Liputan6.com, Cirebon - Perkembangan teknologi memotivasi pengelola Keraton Kacirebonan untuk berkolaborasi dengan dunia digital dalam rangka meningkatkan kunjungan wisata sejarah.
Keraton Kacirebonan diketahui siap membuka diri dengan perangkat digital yang ada. Pengunjung akan merasakan pengalaman berbeda saat datang ke Keraton Kacirebonan Cirebon.
Ketua Tim Task Force Kasultanan Kacirebonan Cirebon Hendra Hartono mengatakan, kolaborasi digital ini akan memberi pengalaman baru pengunjung mengakses informasi seputar keraton.
Baca Juga
Advertisement
"Mulai dari rencana kunjungan ambil paket wisata yang semua bisa diakses lewat sosial media dan perangkat yang kami siapkan. Tidak perlu mendadak datang beli tiket lagi," ujar Hendra, Sabtu (6/5/2023).
Sementara di dalam keraton, pengunjung akan mendapat pengalaman baru. Seluruh koleksi benda pusaka yang ada di Keraton Kacirebonan akan diberi kode QR atau barcode.
Pengunjung tidak perlu repot membaca tulisan diatas kertas yang menempel di benda pusaka. Pengunjung yang datang cukup pindai kode QR kemudian muncul informasinya.
"Termasuk misal mau pesan paket wisata ke Kacirebonan bisa lewat aplikasi yang kami sediakan mulai dari tiket sampai kuliner yang akan dinikmati setelah keliling keraton," kata Hendra.
Simak Video Pilihan Ini:
Investasi
Hendra mengaku sedang mempersiapkan perangkat tersebut. Rencananya akan dipamerkan pada sesi Tabel Top bulan September mendatang.
Dalam agenda September nanti, Tim Task Force Kacirebonan mengundang seluruh elemen terkait. Mulai dari pengusaha tour and travel hingga buyer dari dalam dan luar negeri untuk melakukan kegiatan B2B.
Hendra menjelaskan, dalam agenda digitalisasi Keraton Kacirebonan tersebut tidak menggunakam skema investor. Tim Task Force mengedepankan skema donasi dan hibah pada program ini.
"Kalau menerapkan skeman investmen kan terikat jadi kami fokuskan hibah dan donasi agar dikelola bersama secara transparansi. Termasuk nanti kami beri pelatihan kepada pengelola keraton agar naik level," ujar Hendra.
Hendra mengaku hingga saat ini masih melakukan inventarisasi data khususnya benda pusaka koleksi Keraton Kacirebonan.
Hendra mengaku sudah mengajukan permintaan informasi kepada Belanda terkait gambar atau denah Keraton Kacirebonan itu sendiri.
"Kami sedang minta gambar ke Leiden University di Belanda. Mudah-mudahan segera dikirim," kata Hendra.
Sultan Keraton Kacirebonan ke IX Raja Abdul Gani Natadiningrat mengapresiasi digitalisasi keraton ini. Program tersebut, kata dia, akan menjadi barometer bagi keraton lain untuk berbenah menyesuaikan perkembangan zaman.
Oleh karena itu, dia berharap seluruh pengelola Keraton Kacirebonan dapat beradaptasi mengikuti zaman.
"Mudah-mudahan kita bisa melakukan hal yang terbaik saat ini dan akan datang," kata Raja Abdul Gani.
Advertisement