Kuat Iman Koalisi Perubahan Hadapi Godaan untuk Berubah Pikiran

Di tengah terapan godaan untuk mengubah formasi, koalisi perubahan tetap pada pendiriannya bersama tiga partai, yaitu Nasdem, Demokrat, dan PKS untuk mengusung Anies Baswedan sebagai Capres 2024. Bagaimana lika-likunya?

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Mei 2023, 04:21 WIB
Perwakilan Anies Baswedan dari Koalisi Perubahan Sudirman Said, Ketua DPP Partai Nasdem Sugeng Suparwoto, Ketua DPP NasDem Willy Aditya, Sekjen Demokrat Teuku Rifqy Harsa, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman, dan Ketua DPP PKS Muzzamil Yusuf. (Foto: Winda Nelfria/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta Partai NasDem dan PKS menegaskan pihaknya tetap solid berada di Koalisi Perubahan. Meski beberapa kali bertemu dengan partai dan tokoh dari koalisi yang berseberangan, tetap tahan upaya dan godaan.

Ketua DPP NasDem Sugeng Suparwoto mengatakan, Ketua Umum NasDem Surya Paloh sudah tegas untuk mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden. Meski ada upaya yang menggoda NasDem agar berubah pikiran.

"Kalau NasDem jelas sampai Pak Surya yang menyebut, kami sudah firm dan sebagainya sebagai partai politik yang berkeputusan tidak semata-mata untuk kepentingan elektoral baik itu partai maupun dalam konteks hal ini adalah capres, tetapi lebih pada pilihan-pilihan moral etik yang memang harus dilakukan sebagai partai politik yang punya hak konstitusional, bahwa presiden dan calon presiden dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Sebatas itu," tegas Sugeng saat konferensi pers di Sekretariat Perubahan, Jakarta Selatan, Jumat (5/5/2023).

Ketegasan NasDem untuk tidak berubah sikap soal calon presiden itu juga telah ditegaskan di hadapan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Siang ini, Surya Paloh dan Luhut telah bertemu.

"Tadi juga dipertegas bahwa kita akan tetap mensukseskan Pak Jokowi sampai tahun 2024, itu pasti. Jadi itu bukan hal, meskipun ada godaan, godaan itu bisa saja berupa tekanan dan sebagainya, kita tetap dengan moral politik yang baik," ujar Sugeng.

"Karena dulu kita yang mengusung kepemimpinan Pak Jokowi Ma'ruf Amin. Saya kira tadi clear dan itu ditegaskan sekali lagi di hadapan pak Luhut," tegasnya.

Sementara, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman mengatakan, pertemuan PKS dengan sejumlah partai seperti PKB, Golkar serta PPP tidak akan mengganggu soliditas Koalisi Perubahan. Iman PKS masih kuat tahan godaan.

"Bahwa semua pertemuan-pertemuan itu tidak mengganggu soliditas kami. Kenapa bisa demikian? atau mungkin tadi pakai bahasa yang disampaikan oleh...itu bahwa kita semuanya masih kuat imannya Insya Allah ya dalam koalisi ini," ujar Sohibul dalam kesempatan yang sama.

Sohibul menuturkan, dalam melakukan pertemuan politik dengan partai di luar Koalisi Perubahan selalu memberikan kabar kepada NasDem dan Demokrat. PKS juga menyampaikan apa yang dibahas.

"Setelah pertemuan, kami juga share apa yang menjadi pembicaraan. Jadi semuanya kami sangat terbuka. Nah karena itulah yang menguatkan koalisi ini ya," ujarnya.

Maka tidak perlu lagi diragukan posisi politik PKS di dalam koalisi perubahan. Pertemuan PKS dengan partai-partai politik adalah bentuk kedewasaan politik.

"Jadi kalau teman-teman banyak yang bertanya, misalkan meragukan, 'gimana kondisinya koalisi?', saya katakan baik-baik saja, dengan segala dinamika yang ada," ujar Sohibul.


Cak Imin Akui Iman Demokrat Kuat

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengakui sempat merayu Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bergabung dengan Koalisi Besar yang sedang dimotorinya dan Partai Golkar.

Bukan hanya Partai Demokrat, dia juga akan menggoda partai-partai politik lainnya bergabung ke Koalisi Besar.

"Ya memang dari awal saya punya keinginan untuk terus mengembangkan koalisi, salah satunya memperbesar jumlah koalisi KKIR (Koalisi Indonesia Raya) sama KIB (Koalisi Indonesia Bersatu)," kata Cak Imin dalam konferensi pers usai bertemu dengan AHY di Puri Cikeas Jawa Barat, Rabu (3/5/2023).

"Memang salah satu agenda saya adalah upaya mempengaruhi partai-partai, termasuk rencana saya mempengaruhi Mas AHY,"

Namun, saat ini dia gagal membuat Partai Demokrat bergabung ke Koalisi Besar. Pasalnya, Cak Imin menyebut AHY memiliki iman yang kuat untuk tetap berada di Koalisi Perubahan bersama Partai NasDem dan PKS.

"Tapi setelah ketemu, ternyata imannya kuat. Karena imannya kuat, ya saya haus hati-hati ngomongnya," ujarnya.

Cak Imin menekankan bahwa dirinya belum secara resmi melamar Partai Demokrat bergabung ke Koalisi Besar. Kendati begitu, dia berharap AHY dapat berubah pikiran untuk bergabung ke Koalisi Besar.

"Sebetulnya ini enggak saya buka kalau enggak ditanya. Ini rahasianya ya, saya belum melamar lah, ternyata imannya masih kuat, nanti kita tungu saja. Moga-moga sepulang saya dari sini goyah," tutur dia.

Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com

Infografis Sikap NasDem Jelang Deklarasi Koalisi Perubahan. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya