Aksi Protes pada Penobatan Raja Charles III, Massa Desak Dihapusnya Sistem Kerajaan Inggris yang Berbiaya Mahal

Sekelompok massa menggelar demonstrasi di London, Inggris jelang penobatan Raja Charles III pada Sabtu 6 Mei 2023.

oleh Hariz Barak diperbarui 06 Mei 2023, 17:20 WIB
(Toby Melville/Pool Photo via AP, File)

Liputan6.com, London - Sekelompok massa menggelar demonstrasi di London, Inggris jelang penobatan Raja Charles III pada Sabtu 6 Mei 2023.

Di antara massa pendemo, seorang pria menjadi sorotan. Ia adalah Patrick Thelwell (23).

Thelwell dan kawan-kawan menyerukan 'revolusi global' untuk mengakhiri 'fasisme', sekaligus mengkritik tradisi upacara Kerajaan Inggris yang berbiaya mahal, demikian seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu (6/5/2023).

Ia pernah dinyatakan bersalah melakukan pelanggaran publik, karena melemparkan lima telur ke arah Charles ketika raja mengunjungi York, Inggris Utara pada November 2022 untuk meresmikan patung mendiang Ratu Elizabeth II.

Pria itu berpendapat bahwa tindakannya di York dapat dibenarkan sebagai tindakan pembelaan diri terhadap "kekerasan yang dilakukan oleh negara Inggris". Pengadilan menjatuhkan vonis hukuman pengabdian masyarakat 12 bulan dengan 100 jam kerja komunitas.

Bertemu dengan pengunjuk rasa di London pusat pada Hari Penobatan, Thelwell mengatakan kepada Newsweek, "Kita membutuhkan revolusi global untuk menghentikan kebangkitan fasisme, jika tidak kita semua akan mati.

"Negara ini pantas mendapatkan yang lebih baik. Kami berhak untuk hidup dalam demokrasi sejati dan itu tidak akan pernah terjadi selama kami masih percaya pada kebohongan absolut bahwa pria ini [Charles] dipilih oleh Tuhan untuk memerintah kami karena darahnya lebih baik dari darah kami. Saya tidak percaya itu benar dan saya pikir kebanyakan orang juga tidak!"


Kelompok 'Republic' di Inggris, Mendesak Diakhirinya Sistem Kerajaan Inggris

Para simpatisan, salah satunya memegang spanduk bergambar mendiang Diana, Princess of Wales, berbaris di rute Prosesi penobatan Raja Charles III di London, Sabtu (6/5/2023). (Sebastien Bozon/Pool Photo via AP)

Thelwell berkumpul dengan anggota kelompok protes anti-monarki, 'Republic', yang telah meningkatkan upaya mereka untuk terlibat secara terbuka dalam percakapan tentang mencopot raja sebagai kepala negara Inggris.

Sejak kematian Ratu Elizabeth pada September 2022, kelompok protes tersebut menjadi lebih terlihat di acara-acara kerajaan berskala besar seperti kebaktian Hari Persemakmuran di Westminster Abbey pada bulan Maret dan kunjungan regional yang dilakukan oleh Raja di sekitar Inggris.

Dikenal dengan slogan mereka "Bukan Rajaku" dan pakaian kuning dengan visibilitas tinggi, kelompok tersebut berkumpul di Trafalgar Square antara Istana Buckingham dan Westminster untuk berdemonstrasi pada Hari Penobatan.

Ketika Raja Charles tiba di Istana Buckingham untuk mempersiapkan prosesi penobatan, Republic mengumumkan bahwa CEO mereka Graham Smith dan lima anggota kelompok lainnya telah ditangkap dan ditahan oleh polisi.

Smith sebelumnya menyoroti keadaan ekonomi Inggris yang tertekan dan penobatan raja yang "sangat mahal dan tidak memiliki tujuan".

"Tidak perlu penobatan," katanya. "Ini jelas akan menjadi biaya yang sangat besar... Kami ingin melihat monarki dihapuskan dan acara-acara besar kerajaan adalah kesempatan bagus untuk menunjukkan hal itu dan khususnya pada penobatan."

Smith juga menyoroti berbagai upacara kerajaan yang telah digelar oleh Westminster Abbey, mengklaim bahwa "Tidak ada tujuan untuk semua (acara) itu), kami (warga) tidak memerlukannya."

Charles akan menjadi raja ke-40 yang dimahkotai di Westminster Abbey dalam apa yang akan menjadi penobatan bersama pertama antara Raja dan Permaisuri dalam 86 tahun.

Upacara akan berlangsung dua jam dengan prosesi kereta sesudahnya dan rencana penghormatan Angkatan Udara Kerajaan dengan menerbangkan sejumlah pesawat melewati Istana Buckingham untuk menutup acara hari itu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya