Liputan6.com, Jakarta - Pemanfaatan teknologi terus dielaborasi banyak pihak di Indonesia, termasuk dalam sektor layanan publik. Yang terbaru diumumkan Kantor Imigrasi Bandara Soekarno Hatta yang merekrut empat petugas berbasis artificial intelligence alias AI, di mana wajahnya disebut terinspirasi Al Ghazali sampai Anjasmara.
Di unggahan media sosialnya, baru-baru ini, mereka menulis, "Halo, salam kenal! Kami adalah petugas imigrasi berbasis AI pertama di Indonesia. Bhumi, Pura, Wira, dan Wibawa, nama yang terinspirasi dari semboyan Imigrasi Indonesia."
Advertisement
"Keempatnya akan bertugas sebagai asisten komunikasi pelayanan publik lho~ Tunggu liputan dari petugas AI kami selanjutnya," pihaknya menyambung.
Sementara dalam video unggahan, petugas imigrasi berbasis AI, Bhumi, menyebut bahwa dirinya dari Sumatra. "Saya adalah staf humas pada seksi informasi dan komunikasi keimigrasian Kantor Imgrasi Soekarno Hatta," imbuhnya.
"Halo, perkenalkan, saya Pura, puteri di Papua. Saya anggota humas Imigasi Soekarno Hatta," lanjut Pura. Lalu, ada Wira dari Kalimantan. "Saya petugas hubungan masyarakat di Imigrasi Soekarno Hatta," katanya.
Terakhir, Wibawa memperkenalkan diri sebagai pria asal Jawa. "Saya anggota humas yang siap menginformasikan kabar terkini dari Imigrasi Soekarno Hatta. Mohon kerja samanya," katanya.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa keempat petugas AI ini "mewakili keberagaman Indonesia." Setelah diperkenalkan, tidak sedikit warganet menilai wajah petugas AI, Bhumi, mirip dengan Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq.
Dalam sebuah utas Twitter, Kantor Imigrasi Bandara Soekarno Hatta pun menjelaskan proses di balik layar penciptaan empat petugas AI yang dimaksud.
Tidak Hanya dari 1 Referensi
Kantor Imigrasi Bandara Soekarno Hatta menulis, "Tidak ada persona yang dibuat hanya dengan satu referensi. Bhumi, misalnya. Persona Bhumi dibuat sebagai laki-laki Melayu dengan campuran darah Arab. Kita blend beberapa aktor untuk mendapatkan persona Bhumi."
Empat aktor yang ditampilkan dalam penjelasan itu adalah Al Ghazali, Gandhi Fernando, Rizky Nazar, dan Ali Syakieb. Pihak imigrasi menyambung, "Kita spill lagi, mas Wibawa. Persona Wibawa adalah laki-laki Jawa yang ngganteng dan ngayomi. Kami ngeblend beberapa aktor Jawa dan Bali."
Mereka adalah Ario Bayu, Oka Antara, Hengky Kurniawan, dan Anjasmara. "Keempat persona didesain mewakili keragaman Indonesia. Riset dan blending berlangsung selama empat hari," katanya.
"Setelah selesai blending, kita finishing sebisa mungkin pake tools gratisan, dan jadilah si Bhumi, Pura, Wira, Wibawa," mereka menyambung. "Setelah selesai, hasilnya dirapatin ke atasan melalui Kasi Infokim, Kabid Tikim, dan Kepala Kantor."
"Akhirnya acc. Konten perkenalan Bhumi, Pura, Wira, dan Wibawa kemudian diupload di pelbagai media sosial," sebutnya.
Advertisement
Berapa Anggaran yang Dihabiskan?
Lebih lanjut, Kantor Imigrasi Bandara Soekarno Hatta mengatakan, "Anggaran yang dihabiskan untuk project ini adalah 200 ribu rupiah (masih kembalian gopek). Project ini dibikin sendiri oleh umbi umbian @imigrasi_soetta . Ga pake vendor/ahensi seperti tuduhan para netijen. Sorry."
"Tuduhan kami ngeblend foto dewi persik, seleb tiktok, seleb korea, seleb jepang, atau menteri negara jiran juga tidak benar ya," tandasnya.
Perkenalan dengan empat petugas AI Kantor Imigrasi Bandara Soekarno Hatta ini menulai berbagai komentar warganet. Sementara sebagaiannya menyebut terobosan ini sebagai "FOMO" alias takut ketinggalan tren, ada juga yang mengapresiasi langkah tersebut.
Di samping itu, terdapat pula warganet yang malah menyindir soal aplikasi m-paspor yang diklaim eror. "Mending benerin aplikasi m-passpor yang error mulu bwang," tulis salah satunya.
Yang lain menyambung, "Mending perbaikan sistem m-paspor sih. Biar cepat dan enggak sering eror. Urgensinya jauuuuuuuuuuuuuh lebih besar dari AI ala ala. Toh enggak semua orang tahu AI itu apa. Tapi semua orang tau paspor itu apa."
AI di Industri Penerbangan
Selaras dengan itu, dalam beberapa tahun belakangan, teknologi AI sendiri telah digunakan sejumlah maskapai penerbangan untuk meningkatkan pengalaman terbang, mulai dari cara menjadwalkan perjalanan lebih efisien, hingga memahami kondisi cuaca dan dapat menggunakannya untuk memprediksi kapan pesawat akan mendarat.
"Juga, berapa banyak bahan bakar yang akan digunakan," kata Warren Barkley, direktur senior manajemen produk di Google, mengutip Fortune, Sabtu (6/5/2023).
Teknologi AI, kata Barkley, "memiliki kemampuan melihat ratusan juta titik data dan mengambil faktor yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, atau tidak pernah dapat digunakan sebelumnya, untuk memprediksi apa yang akan terjadi."
"Jika Anda melihat beberapa bagian menarik tentang bagaimana AI dapat diterapkan, banyak yang berkaitan dengan fleksibilitas untuk memprediksi berbagai hal," kata Barkley.
Delta Air Lines, JetBlue, dan American Airlines adalah beberapa maskapai yang berinvestasi di AI sekarang. "Ada begitu banyak data dalam industri kami, dan kami sangat payah dalam menggunakannya," kata Amy Burr, presiden JetBlue Ventures.
Burr mengatakan, AI dapat membantu maskapai penerbangan jadi lebih baik. Ia optimis tentang penggunaan AI untuk meningkatkan operasi penerbangan, kokpit, dan keputusan yang berpotensi otonom di dalam kokpit. AI juga dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang muncul dengan perawatan pesawat, atau operasi darat dan bandara.
Advertisement