Mengenal Apa Itu People Pleaser, Penyebab, Tanda, dan Cara Mengatasinya

Seorang people pleaser adalah seseorang yang cenderung memprioritaskan keinginan dan kebutuhan orang lain di atas keinginan dan kebutuhan mereka sendiri. Ketahui penyebab, tanda, dan cara mengatasinya agar dapat berhenti untuk menjadi seorang people pleaser.

oleh Adelia Septi Viranti diperbarui 08 Mei 2023, 09:00 WIB
Ilustrasi People Pleaser (sumber: unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang people pleaser adalah seseorang yang cenderung memprioritaskan keinginan dan kebutuhan orang lain di atas keinginan dan kebutuhan mereka sendiri. Mereka sering merasa terdorong untuk melakukan apa yang diinginkan orang lain, bahkan jika itu tidak selalu sejalan dengan nilai atau tujuan mereka sendiri.

Seorang people pleaser mungkin akan menghindari konflik atau pertentangan dengan mengorbankan keinginan mereka sendiri demi membuat orang lain senang dan bahagia. Mereka juga sering merasa sulit untuk mengatakan "tidak" ketika diminta melakukan sesuatu oleh orang lain.

Ada beberapa dampak negatif people pleaser yang terjadi pada diri mereka sendiri, seperti merasa tertekan, kelelahan, dan tidak bisa meraih tujuan atau mimpi pribadi. Oleh karena itu, penting bagi seorang people pleaser untuk memperhatikan kebutuhan dan keinginan mereka sendiri, serta belajar untuk menetapkan batasan dan mengungkapkan pendapat mereka dengan jelas dan tegas.

Di satu sisi, sikap menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan pribadi dapat membantu meningkatkan hubungan sosial dan membuat orang lain merasa dihargai dan diakui. Namun pada sisi lain, perilaku seorang people pleaser dapat menimbulkan dampak negatif pada dirinya, seperti merasa tertekan, kelelahan, dan kurang percaya diri. Jika perilaku ini berlanjut, maka bisa mengganggu kesehatan mental dan menyebabkan kecemasan atau depresi.

Oleh karena itu, penting bagi seseorang yang memiliki sifat people pleaser untuk menemukan keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan kebutuhan orang lain, serta belajar untuk menetapkan batasan dan mengungkapkan pendapat dengan tegas dengan berkata "tidak". 

Dilansir dari laman Washington Post, Senin (8/5/2023), berikut penyebab people pleaser, tanda-tanda, dan cara mengatasi jika Anda adalah seorang people pleaser. 


Penyebab Seseorang Menjadi People Pleaser

Ilustrasi menolong, membantu, berbuat baik, kebaikan. (Image by jcomp on Freepik)

Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang menjadi people pleaser, dan penyebabnya berasal dari dalam diri seseorang tersebut. Misalnya, Pengalaman masa kecil yang sulit atau traumatis yang menyebabkan seseorang merasa tidak aman atau tidak dihargai.

Sebagai akibatnya, mereka mencoba untuk memperoleh rasa aman dan pengakuan dari orang lain dengan menjadi people pleaser. Penyebab lainnya adalah ketidakmampuan seseorang dalam mengatasi suatu konflik yang ada.

Penyebab lainnya adalah rasa takut akan ditinggalkan atau memiliki kebutuhan yang tidak terpenuhi terkait hubungan, komunitas, atau makna hidup.

Selain itu, perilaku people pleaser dapat berasal dan disebabkan dari rasa takut dan pemikiran bahwa dirinya "tidak cukup baik", sehingga ingin menghindari konflik, atau tidak mengetahui nilai yang ada pada diri sendiri.


Tanda-tanda Seorang People Pleaser

Ilustrasi Bakat Untuk Menolong Orang Lain Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

1. Menghindari Konflik

Seorang people pleaser cenderung menghindari konflik dengan orang lain, bahkan jika itu berarti menahan perasaan atau mengorbankan keinginan mereka sendiri.

2. Sulit untuk mengatakan 'Tidak'

Seorang people pleaser cenderung sulit mengatakan "tidak" ketika diminta melakukan sesuatu oleh orang lain, bahkan jika itu membuat mereka merasa tidak nyaman atau terbebani.

3. Merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain

Seorang people pleaser merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain, walaupun seroang people pleaser tidak melakukan apapun.

4. Meminta maaf sepanjang waktu

Seorang people pleaser akan lebih sering meminta maaf kepada orang lain walaupun tidak memiliki kesalahan. Hal ini dilakukan oleh seorang people pleaser karena takut orang lain akan menjauhinya dan hal ini dilakukan untuk menghindari konflik dengan orang lain.

5. Tidak memiliki batasan yang jelas

Seorang people pleaser cenderung tidak memiliki batasan yang jelas dalam hubungan sosial mereka. Mereka mungkin tidak dapat membedakan antara keinginan mereka sendiri dengan keinginan orang lain, dan tidak tahu kapan harus berhenti untuk menyenangkan orang lain.

6. Merasa tertekan dan kurangnya waktu untuk diri sendiri

Seorang people pleaser sering merasa tertekan atau lelah karena mencoba terus-menerus untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan orang lain. Seorang people pleaser sering tidak memiliki waktu untuk diri sendiri karena terlalu sibuk memenuhi kebutuhan orang lain.


Cara Mengatasi People Pleaser

Ilustrasi Menolong Sesama Credit: unsplash.com/Ekaterina

1. Perhatikan perilaku dan kebutuhan

Cobalah luangkan waktu selama seminggu untuk memperhatikan apa yang Anda katakan, dan siapa atau apa yang mungkin menjadi sumber kecemasan, kewalahan, stres, dan rasa bersalah. Kemudian tuliskan hasil pengamatan tersebut dalam sebuah cacatan, dan hindarilah penyebab Anda menjadi seorang people pleaser.

2. Cobalah untuk mengatakan "Tidak"

Mempelajari untuk mengatakan "tidak" adalah langkah penting untuk mengatasi kebiasaan people pleaser. Ketika seseorang meminta sesuatu, jangan merasa terpaksa untuk mengatakan "ya" jika itu merugikan diri sendiri.

3. Belajar mengatasi masalah

Belajar mengatasi konflik dapat membantu seseorang mengatasi rasa takut dan kecemasan yang mendorong mereka menjadi people pleaser. Pelajari keterampilan komunikasi efektif dan cara mengatasi konflik dengan cara yang positif dan konstruktif. Untuk itu, Anda harus memiliki keberanian untuk mengatasi masalah yang Anda hadapi.

4. Belajarlah untuk berhenti sejenak.

Ketika kebiasaan Anda adalah menyetujui akan sesuatu dan selalu mengatakan "Ya", sangat penting untuk berhenti sejenak sebelum menjawab pertanyaan tersebut. "Kita perlu memberikan waktu sejenak bagi diri kita sendiri untuk berpikir: 'Apakah saya benar-benar ingin melakukan ini? Apakah saya benar-benar menyetujuinya?" kata Morin.

Penting untuk diingat bahwa mengatasi kebiasaan people pleaser dapat membutuhkan waktu dan upaya yang lama. Namun, dengan tekad dan kesediaan untuk mengubah pola pikir dan perilaku, seseorang dapat melepaskan kebiasaan people pleaser dan menjalani hidup yang diinginkannya.

Fakta Olahraga Dapat Membantu Gangguan Kesehatan Mental (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya