno.
Sedangkan untuk penggalangan dana pada securities crowdfunding yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 360 penerbit 142.474 pemodal dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 778,5 miliar.
Tren pertumbuhan jumlah investor terus berlanjut dengan jumlah investor pasar modal mencapai 10,6 juta investor per 23 Februari 2023.