Perang Ukraina: Kondisi Pembangkit Zaporizhzhia Berpotensi Bahaya, IAEA Peringatkan Ancaman Bencana Nuklir Parah

Menurut IAEA, pihaknya menerima informasi bahwa pasukan Rusia telah mengevakuasi warga sipil dari kota terdekat, Enerhodar, yang merupakan tempat tinggal sebagian besar staf pembangkit listrik Zaporizhzhia.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Mei 2023, 08:24 WIB
Foto yang dirilis IAEA ini menunjukkan Sekjen IAEA Rafael Mariano Grossi berdiri di samping kendaraan PBB dalam perjalanannya menuju Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia, di tenggara Ukraina, Rabu (29/3/2023). (Dok. IAEA via AP)

Liputan6.com, Kyiv - Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Mariano Grossi menyuarakan keprihatinan mendalam tentang keamanan pembangkit nuklir terbesar di Eropa, Zaporizhzhia, yang dikuasai Rusia.

Grossi mengatakan bahwa kondisi di pembangkit nuklir tersebut semakin tidak terduga, berpotensi bahaya, dan menantang bagi staf fasilitas tersebut serta keluarga mereka.

Menurut IAEA, pihaknya menerima informasi bahwa pasukan Rusia telah mengevakuasi warga sipil dari kota terdekat, Enerhodar, yang merupakan tempat tinggal sebagian besar staf pembangkit listrik Zaporizhzhia. Evakuasi dilakukan di tengah kabar bahwa Ukraina akan melancarkan serangan balasan.

"Kita harus bertindak sekarang untuk mencegah ancaman bencana nuklir yang parah," ujar Grossi seperti dilansir BBC, Minggu (7/5/2023).

IAEA sebelumnya telah mengeluarkan peringatan tentang keselamatan pabrik tersebut, menyusul penembakan yang menyebabkan kerusakan pada instalasi dan pemadaman listrik sementara. Namun, sejauh ini disebutkan tidak terjadi kebocoran radiasi.

Pada Maret 2023, IAEA menyesalkan fakta bahwa pembangkit nuklir Zaporizhzhia menggunakan generator diesel untuk menjaga sistem pendingin vital tetap berjalan menyusul kerusakan saluran listrik. IAEA mengonfirmasi bahwa keenam reaktor di fasilitas tersebut dalam mode mati.

Direktur situs pembangkit nuklir Zaporizhzhia Yuri Chernichuk memastikan bahwa staf operasional tidak dievakuasi dan melakukan segala sesuatu yang diperlukan demi memastikan keamanan.


Jumlah Staf Menurun

Tim penyelamat bekerja di gedung tempat tinggal berlantai lima yang hancur setelah serangan rudal di tengah invasi Rusia ke Ukraina di Zaporizhzhia pada 2 Maret 2023. Serangan Rusia di sebuah blok apartemen di kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan telah menewaskan sedikitnya tiga orang, kata pihak berwenang setempat pada 2 Maret, saat operasi pencarian sedang berlangsung. (AFP/Katerina Klochko)

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, ujar IAEA, jumlah staf di pembangkit nuklir Zaporizhzhia telah menurun.

"Tetapi manajemen telah menyatakan bahwa jumlahnya mencukupi untuk pengoperasian pembangkit yang aman," sebut IAEA.

Pasukan Rusia dilaporkan telah menduduki sebagian besar wilayah Zaporizhzhia, namun tidak termasuk ibu kotanya. Selain Enerhodar, Rusia disebut juga telah memerintahkan evakuasi warga sipil dari 18 lokasi garis depan di wilayah tersebut.

Pada Jumat (5/5), pemimpin wilayah yang diangkat Rusia Yevgeny Balitsky mengatakan, "Dalam beberapa hari terakhir, musuh telah meningkatkan pengeboman di pemukiman yang dekat dengan garis depan."

"Oleh karena itu, saya membuat keputusan untuk mengevakuasi pertama-tama anak-anak dan orang tua, orang lanjut sia, kelompok disabilitas, dan pasien rumah sakit," imbuhnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya